Tingg...Tongg....
"Bi, bukain pintunya dong" teriak (Namakamu) pada pembantunya yang sedang berada di dapur. Bi Inem, yang mengerti pun langsung menjawabnya "Iya non" jawab bi Inem, lalu berlalu menuju pintu rumah. Saat sudah berada tepat di pintu depan, perlahan bi Inem membuka knop pintu rumah yang mewah itu.
Ceklekk...
"Eh, den Alwan. Mari masuk, non Dianty sama (Namakamu) masih sarapan" ucap bi Inem pada Alwan lalu menyuruh agar Alwan masuk.
"Iya bi" jawab Alwan dengan ramah.
****
Selesai sarapan, mereka bertiga -Alwan,Dianty,dan(Namakamu)- akan berangkat ke sekolah bersama-sama. Walaupun Alwan berbeda sekolah dengan Dianty dan (Namakamu), dengan senang hati Alwan mengantarkan kakak beradik itu.
Brugh.
Alwan terlihat sudah memasuki mobilnya. Sedangkan Dianty dan (Namakamu) masih berdiri saja. Sampai tiba-tiba
Tin tin
Mobil Aldi datang, Aldi pun turun dari mobil dan bergegas menemui (Namakamu). "Yauda yuk ntar telat lagi" ajak Aldi dengan menarik tangan (Namakamu) dengan lembut. Dianty yang melihatnya pun tersenyum "Kamu berangkat sama Aldi dek? Kalo gitu kakak duluan ya" pamit Dianty yang langsung saja ngacir menuju mobil Alwan yang siap melaju. (Namakamu) hanya bisa pasrah saja, ia akan berangkat dengan Aldi sekarang karna sebelumnya memang (Namakamu) selalu dijemput Aldi.
****
Didalam mobil Aldi, hanya terdengar suara alunan musik kesukaan (Namakamu). Di sepanjang jalan Aldi maupun (Namakamu) tak ada yang ingin berbicara, hanya alunan saja yang terdengar. Aldi yang sedang mengemudi pun risih karna sedari tadi sahabat perempuannya yang biasa cerewet tiba-tiba saja hari ini berubah drastis menjadi pendiam.
"Lo kenapa si? Lo marah sama gue?" tanya Aldi dengan polosnya sambil mematikan tipe yang ada di mobilnya, sehingga tak ada lagi suara musik. (Namakamu) menatap Aldi sejenak, lalu menghela nafas dengan berat. "Gapapa kok, gue ga marah sama lo" jawab (Namakamu) dengan pandangan lurus.
Sesekali Aldi juga menatap (Namakamu), "Trus, kenapa diem?" tanya Aldi dengan wajah yang mengambarkan penuh tanda tanya. (Namakamu) diam, gadis itu enggan untuk bercerita pada sahabat laki-lakinya itu. Sedangkan Aldi, ia malah mendengus kesal karna pertanyaannya dihiraukan oleh sahabatnya sendiri. 'Oke, gue dikacangin' batin Aldi dengan tersenyum kecut.
****
Alwan dan Dianty kini sudah berada di depan pintu gerbang sekolah Global Islamic School. Dianty berniat untuk segera keluar dari mobil Alwan, tapi saat Dianty ingin membuka pintu mobil Alwan, tiba-tiba Alwan mencekal tangannya. "Hati-hati, belajar yang bener" ucap Alwan dengan senyum khasnya. Dianty pun tersenyum, "Iya, kamu juga" ucap Dianty diiringi anggukan kepalanya.
****
Di sepanjang jalan koridor sekolah, banyak sekali yang menyapa gadis ini. Tapi tetap saja gadis itu menghiraukannya, bukan karna sombong tapi pagi ini mood gadis itu benar-benar tidak enak. Jadi terpaksa, Aldi lah yang menjawab semua sapaan yang dilontarkan untuk sahabatnya dan tentu untuk dirinya juga.
(Ps. Aldi ceritanya muslim dan satu sekolah dengan (Namakamu). )
S
K
I
PBel pulang sekolah berbunyi, semua para siswa/i yang bersekolah di GIS pada berhamburan untuk meninggalkan sekolah. Begitupun dengan Aldi dan (Namakamu) yang juga akan pergi dari tempat terkutuk ini untuk pulang ke sekolah. "(Nam), Ald" teriak gadis cantik yang berkulit putih itu. Merasa ada yang meneriaki namanya Aldi dan (Namakamu) pun menoleh ke arah sumber suara. "Oh elo nong, tumben panggil nama" ucap (Namakamu) datar. Zidny mengernyitkan alisnya, sedangkan Aldi hanya terkekeh kecil "Ada apa Zid?" tanya Aldi kemudian. "Ke PIM kuy" ajak Zidny dengan rengekan khasnya. (Namakamu) memutar bola matanya malas "Mager gue" jawab (Namakamu). Zidny memproutkan mulutnya "Ish.. monKey mah gitu, jaads.. sama dedeqs jednongg..😿😿" ucap Zidny dengan lebay nya.