Melati Putih

38 3 30
                                    

Kau bagai jingga berpadu senja yang menambah sempurna bagian indah diantara kisah dan rasa, seakan aku mulai terjatuh di kedalaman yang tak terlihat titik cahaya dan mulai melangkah menuju satu lorong hatimu yang tak berujung.

Mungkin saat hanya mampu mengikuti alur ini aku begitu menikmatinya tanpa ada ketakutan untuk lebih terjerumus dan tak bisa kembali di titik dimana kau dan aku tak ada batas rasa.

Hanya kata sayang yang mampu ku ucap untukmu, namun kegelapan di lorong ini selalu membuatku buta akan segala kekuranganku dan lebih jauh menginjakkan hati menuju lorong setapak yang mulai memperjelas lekuk hatimu yang kau simpan begitu indah penuh kerumitan yang sampai saat ini belum terjamah lelaki bodoh manapun.

Kini kegelapan mulai menambah rasa tuk memilikimu, entah karena apa kau tiba-tiba menjadi sinta dihatiku yang buta terhadap apapun macam rahwana, atau aku ini memang menemukan hati yang gemerlap diantara hitam bongkahan arang yang mulai hancur, biarkan aku gila dengan ini tanpa ada rasa ingin menepi dari badai hitam berkalut ini.

Untukmu selalu semu bagimu yang selalu hadir menghantuiku tanpa ada kejelasan diantara kita yang tak mungkin ku lupa begitu saja disenja yang tak bermakna.

Tak akan kubiarkan melati putih sepertimu melayu begitu saja di terjang teriknya bulan yang tak berkuasa dimalam tanpa bintang, tanpa kau tahu aku akan selalu membayangi malam syahdumu dengan cercaan sajak rindu yang berulang kali kutulis digenangan gerimis. Jangan kau biarkan aku berdiam menggigil bergetar dengan semua sajakmu yang manis dipangkal lidahku ini dan mengurai luka yang kau gores bertubi-tubi tanpa memandang indah gerhana malam ini.

Aku menunggumu disini berdamping cinta tersurat kata yang selalu kau balas tanpa iba disetiap malam berujung luka.

Senja kala GerimisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang