Epilog

27.4K 1.6K 39
                                    

Epilog

"Appa!!!" teriak seorang gadis kecil yang sangat imut sambil berlari ke seorang lelaki tampan yang baru saja menyelesaikan sesi pemotretannya di sebuah studio foto di daerah Gangnam. Lelaki tampan itu pun tersenyum lebar dan berjongkok untuk menyambut gadis kecilnya ke dalam pelukan.

"Halo, gadis kecilku" kata lelaki itu sambil memeluk erat gadis kecilnya. Rasanya kangen sekali dengan buah hati satu-satunya itu setelah seminggu tidak melihatnya.

"Appa, Appa! Yuna bawa oleh-oleh untuk Appa dari Jakarta" kata gadis kecil yang bernama Yuna itu dengan bersemangat. "Kata Mama, Appa akan suka sekali dengan oleh-oleh yang Yuna bawa"

"Memangnya kamu bawa apa?" tanya lelaki itu sambil menggendong gadis kecilnya. Semua kru pemotretan yang ada di sana tersenyum gemas melihat tingkah laku putri penyanyi terkenal itu.

"Yuna bawain Appa bakso" katanya dengan polos.

Lelaki itu pun tertawa mendengarnya. "Bagaimana Yuna tahu kalau Appa suka sekali makan bakso? Yuna bisa baca pikiran Appa ya? Wah, kamu semakin pintar saja ya"

Yuna pun meringis girang mendengarnya. Dia pun mengecup pipi Appa-nya dengan penuh sayang.

"Yuna sayang sama Appa"

"Appa juga sayang sama Yuna"

"Kalian berdua akrab sekali. Terus siapa yang sayang sama Mama?" kata seorang wanita yang berjalan dengan anggun ke arah keduanya.

"Yuna!"

"Appa!"

Jawaban mereka yang serempak membuat seluruh penghuni studio saat ini tertawa. Wanita itu pun tersipu malu mendengar kedua orang favoritnya dengan semangat mengatakan mereka menyayanginya.

"Mama juga sayang, Yuna dan Appa" katanya dengan senyum lembut.

"Hai, Sayang. Apa kabar? Aku kangen sekali" kata lelaki itu sambil merangkul pinggang istrinya dan mengecup bibirnya kilat. "Kenapa kamu tidak bilang kalau akan pulang hari ini? Aku kan bisa jemput"

"Kamu kan sibuk. Lagipula Yuna senang sekali berkeliling naik bis dan kereta. Dia bosan selalu naik mobil"

Muka lelaki itu pun sedikit terlihat cemas. "Tidak apa-apa kalian naik kereta? Tidak ada yang..."

"Kai, tenang lah. Kami baik-baik saja. Tidak mungkin ada yang tega menyakiti anak selucu Yuna kan?" kata wanita itu sambil mencubit pipi Yuna dengan gemas.

"Appa, Mama, Yuna mau main di sana boleh?" tanyanya sambil menunjuk area bermain yang khusus disediakan untuk anak-anak.

Kai menurunkan Yuna dari gendongannya dan mengusap kepala gadis kecilnya dengan lembut.

"Mainnya hati-hati ya, Yuna"

"Oke" jawab Yuna sambil membentuk huruf O dengan jari jempol dan telunjuknya.

Yuna pun berlari ke tempat bermain itu dengan ceria. Membuat kedua orang tuanya menggeleng geli melihatnya.

"Kai-ssi" panggil seorang lelaki paruh baya.

"Ne, hyung"

"Untuk hari ini schedule-mu hanya ini saja. Besok pagi aka nada interview dengan stasiun TV KBS untuk acara Morning Show mereka. Jadi, sekarang kamu istirahat dulu dan nikmati waktumu dengan istri dan anakmu"

Kai cukup terkejut mendengar ternyata dia punya waktu kosong setelah ini, karena biasanya jadwalnya sangat lah padat. Apalagi dia baru saja mengeluarkan album solonya yang sangat laku di pasaran. Tapi dia kemudian tersenyum senang, karena hal ini berarti dia bisa meluangkan waktunya dengan keluarganya, hal yang sangat sulit dilakukan ditengah kesibukannya.

One Shot - Miracle in DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang