Pagi ini sama seperti pagi kemarin, kami memulai sarapan pada pukul delapan pagi karena masa libur panjang pasca pergantian tahun dan sayangnya sarapan pagi ini pun sama saja seperti kemarin.
"Ma, kenapa pagi ini kita makan pempek[*] lagi? 'Ngga baik loh makan cuka terus di pagi hari." Celetukku.
"Sudah kakak diem aja, bantuin bikin sarapan juga 'ngga, kakak kan sibuk nonton Korea."
Mataku mulai menyipit, melihat adikku yang kini sibuk meleletkan lidahnya kearahku.
"Heh! Jadi anak kecil gausah nenes[*] amat ya."
"Loh, kan emang bener."
"He-"
"Fannes, udah gede masih aja diladenin. Lagian bener kata Kevin, kamu itu ya, pagi, siang, malem, subuh Koriya terus." Ucap mama ikut-ikutan mengomeliku.
"Korea, ma." Koreksiku.
"Ya, Koriya. Mama 'ngga ngerti kenapa kamu tahan banget liat telpon sama komputer berjam-jam, makanya mata kamu kabur. Kamu mau mama ajak ke rumah sakit buat operasi laser?"
"Smartphone dan Laptop, ma."
"Nah, iya itu maksud mama. Kalau gini ter.."
Tuh'kan, aku udah berfirasat omongan adikku ini bakal berlanjut ke mama. Adikku, Al Kevin Leandro umurnya 'ngga terlalu jauh dariku. Kami cuma berbeda empat tahun tapi ia selalu menganggapku lebih mudah darinya. Dan entah kenapa ia suka sekali memancing emosiku. Ya, sebenarnya dulu ketika ia masih sekolah dasar aku juga sering menjahilinya karena ia tidak berdaya melawanku, aku tidak menyangka sekarang ia sudah berani seperti ini.
"Fannes denger 'ngga omongan mama, ini penting buat kamu."
"Ugh! Iya, mama. Tapi kan, aku suka Korea juga awalnya dari mama. Inget ngga, waktu aku SD mama sibuk nonton Jang Geum[*], kan gara-gara itu aku jadi suka nonton Korea."
Mama mulai menaruh makanannya, lalu kulihat Kevin melebarkan senyumannya, senang melihat diriku diomeli oleh mama.
"Ya, tapi reaksimu itu loh, berlebihan. Bisakan biasa aja liat orang-orang Korea, ngga musti gigit jari, bantal atau remote tv. Mama khawatir liatnya."
"Wajar mama, namanya anak muda. Bu-"
"Ini bisa diam tidak?! Dibiarin dari tadi debat terus. Pusing kepala dengernya, libur bukannya tenang malah sakit kepala denger celotehan kalian."
Itu suara papa, orang yang paling ditakuti di rumah ini. Beliau pun mengambil kopinya dan berlalu dari meja makan meninggalkan kami yang terdiam, bahkan mama pun yang notabenenya istri tercinta papa takut banget kalo papa udah marah. Ya, aku harap, sih aku dapet suami kayak Choi Siwon Super Junior yang baiknya kayak malaikat. 'Ngga kayak papa.
"Tuhkan, mama sih sama Fannes, debat mulu setiap pagi. Ini juga si Kevin, cowo tapi suka banget nyulut emosi kakaknya."
Kali ini, kakak tertua yang mulai angkat bicara. Ya, biasanya sih gitu kalo papa udah marah, nih kakak mulai ngomong. Namanya Al Fenny Leandro, satu tahun sepuluh bulan lebih tua dariku. Karena jaraknya yang terpaut dekat, kami suka dibilang kembar. Kalo dia marah, mending kita ambil langkah jauh. Berbeda denganku yang kalau emosi bakal bicara sepanjangan, kak Fenny beda lagi. Dia bakal pake kekerasan, kalo ngga lebam ya berdarah.
Dan yah, bahkan di pagi hari pun kehidupan seorang fangirl dilalui dengan sulit jika orang tuamu tak merestui dirimu menjadi seorang fangirl.
"Ha-ah." Helaan nafaslah yang dapat kulakukan.
.
.
.
.
Catatan :
[*]Pempek : Makanan khas Palembang yang terbuat dari gilingan ikan dan tepung terigu, biasanya diiringi dengan cuka/sambel/cabai.
[*]Nenes: Plesetan kata nyenyes atau cerewet.
[*]Jang Geum/ Dae Jang Geum/Jewel In Palace(2003) : Salah satu drama korea tentang tabib wanita pertama di korea yang pernah tayang di pertelevisian Indonesia.A/N: Hallo '-')/ Terima kasih telah menyempatkan untuk membaca Fangirl Habit .-. Sebenarnya ini adalah akun kedua saya di wattpad haha. Karena akun satunya lagi khusus untuk cerita-cerita tertentu, untuk pemanasan di akun ini saya membuat cerita bertemakan slice of life dari seorang fangirl. Awalnya saya ingin membuat cerita Fanfiction dengan beberapa idol korea, tapi saya rasa untuk sekarang saya akan membuat cerita ringan terlebih dahulu. Maka dari itu, terlintaslah ide untuk membuat kebiasaan sehari-hari seorang fangirl. Hoho.
See ya in the next part or chapter, don't forget to vote or comment '-')b Thanks ^0^

KAMU SEDANG MEMBACA
Fangirl Habit
Teen FictionFannesya mengatakan bahwa ia terlahir untuk menjadi seorang fangirl. Bagaimanakah kehidupan sehari-hari Fannesya sebagai fangirl? Apakah menyenangkan? Atau malah sulit untuk dijalani? [A/N: Story created to entertain the reader not to the arena of w...