Mirror

3 0 1
                                    

Aomine suntuk. Kepalanya sumpek. Seharian ini yang dilakukannya hanya uring-uringan dikamar. Gimana nggak bosan coba. Sekarang adalah minggu tenang sebelum Ujian Akhir kelulusan SMA. Dia bahkan sudah mencatat jadwal untuk main basket one-on-one sama rival semampusnya, Kagami Taiga. Namun apa ada, ternyata Kagami harus pulang ke Amerika. Urusan keluarga, katanya.

Liburan tinggal lima hari lagi. Setelah itu ujian diadakan selama tiga hari berturut-turut. Lalu pesta perpisahan dilaksanakan di akhir minggu setelah ujian.

Pikiran Aomine melayang kembali ke masa-masa awal menenal Kagami. Saat itu Kagami pindah ke SMA Teikou di awal kelas dua, kelasnya Aomine. Yang Aomine lihat dari Kagami waktu itu adalah sosoknya yang seperti harimau. Iya, harimau yang beralis cabang. Aomine tak pernah menyangka kalau dibalik kegarangan sosok itu, tersimpan karakter yang selama ini dicari Aomine. Keras kepala, ceplas-ceplos, dan yang terpenting, punya semangat untuk mengalahkan Aomine.

"Lo nggak bakal bisa ngalahin gue, Bakagami. Yang bisa ngalahin gue hanya gue," kata Aomine saat mereka one on one di lapangan basket deket apartement Kagami.

"Diam lo! Gue pasti bisa ngalahin lo! Ayo main lagi." tantang Kagami menggeram.

"As your wish, princess."

"Ahomine sialaaan!"

Aomine terkekeh sendiri mengingat-ingat pertemanan, ralat, persahabatannya bersama Kagami. Kagami itu unik. Dia satu dari sekian juta manusia. Dia benar-benar mengagumkan.

Tidak bertemu dan berkomunikasi dengan Kagami beberapa hari ini, membuat Aomine sadar bahwa seberharga itulah persahabatan mereka. Dan kenyataan yang paling menghantam harga dirinya adalah, Aomine merindukannya.

"Ugh, sempet tau si baka itu kalo gue kangen dia, mati aja gue!" gumam Aomine bermonolog.

Pikirannya kembali melayang saat dia menginap di apartement Kagami ketika mereka ada tugas membuat paper. Diselingi rebutan kentang goreng yang dibuat Kagami. Saat itu, Aomine sadar kalau kapasitas otak mereka sama-sama pentium satu. Mereka berkutat dengan bagian masing-masing sampai tertidur dengan kepala Kagami dipangkuan Aomine. Wajah damai Kagami saat tidur terekam jelas dikepala Aomine. Begitu tenang, membuat Aomine tanpa sadar membelai puncak kepala merah itu. Saat menarik tangannya, Aomine mendapati sejumput rambut yang rontok. Rambut Kagami.
Entah berapa lama Aomine tidur. Paginya, saat dia terbangun, dia mendapati Kagami sedang di dapur, memasak, dan memakai celemek pink bermotif harimau.

Aomine ngakak sendiri mengingat kejadian dimana seharian penuh dia menertawakan Kagami dan baru berhenti setelah kepalanya dihantam pakai bola basket. Aomine masih senyum-senyum sendiri mengingat kejadian-kejadian lucu bersama Kagami, sampai ia mendengar ponselnya berdering.

Baka's calling.

Aomine nyaris lompat dari tempat tidurnya saat Kagami menelpon. Dia cengar-cengir kegirangan sambil ber-yes-yes nista, kemudian memukul kepalanya sendiri saat sadar dirinya terlihat seperti anak gadis kasmaran.

Aomine berdeham pelan, "Ya,"

"Ahooo, apa kabar loo??" seru orang disebrang sana kelewat kencang. Aomine sampai harus menjauhkan ponselnya dari telinga.

Stay cool, Aomine. Batinnya.

"Kenapa? Kangen lo sama gue?" Goda Aomine.

"Iya, kangen banget malah!"

Nyeesss. Serasa ada bongkahan es terjun bebas ke perutnya. Aomine speechless. Ternyata rindunya terbalas, meski Aomine tidak akan mengakuinya.

"Gue tau lo juga kangen gue. Kan?" tuding Kagami terkekeh disebrang sana. Aomine beku ditempat.
Inilah Kagami-nya. Kagami yang seenaknya, tapi setiap kalimatnya terasa menohok jantung Aomine.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MirrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang