Sinar pagi yang mulai memasuki jendela kamar Reygan membuat beberapa debu terlihat diruangan itu. Ruangan tersebut terdapat poster The Beatles dengan ukuran yang cukup besar dipajang tepat dibelakang kasur Reygan, dengan gaya klasik seperti halnya kamar-kamar remaja pada umumnya, tapi sebenarnya Reygan tidak mengidolakan band tersebut ia cuma mengambilnya sebagai pajangan.
Dari balik pintu terdengar suara ketukan."Kak Reygan, ayo bangun ini sudah jam 6 lo. Emangnya kak Reygan gak mau kesekolah. Buruan bangun! bangun! bangun!" teriak Reygi adik Reygan sambil mengetok pintu.
"Berisik banget sihh. Iya udah bangun..." balas Reygan yang belum membuka mata sipitnya itu.
"Buruan...!" balas Reygi.
Tak lama kemudian Reygan bangkit dari tempat tidur dan meregangkan badannya, hal itu membuatnya terlihat seperti seekor singa raja hutan dengan rambut yang acak-acakan.
---
"Pak Dewa pah yang tetangga sebelah katanya mau pindah, ditugaskan keluar negeri ke Singapore" seru Ibu Reygan sambil menyiapkan makanan dimeja makan.
"Bagus dong, jadi nanti keluarganya juga ikut" balas Ayah Reygan sambil membaca berita terkini melalui smartphone miliknya.
"Ini kopinya pah. kata ibu-ibu sini sihh begitu, semua keluarganya ikut"
Reygan yang sudah siap dengan seragam sekolahnya serta tas ransel berwarna hitam dengan beberapa campuran warna biru toska mambuatnya terlihat cool.
"Pagi ma.. pahh.." Reygan yang berjalan dengan santainya melewati meja makan yang diduduki ketiga keluarganya itu. Reygan juga menyapa Reygi dengan mengacak-acak rambutnya, Reygi menatap sinis kakaknya itu. Reygan membalasnya dengan senyum manis tersimpul dibibir dengan rasa sedikit kemenangan.
Belum sempat Reygan duduk, ia menatap jam dinding lewat jam 7. Buru-buru iapun langsung berpamitan.
"Ma.. Pah.. Aku deluan yahh, udah telat nihh"
Seru Reygan."Kamu gak sarapan dulu?" balas Ibu Reygan Khawatir.
"Aku makan ini aja, baybay semuanya" jawab Reygan sambil mengambil roti isi yang ada dimeja makan.
"Awaslo, nanti keselek kak" Seru Reygi mengingatkan.
"Ahh nggak bakal kok" Balas Reygan menyantap Roti isinya.
Belum jauh Reygan berjalan tiba-tiba ia kembali berlari ke ruang makan.
"Ohok.. ohokk airrr.." Reygan kemudian kembali ke meja makan mencari sesuatu yang bisa diminum.
Buru-buru Reygi memberikan Reygan gelas yang tidak ada isinya. Tanpa memerhatikan terlebih dahulu Reygan mengambil gelas tersebut dan menyeruputnya.
Reygi tertawa geli melihat kakaknya itu. Ibu Reygan segera menuangkan susu kedalam gelas yang tadi diberi reygi ke reygan.
"kan tadi aku udah bilang, Rasain deh! hwahwahwa bwaee" Ledek Reygi sambil menjulurkan lidahnya, gelak tawa Reygi memenuhi ruang makan tersebut.
"Buruan lari kalo sampe gue tangkep lo, gak bakalan gue lepasin" Reygan yang mulai naik darah siap mencubit adiknya itu. Ia menaruh gelas tersebut dimeja makan dengan hentakkan cukup keras, membulatkan kedua matanya yang berwarna hitam pekat itu dan terus memandang Reygi.
"Ahkkkkk... Maa..... Liat tuh Kak Reygan, sereemm..." Teriak Reygi berlari berlindung dibelakang Ibunya diikuti Reygan yang terus mengejarnya.
"aduhh sudah-sudah, kalian ini kan udah besar masa masih berantem terus. Reygan kamu berangkat ke sekolah gih, buruan nanti telat. dan Reygi cepetan Ayah udah nungguin kamu didepan" Ucap ibu memperingatkan putra dan putrinya itu.