work

975 102 21
                                    






Sinar mentari masuk melalui celah-celah gedung tua itu. Memberi sedikit rasa hangat bagi dua sosok kecil yang masih terbuai alam mimpinya. Mengarungi mimpi indah mereka yang jauh dari penderitaan. Meresapi tiap detik kebahagiaan yang hanya bisa mereka rasakan di alam mimpi. Dan mereka tentu saja berharap dapat menikmati kebahagiaan dalam dunia nyata mereka.


Dunia seakan terlihat terlalu kejam bagi dua sosok mungil yang polos dan hidup tanpa di dampingi orang dewasa. Tapi siapa yang bisa melawan takdir jika Tuhan telah menggariskannya? Eunhyuk dan Donghae hanya mampu menjalaninya semampu mereka.



Eunhyuk mengerjapkan kedua bola matanya membiasakan cahaya yang masuk ke retinanya. Detik berikutnya ia tampilkan senyuman manisnya melihat wajah polos nan damai adiknya. Ia elus pipi gembul Donghae dengan sayang. Memeluknya erat menyalurkan kehangatan bagi adiknya.
"Hyung menyayangimu saeng," bisik Eunhyuk



Tak ada yang dilakukan bocah berusia 10 tahun itu selain tetap memeluk erat tubuh kecil adiknya. Donghae pun masih nyaman menyelusupkan wajahnya pada dada sang hyung. Eunhyuk menerawang jauh memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan hidup. Ia harus mendapatkan pekerjaan untuk menyambung hidupnya dan sang adik.



Sejenak ia teringat akan baju-bajunya yang ia titipkan di rumah salah satu tetangganya di rumah kecilnya dulu. Sepertinya ia harus mengambilnya mengingat sebentar lagi musim dingin, bahkan kini udara sudah terasa menusuk tulang. Ia meringis perih membayangkan keadaan adik kecilnya yang harus tinggal di gedung tua yang terbuka seperti ini di tengah musim dingin.
"Eungh," lenguh Donghae


Eunhyuk menampilkan gummy smilenya menyapa sang adik yang mulai terbangun. Sekali lagi ia usap pipi bulat penuh bocah 5 tahun itu. Perlahan mata chocolate caramel bocah menggemaskan itu terbuka.
"Pagi Donghae-ya," sapa Eunhyuk ceria
"Hyung," suara serak Donghae mengalun indah pada telinga Eunhyuk
"Bagaimana tidurmu apa nyenyak heum?" tanya Eunhyuk
"Hyung," gumam Donghae dengan mata berkaca-kaca


Eunhyuk seketika merasa cemas akan keadaan adik kecilnya. Biasanya Donghae akan rewel saat ia tidak enak badan. Eunhyuk membantu sang adik untuk duduk dan memeriksa suhu tubuh adiknya. Namun sedari ia bangun tak ada tanda-tanda jika adiknya demam.
"Waeyo heum? Ada yang sakit?" tanya Eunhyuk khawatir
"Hiks hiks," Donghae hanya terisak membuat sang hyung semakin khawatir
"Hey saeng waeyo? Katakan pada hyung jika ada yang sakit," ucap Eunhyuk penuh dengan raut khawatirnya
"Hyung hiks Hae takut hiks hiks," lirih Donghae di sela isakannya sambil menubrukkan tubuh mungilnya pada pelukan hyungnya.
"Gwaenchana Hae. Hae tidak perlu takut tidak ada apa-apa disini," bisik Eunhyuk menenangkan




Eunhyuk membawa tubuh mungil Donghae dalam gendongannya. Mengusap lembut helai halus surai hitamnya. Ia bawa sang adik keluar gedung agar bocah itu tidak ketakutan lagi. Miris ia rasakan saat terlalu memaksa adik kecilnya untuk tinggal di bangunan tak layak huni itu. Ia sangat menyesal dalam hatinya namun ia tak ada pilihan lain. Tidur di gedung tua itu atau tidur di jalanan hanya itu pilihan yang ada bagi keduanya. Eunhyuk melangkahkan kakinya menjauhi gedung menyeramkan itu.
"Gwaenchana Hae uljima," ucap Eunhyuk



******



Eunhyuk melangkahkan kakinya kesebuah toko kecil di pasar dekat gedung tua tempat tinggalnya di ikuti langkah kaki sang adik. Setelah memantapkan hati Eunhyuk menghampiri seorang yeoja paruh baya yang merupakan pemilik toko sembako tersebut.
"Chogio ahjuma," ucap sopan Eunhyuk
"Nde apa ada yang kau perlukan?" tanya yeoja paruh baya itu
"Ah mmm ahjuma bisakah anda memberi saya pekerjaan?" tanya Eunhyuk ragu


Yeoja paruh baya itu memperhatikan sosok kecil Eunhyuk dan Donghae yang bersembunyi di belakang tubuh kurus hyungnya. Eunhyuk hanya menunduk tak berani menatap wajah sosok didepannya.
"Kau masih terlalu kecil untuk bekerja. Dimana orang tua kalian?" kata yeoja itu dengan lembut
"Orang tua kami sudah bersama Tuhan ahjuma. Hyukie hyung bilang appa dan eomma sedang berlibur bersama Tuhan di tempat yang jauh," jawab Donghae dengan polosnya


Tes


Satu air mata lolos dari pelupuk mata Eunhyuk namun dengan cepat ia menghapusnya dan ia berikan senyuman manisnya pada sang adik. Donghae membalas senyuman sang hyung dengan senyum polosnya. Yeoja paruh baya itu terenyuh melihat wajah polos Donghae.
"Siapa namamu anak manis? Kemarilah ahjuma punya permen untukmu," kata yeoja itu dengan lembut sambil mengambil lollipop dari toples yang ada di dekatnya


Donghae tersenyum lebar dan melangkahkan kakinya mendekat pada sosok yeoja itu. Ia terima dengan senang hati lollipop tersebut.
"Lee Donghae imnida. Gamsahamnida ahjuma," ucap Donghae sambil membungkukkan tubuhnya sopan
"Aigo pintarnya," puji yeoja itu sambil mengusap puncak kepala Donghae



Yeoja paruh baya itu memberikan sebatang lollipop juga pada Eunhyuk. Ia tersenyum hangat pada bocah itu.
"Siapa namamu heum?" tanya yeoja itu lembut
"Lee Hyukjae imnida tapi ahjuma bisa memanggilku Eunhyuk. Gamsahamnida ahjuma," jawab Eunhyuk sambil menerima permen itu
"Nah Eunhyuk-ah kau bisa membantuku merapikan barang-barang yang ada di toko ini," kata yeoja itu ramah
"Ah namaku Shin Eunjung," lanjut yeoja paruh baya itu
"Nde gamsahamnida ahjuma," ucap tulus Eunhyuk sambil membungkukkan badannya 90'



*****




Donghae sedari tadi hanya duduk diam memangku kedua pipi bulatnya dengan kedua tangan kecilnya memperhatikan sang hyung yang sibuk menata barang dagangan di toko Shin ahjuma. Bocah itu terlihat sangat bosan namun tidak protes sama sekali. Donghae meski baru berusia 5 tahun, tapi ia mengerti akan keadaan hidupnya bersama dengan sang hyung sehingga ia tak banyak protes.



Eunhyuk beberapa kali melihat sang adik dari ekor matanya. Seketika ia merasa bersalah pada Donghae karena ia tahu bocah itu tengah bosan hanya berdiam diri. Ia ingin mengajak sang adik bermain, tapi apa daya? Ia harus bekerja untuk sekedar membeli makan bagi sang adik.




Donghae yang sudah di puncak bosannya memilih berjalan ke depan toko memperhatikan hiruk pikuk keramaian pasar tersebut. Manik caramelnya berpendar mencari sesuatu yang bisa menghilangkan rasa bosannya.
"Ugh Hae bosan," gerutu Donghae pada akhirnya


Menggembungkan pipi gembulnya dan menghentakkan kedua kakinya sebal. Ia berjongkok dan lebih memilih memperhatikan semut-semut kecil di dekat kakinya.
"Semut, Hae bosan. Tidak ada yang mengajak Hae main," curhat Donghae pada semut-semut itu



Eunhyuk yang tak sengaja mendengar gerutuan sang adik hanya terkekeh. Ia kembali sibuk merapikan barang yang ada ke rak-rak toko dengan cepat agar ia bisa menemani sang adik bermain.
"Hae jangan jauh-jauh bermainnya. Tunggu hyung sebentar lagi selesai," pesan Eunhyuk sembari melirik sang adik
"Arraseo hyung," sahut Donghae patuh





****"*




Matahari telah di puncaknya memancarkan cahaya nan menghangatkan manusia menjelang musim dingin ini. Di tengah ramainya aktivitas manusia terdapat dua sosok kecil yang berjalan dengan bergandengan tangan menyusuri kerasnya aspal jalanan. Lee bersaudara itu melangkah dengan ringan sambil memamerkan senyum manis nan menggemaskan mereka. Langkah mereka semakin hangat di iringi celotehan si kecil dengan binar polosnya. Sesekali ia akan menggaruk pipi gembulnya yang memerah di bawah terik matahari. Keringat menyembul dari pori-pori kulitnya namun ia tetap riang melangkahkan kedua kaki kecilnya. Sang hyung pun tampak bahagia melihat adiknya berceloteh dan tertawa riang.




Hari ini Eunhyuk teramat bersyukur karena mendapat pekerjaan meski hanya sebatas penata barang di toko Shin ahjuma. Setidaknya hari ini ia bisa membeli makanan untuk sang adik. Ia berterima kasih kepada yeoja paruh itu yang telah berbaik hati memberinya pekerjaan dengan upah harian bahkan yeoja itu sangat baik padanya dan sang adik karena membelikan mereka makan siang.



*******



Sekitar 40 menit mereka habiskan waktu untuk berjalan kini mereka telah sampai di gedung tua tempat tinggal mereka. Eunhyuk dengan hati-hati membaringkan tubuh gembul sang adik yang tertidur dalam gendongannya. Ia tepuk-tepuk pelan perut adik kecilnya saat Donghae sedikit terganggu tidurnya ketika ia membaringkannya.
"Tidur yang nyenyak saeng. Hyung menyayangimu," bisik Eunhyuk pelan





TBC

Special chapter tanpa siksaan untuk duo Lee 😀


Run To The WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang