Baek Aerin, gadis dengan rambut coklat sepinggang itu menatap keluar dari jendela kelasnya. Hari ini sangat membosankan baginya, pelajaran terakhir berlalu sia-sia karena guru yang seharusnya mengisi jam pelajaran itu mendadak terkena diare dan 15 menit lagi bel pulang sekolah berbunyi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ia menghela nafas perlahan dan meletakkan kepalanya di atas meja menghadap ke jendela. 'Hari ini ulang tahunku yang ke-17. Tapi aku bahkan tidak mempunyai kekasih dan juga first kiss. Andai saja aku memiliki kekasih yang hebat seperti EXO, aku pasti akan sangat-sangat bahagia.' Batinnya.
DRRT!
Handphone gadis itu bergetar, dengan malas Aerin melihat handphone-nya. Terdapat satu notifikasi disana.
'Aplikasi EXO Dating Game telah terinstal, ketuk untuk membukanya.'
"Eh, aku tidak ingat pernah menginstall aplikasi ini." Gumam Aerin pelan, takut mengganggu teman-temannya yang sedang belajar. "Mungkin lebih baik aku melihatnya sebentar."
Aerin membuka aplikasi tersebut, terlihat foto sembilan member EXO dengan caption...
'Selamat datang di EXO Dating Game. Cobalah dan mainkan.'
Cara bermain :
1. Tekan Play untuk memulai 2. Pilih salah satu dari sembilan pintu untuk menentukan urutan pertama hingga seterusnya 3. Nikmati waktu 15 menit mu untuk berkencan dengan mereka semua 4. Selamat bermain!
"Hanya seperti ini cara bermainnya? Ini terlalu mudah."
Segera saja Aerin mengetuk kata Play di handphone-nya. Muncul sembilan gambar pintu dengan warna dan bentuk yang berbeda. Dengan keyakinan kuat Aerin memilih pintu berwarna hitam dengan beberapa ukiran bernomor 7.
'Nikmati waktu berkencan mu dengan "Class Leader" semoga beruntung.'
"Apa ini? Kenapa namanya tidak muncul? Ini namanya penipuan." Gerutu Aerin kesal.
"Baek Aerin, kenapa kau memainkan handphone di dalam kelas?" Tegur seseorang.
Aerin mendongak dan mendapati seorang namja tengah berdiri di depannya dengan kedua tangan di depan dada. Mata gadis itu membulat ketika mengetahui seseorang yang ada di hadapannya. Kedua tangannya menutup mulut yang sedari tadi terbuka karena terkejut.