"Ara...!" Aku mendengar kakak senior yang menjadi kakak pembina di kelompok kami memanggilnya. Setiap kelompok dibagi menjadi 20 kelompok nama bunga yang terdiri dari 25 orang. Kelompokku bernama Matahari. Ara mendekati kakak senior di kelompokku. Mereka berdua terlihat akrab. Aku yang melihatnya terpaku. Waktu terasa berhenti ketika dia tersenyum. Lesung pipi di kedua pipinya membuat karisma yang dimilikinya bertambah. Aku juga ingin menempelkan kedua jariku di kedua lesung pipinya. Melihatnya membuatku merasakan sesak. Semua yang ada pada dirinya kusukai. Aku rasa aku sudah mulai gila. Gila karena tergila-gila dengannya. Kakak senior yang baru saja aku tahu namanya Arga, menginstruksikan kepada ketua kelompok kami dan ketua-ketua kelompok lain hal-hal yang harus kami lakukan selama 3 hari ke depan. Dia berdeham kemudian berbicara dengan lantang memakai toa meminta kami memperhatikan apa yang ingin dibicarakan.
"Adik-adik sekalian. Suatu kehormatan sekali kelompok kita dikunjungi oleh presiden mahasiswa kampus ini. Mungkin ada yang ingin berkenalan dengannya? Kakak berikan kesempatan. Kalian beruntung presiden kita ini datang kesini sendiri tanpa perlu bersusah payah untuk berkenalan."
Aku melihat Ara meninju pelan lengan Kak Arga. Tapi dia mengambil juga toa yang digunakan Kak Arga memanggil kami.
"Selamat pagi adik-adik. Selamat datang di acara penyambutan mahasiswa-mahasiswi baru. Nama saya Ananda Arahiro. Biasa dipanggil Ara. Saya merupakan mahasiswa jurusan ekonomi manajemen dan kira-kira 8 bulan lagi wisuda dan kebetulan juga saya menduduki posisi sebagai presiden mahasiswa di kampus ini. Jika adik-adik membutuhkan bantuan tentang kampus ini atau pun ingin menyalurkan aspirasi yang berguna untuk mengembangkan kampus kita menjadi lebih baik lagi atau tertarik untuk bergabung di organisasi-organisasi di kampus ini, adik-adik bisa bertanya dengan saya atau pun kakak-kakak senior yang mendampingi setiap kelompok, terutama kakak ini. Apalagi soal masalah cinta, kampus ini memiliki seorang pakar dan orang itu adalah Arga yang ada di depan kalian ini." Ara memegang pundak Kak Arga. "Kak Arga ini juga pengalamannya sudah tidak diragukan lagi. Rekam jejak hubungan percintaan terakhir adalah 3 hari yang lalu. Berarti Kakak ini lagi kosong. Kesempatan bagi adik-adik yang ingin menjadi pacar kakak ini selanjutnya. Jika berminat, silahkan adik-adik mendaftar untuk menggebet."
Pembicaraan yang kupikir serius berakhir dengan promosi. Kami tertawa karena tidak menyangka laki-laki ini yang tampangnya beberapa menit yang lalu kelihatan serius, keluar sifat aslinya yang ngocol abis. Aku merasa melihat karakter Lupus* pada Ara. Sedangkan yang jadi topik pembicaraan udah mingkem menarik-narik toa dari Arga supaya Arga menghentikannya mempermalukan Ara.
Aku melihat keakraban dan kekompakan mereka. Saling mempermalukan atau bercanda menunjukkan persahabatan keduanya. Lalu datanglah seorang wanita bertubuh mungil yang imut mendatangi mereka. Ara dan Arga lalu menyambut wanita itu dengan senyum yang lebar. Ara mengusap rambut wanita itu sedangkan Arga mencubit pipi gadis itu. Aku sendiri iri berharap aku juga bisa dekat dengan mereka terutama Ara. Aku mendengar bisik tetangga, nama wanita itu Aina. Ara, Arga, dan Aina adalah sahabat dekat dan mereka dikenal sebagai 'Tiga A'. Tiga A ini merupakan bintang kampus yang terkenal. Ara, laki-laki yang ramah kepada siapa saja, baik dan tenang. Arga kebalikannya. Pendiam, cuek tapi seorang player. Sedangkan Aina, ramah dan pintar. Pokoknya mereka saling melengkapi.
Bagaimana kisahku bisa berada di tengah-tengah mereka? Aku pun tidak sadar bagaimana aku bisa hadir di tengah-tengah hubungan mereka. Aku adalah orang yang impulsif. Aku melakukan sesuatu terlebih dulu baru memikirkan akibatnya. Aku percaya bahwa jika kau ingin mengejar seseorang maka cara terdekat adalah mendekati lingkungan sekitar. Itu termasuk teman-teman Ara.2016
"Ke, dibilangin sama Pak Manajer tadi. Kita disuruh ngerapiin meja kita yang berantakan. Soalnya Pak Manajer bilang manajer yang baru nggak suka sesuatu yang berantakan. Apalagi kayak meja elo. Tumpukan kertas dimana-dimana. Ini tumpukan elo kumpulin dari tahun berapa? Banyak banget. Bisa dikiloin, kata Lona merepet tanpa henti."
"Emang kapan kita pisah sambut dengan para manajer? Ah gue sungkan banget ngebersihin ni berkas. Ada banyak laporan yang mesti gue selesein malam ni juga. Dan ini perintah Pak Marwan. Buat laporan ke manajer baru. Arrggggh... gue bingung mana dulu yang mesti dikerjain?"
"Elo minta tolong aja sama Babang Ipnul. Dia kan nasir lo. Cukup elo berikan senyuman, klepek-klepek deh Babang Ipnul. Nah kalo udah gitu, dia bisa elo suruh bersihin tu meja. Jangan lupa, anak orang dikasih makan. Nggak cukup hanya makan senyuman lo doang."
"Tumben ide lo cemerlang. Ya udah. Gue ke pantri dulu. Mau ketemu Babang Ipnul. Mudah-mudahan Babang Ipnul tingkahnya nggak senorak anak cabe-cabean."
![](https://img.wattpad.com/cover/91083378-288-k974114.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MADLY FALL IN LOVE, DEEPLY HURT
ЧиклитKetika kau jatuh cinta kata pertama sebelum cinta adalah jatuh. Ketika kau jatuh maka kau terluka. Sudah banyak orang yang mengingatkanku untuk berhati-hati, tapi tidak ada yang mengingatkanku dengan pedihnya luka ini. Karegia Kirana