Prolog.

6 2 2
                                    

Seorang perempuan yang sudah menggunakan seragam SMA barunya itu sedang melihat dirinya di depan cermin berukuran lebih besar dari ukuran butuhnya.

Hari pertama bagi Clara Nathania Hardy sebagai siswi SMA. "Hari pertama gue di SMA" Clara lantas berpaling ke handphone nya karena benda itu bergetar, menandakan ada pesan masuk dari seseorang untuknya pagi ini. Melihat nama yang tertulis dilayar tersebut, perempuan yang biasa dipanggil Rara itu segera memasukkan passcode dan membalas pesan dari seseorang di seberang sana yang sudah berhasil membuatnya tersenyum pagi ini.

Daffa Hanggoro : Pagi ra.
Daffa Hanggoro : jangan lupa sarapan y sahabat gue!
Clara Nathalia : Pagi juga.
Clara Nathalia : orang mah ingetin diri sendiri dulu biar ga lupa!
Daffa Hanggoro : masih untung ada yang mau ngingetin lo.
Clara Nathalia : iyain.

Entah apa pesan dari Daffa sehingga membuat Clara tersenyum. Perdebatan kecil yang biasa mereka lakukan dimanapun dan kapanpun. Ada perasaan janggal saat laki-laki yang sudah menjadi sahabatnya selama tujuh tahun terakhir itu menyebutnya dengan kata sahabat. Mungkin bagi Daffa itu hanya kata biasa dan status yang memang mereka jalani sekarang. Tapi bagi Clara, kata sahabat itu membuatnya sadar akan perasaan yang sudah ia pendam selama duduk di kelas 2 SMP. Perasaan yang lebih dari sahabat.

***

Laki-laki yang baru keluar dari kamar mandi dan hanya memakai handuk yang menutupi pinggang sampai betis itu duduk di bibir tempat tidur. Ia mencari handphone miliknya. Jam yang menunjukan pukul 5.56 pertama kali terlihat ketika benda itu menyala sebelum memasukan passcode. Daffa membuka applikasi Line dan membuka kolom obrolan dirinya dengan sahabat perempuan yang satu-satunya ia miliki. Mengucapkan selamat pagi ke Clara adalah salah satu rutinitas yang biasa Daffa lakukan. Setelah terjadi perdebatan kecil antara dirinya yang berujung dengan Clara yang mengalah, Daffa bangkit dari kasurnya dan segera mempersiapkan diri untuk masuk ke sekolah baru, lingkungan baru, dan teman baru. Kecuali Clara. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, Daffa dan sahabatnya itu memang selalu berada di sekolah yang sama. Bahkan terkadang mereka berada di kelas yang sama. Tidak ada kata bosan untuk mereka yang bisa dibilang sudah seperti saudara kandung. Walau salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dan tidak diketahui oleh yang lainnya.

**************

Sorry ya cuma dikit. Namanya juga prolog hehe. Semoga suka ya! Jangan lupa vote.

Makasih!!!

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 10, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Disappeared To Start Again.Where stories live. Discover now