💓

1.8K 306 104
                                    

Doyeon memandang kearah makam didepannya dengan wajah memerah—menahan tangis.


Ia sudah berada disana—pemakaman umum Seoul semenjak 1 jam yang lalu. Dan yang ia lakukan hanya menatap makam di depannya dengan tatapan nanar.



Doyeon berjongkok di depan sebuah makam yang terlihat sudah lama. Gadis itu menghela nafas pelan lalu mulai mencabuti rumput rumput liar yang tumbuh disekitarnya dengan perlahan, dan kemudian ia letakkan di samping makam tersebut.



"Halo, sayang."



Doyeon berkata dengan suara lirih, air matanya turun dengan perlahan, disusul dengan titik titik air yang turun dari langit—hujan.




Doyeon tidak memperdulikan dirinya yang sudah setengah basah akibat hujan yang kian deras. Ia mengusap batu nisan di depannya—batu nisan milik kekasihnya.



"Udah setahun. Setahun kamu pergi ninggalin aku disini, sendiri. Meninggalkan luka yang bahkan belum seorangpun dapat menyembuhkannya."



Hujan kian deras—dan kini dirinya sudah basah sepenuhnya, air matanya yang semakin deraspun bercampur dengan air hujan. Menyisakan dingin yang dapat Doyeon rasakan, tetapi gadis itu tidak berkutik dan melanjutkan perkataannya.



"Kamu bohong sama aku, kamu bilang kamu bakal disisi aku selamanya, kamu gak bakal ninggalin aku, tapi sekarang? kamu ninggalin aku."




Gadis itu tersenyum dalam tangis. Ia memejamkan matanya sesaat lalu menggigit bibir bawahnya.


"Dan kamu tau hal yang paling menyakitkan dari ditinggalkan? itu ialah mengetahui bahwa kamu dilupakan lebih dulu."



Doyeon menggigit bawahnya, berusaha menahan air mata yang mengalir semakin deras di pipinya, tapi kemudian ia menguatkan hatinya lalu kembali melanjutkan kalimatnya.



"Sayang, kamu pernah bilang, kalo aku harus pergi, pergi mencari kebahagiaanku yang lain, tapi asal kamu tau—



kebahagiaanku itu kamu, dan sekarang jika kamu yang pergi, bagaimana aku bisa bahagia?"




Doyeon mendongak memandang langit mendung yang dihiasi hujan. Ia tersenyum samar—mengabaikan rasa dingin yang kian menjalar di sekujur tubuhnya.



"Kamu inget ga? biasanya saat hujan gini, aku selalu minum coklat panas, ditambah pelukan kamu—yang membuat dinginnya hujan kalah dengan hangatnya pelukan kamu."



"Tapi sekarang, bahkan aku udah gak tau rasanya hangat itu gimana. Aku udah gak tau kapan terakhir kali aku ngerasain kehangatan—ngerasain hangatnya pelukan kamu, Sayang."




Doyeon meremas kuat ujung dress hitamnya, berusaha meredakan tangisnya yang berujung sia sia.



"Kamu tau? aku selama ini berusaha buat ngelupain kamu, walaupun aku tau itu mustahil. Because you know what? forgetting someone who gave you so much memories is way too hard."


Doyeon menghela nafasnya lalu tersenyum tipis. Mengingat kenangan kenangannya bersama sang kekasih—mulai dari ketika mereka pertama kali berkenalan, ketika lelaki itu menyatakan perasaannya, kencan pertama mereka yang gagal karena hujan deras—yang berakhir dengan mereka movie marathon di kamar Doyeon, dan masih banyak lagi.



"Aku gak akan bilang kalo aku gak bisa hidup tanpa kamu, karena kalau seandainya aku gak bisa, mungkin sekarang aku sedang bersama kamu di surga. Tapi sekarang aku ada disini, meratapi kepergian kamu yang entah kenapa belum bisa aku relakan."



Doyeon mengusap air matanya menghela nafas berat. Dengan perlahan, ia berdiri.



"Mungkin aku gak bisa melupakan kamu, tapi aku akan berusaha melupakan semua kenangan kita. Dengan itu, aku bisa dengan perlahan melupakan kamu—sang pembuat kenangan kenangan itu. Tapi yang harus kamu tau, hati aku akan selamanya buat kamu, sayang, walaupun mungkin kita gak bisa bersatu di dunia, aku akan berdoa kepada Tuhan agar mempersatukan kita di surga nanti. Karena hatiku ini dibuat untuk mencintai kamu, percayalah padaku."



Doyeon memandang langit diatasnya, hujan sudah mulai mereda.



Gadis itu mengangkat sebelah tangannya, melambaikannya perlahan lalu tersenyum manis.



"Sampai jumpa lagi, Cha Eunwoo."








****

hai, oneshoot ini dibuat murni karena sakit hati gue terhadap disbandnya ioi. i literally cry a river when i first listened to downpour, dan setelah dengerin itu berkali kali, gue masih aja nangis. ((padahal gue baru ngestan mereka beberapa bulan ini, dan rasanya sama persis kayak pas gue tau the ark disband)).



jadi, ini mungkin oneshoot terakhir gue(?) wkwkwk tapi kalo udah mood nulis oneshoot lagi pasti ada kok. tapi untuk beberapa waktu ini mungkin nga dulu ((efek disbandnya ioi sangat besar bagiku gais)).



makasih yang udah mau baca! baca juga oneshoot2 ku yang lain oke?

downpour | doyeon✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang