S.K 2

968 45 6
                                    

Flashback on (Flashback ke tahun 2010 ya disaat ochi belum mengenakan hijab dan belum ada zio).

Terlihat mobil sport warna merah memasuki parkiran kampus.. Seorang gadis keluar dari mobilnya, gadis yg memakai rok diatas lutut, dgn rambut yg dibiarkan tergerai berjalan dgn sedikit mendongakkan dagunya keatas, berjalan dgn angkuhnya menyusuri setiap lorong kampus.

Namanya Ochi Rosdiana Hardadi anak tunggal dari Sigit Hardadi pengusaha terkaya di Indonesia.
Saat ochi berjalan semua mata lelaki menatapnya tanpa berkedip sekalipun, ditengah jalan ada seorang lelaki menghentikan langkah ochi.

"Ochi" panggil lelaki itu

"ahh.. Kamu lagi, mau apa sih selalu saja menggangguku" ucap ochi dgn nada sombongnya

"bunga yg indah untuk menemani harimu" kata lelaki itu mengulurkan setangkai bunga mawar merah kepada ochi dgn cepat ochi menepisnya.

"ingat ya sam, aku gk suka dan gk level sama bunga seperti itu" ujar ochi menunjuk2 sam. Tapi sam hanya tersenyum mendengar hinaan yg ochi lontarkan, segera ochi meninggalkan sam sendiri..

"suatu saat aku pasti bisa mendapatkanmu"ucap sam lirih

Ya memang sudah beberapa kali sam menyatakan cintanya tp tetap saja selalu mendapat penolakan dari ochi, karna cintanya untuk ochi terlalu dalam sehingga setiap apa yg ochi lakukan hanya di tanggapi dgn senyuman...

Ochi melanjutkan langkahnya menuju fakultasnya... Masuk dijurusan tata boga karna semenjak ochi kecil sudah sering ikut mamanya ketika memasak didapur,bisa dibilang memasak adalah hobinya.
Setelah selesai berkutat dgn pelajarannya dan sedikit praktek, mata kuliah pun selesai.

Ochi keluar kelas dan menuju kantin untuk mengisi perutnya yg kosong. Sebelum duduk ochi mengelap kursi dan meja menggunakan tissue miliknya.

"sya kamu pesan makanan ya... Aku bakso sama jus jambu..nih uangnya" suruh ochi dgn memberikan uang pecahan seratus ribu pada sahabatnya syanas yg dikenal sejak SMA

"oke och" jwb syanas singkat dan berjalan meninggalkan ochi sendiri

"sendirian saja och" seorang lelaki yg tiba2 duduk didepan ochi

"kamu..."ochi geram dgn apa yg dilihatnya

"ngapain sih kamu disini sam? Bikin alergi saja" kata ochi mengibaskan tangannya

"emangnya aku apaan bisa buat kamu alergi?"

"kamu tuh bukan cuma buat aku alergi tp juga virus yg harus dihindari...cepat kamu pergi dari sini" usir ochi ketus tp sam tetap duduk ditempatnya tanpa menghiraukan ocehan ochi.

Syanas datang menbawa makanan yg tadi dipesan ochi dan juga makanan untuk dirinya sendiri.

"sam kok kamu ada disini?" tanya syanas yg kini duduk disebelah ochi

"kantin kan tempat umum sya jd aku bebas donk kalau mau kesini" jwb sam melirik ochi

"kantin memang tempat umum tp ini mejaku dan syanas" ochi melirik sam tajam

"kamu gk lihat ya och, semua meja sudah penuh dan tinggal meja ini yg tersisa" sam menunjuk kesegala arah, memang betul semua meja telah penuh dan satu2nya meja yg masih kosong ditempat ochi, karna meja yg ditempati seharusnya untuk 4 orang sedangkan ochi hanya berdua

"kamu tuh selalu cari alasan" ketus ochi, sam hanya nyengir kuda mendengar ucapan ochi yg menurutnya tambah cantik jika sedang marah

"oke fine.. Kamu boleh duduk disini tp hanya untuk hari ini, ingat hari ini" ujar ochi dgn penekanan diakhir kalimat

"siap my och" sam sedikit memberi hormat

"apa kamu bilang?" tanya ochi geram

"gk ada... Kamu salah dengar kali" jwb sam memasang wajah polosnya

Mereka bertiga selesai makan dan bergegas menuju kelas dimana mata kuliah selanjutnya diajarkan.
Ochi dan sam berbeda arah karna jurusan mereka berbeda, mengharuskan sam berpisah dari ochi.

"sampai ketemu nanti ya och" ucap sam tersenyum

"ogah banget aku ketemu terus sama kamu" ketus ochi berlalu pergi meninggalkan sam

"kamu yg sabar ya sam" syanas menepuk bahu sam

"selalu sabar aku sya" sam tersenyum memandangi ochi yg sudah menjauh.

****
Satu jam berselang materi kuliah sudah selesai, kini ochi sudah berdiri diparkiran kampus.

"mau pulang och?" lagi2 lelaki yg sama ada dihadapannya

"kamu lagi... Ngapain sih sam selalu saja gangguin aku"

"aku gk asa niat ganggu kamu kok och"

"terus kalau gk mau ganggu mau apa kamu disini?"

"mau ngajak kamu pulang bareng"

"bareng? Naik motor butut kaku ini? Aduh kamu tuh harus nyadar sam, gk akan mungkin aku mau pulang bareng sama kamu, apalagi naik motor bututmu ini" kata ochi menunjuk motor milik sam

"motor ini juga peninggalan dari kakek aku och"

Sebenarnya sam anak yg cukup kaya tp karna selama ini dia tinggal bersama neneknya dirumah yg cukup sederhana membuatnya dipandang sebelah mata oleh ochi.

Orangtua sam memiliki beberapa restoran yg tersebar disetiap kota di Indonesia, kekayaan orangtuanya tidak membuat sam bangga karna menurutnya itu bukan miliknya. Sam lebih bangga saat bisa mendapatkan uang dgn keringatnya sendiri meskipun dia harus menjadi supir angkot.

"terserah kamu lah mau kotor siapa yg pasti aku gk mau naik motor butut kamu ini" Ochi menendang ban motor sam, berjalan menuju mobilnya yg tak jauh dari sam berada.
Sam hanya mampu memandangi tubuh ochi yg menjauh.

Ochi sudah masuk kemobilnya, menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya meninggalkan kampus.

Ochi tiba disebuah rumah yg cukup megah, cukup membunyikan klakson mobil maka pagar segera dibuka oleh satpam rumahnya.
Ochi memasuki rumah dan mendapati oms nya sedang duduk dikursi goyang, dihampiri oma yg masih cantik meskipun keriput sudah menghiasi wajahnya.
Ochi duduk terlutut didepan omanya, dicium punggung tangan oma nya perlahan...

"oma kok disini, gk masuk kedalam?" tanya ochi sopan, memang saat ini oma ochi berada ditaman samping rumah

"oma nunggu kamu"

"nunggu Ochi?"

"ochi cucu oma satu2nya, oma mau bicara sama kamu"

"oma mau bicara apa?"

"Ochi... Oms tau sikap kamu saat diluat rumah seperti apa.. Oma harap kamu merubah sikap dan sifatmu saat diluar, jgn kamu sombongkan kekayaan ini cu.. Kekayaan ini hanya sementara ketika kita meninggal tidak satupun harta ini yg ikut ke liang lahat" ujar oma membelai rambut cucunya dgn penuh kasih sayang.

"oma ngomong apa sih, ochi gk ngerti"

"kamu tidak usa bohong sama oma"

"maaf oma untuk saat ini ochi masih belum bisa merubah sidat dan sikap ochi" kata ochi menaruh kepalanya dipangkuan oma nya.

"kalau boleh tau, oma tau dari mana?"tanya ochi menatap oma nya.

Bersambung......

Sebuah Kesalahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang