Part 2

111 10 8
                                    

"kau belum menjawab pertanyaanku tadi!" tanyaku padanya dengan sangat penasaran.

--------------------

"oh aku lupa, kau tidak boleh memasuki ruangan itu karena disana ruangan kepala sekolah, jika kau memasuki ruangan itu kau akan di hukum karena kepsek kita tidak suka jika orang asing memasuki ruangannya. Apa kau mengerti sayang?"
"ya, aku mengerti"
"ok, ini kuncimu. Gedung ini memiliki 7 lantai dan setiap lantai memiliki 25 kamar. Nomor kamarmu 110, jangan sampai lupa no kamarmu sendiri. Ingat itu"
"ok, terimakasih"
"sama sama"

Aku pun menaiki lift dan menekan angka 5 dan menuju kamar no 110. Aku pun membuka pintu dan disana ada dua perempuan sedang bermain laptop. Lalu salah satu dsri mereka berbalik dan menghampiriku yang masih mematung di depan pintu.

"hai...apakah kau akan tinggal di sini?" kata salah satu perempuan itu.
'dia sangat lucu. Matanya besar dan kulitnya putih, like a baby face' benakku sambil memandang wajahnya.
"hallo!!" katanya sambil memetikkan jarinya di depan kepalaku.
"uh, iya. Maafkan aku" kataku dengan rasa bingung 'mengapa aku bisa melamun' benakku
"um, tidak apa apa. Silahkan masuk, akan ku bantu membawa barang barangmu. Sini kopermu" ia langsung merebut koperku dari tanganku dan langsung menaruhnya tepat di sebelah kasur yang berada di paling pinggir dekat jendela.
"eh, seharusnya kau tidak usah. Aku bisa sendiri lagi pula itu akan merepotkanmu" kataku sambil berjalan meghampurinya.
"kau ini, aku hanya mengangkat kopermu bukan mengangkatmu ke kasur" katanya dengan nada sedikit tertawa.
"baiklah terimakasih. Oh ya, kau belum memberitahukan namamu!"
"namaku Lindsay, Lindsay Anderson"
"aku Casey Nelson, panggil saja aku Casey. Dan siapa namamu yang sedang bermain laptop?" kataku sambil melihat padanya.
"kau yakin ingin tau namaku?" katanya tanpa melirikku sedikit pun.
'apakah dia galak?' bisikku pada Lindsay.
'dia sama sekali tidak galak, dia adalah teman terbaik yang pernah kutemui' katanya dengan nada sangat pelan.
"

aku tau kalian sedang membicarakanku" katanya tanpa memalingkan wajahnya dari laptop di depannya.
"umm, aku hanya ingin tau namamu. Dan setidaknya perlihatkanlah wajahmu, aku yakin kau pasti sangat cantik"
"kau ingin melihat wajaku?"
"tentu, dan pastinya namamu"
Dia langsung berbalik dan langsung menyodorkan tangannya ke hadapanku.
"namaku Grace Martin. Dan namamu Casey kan?"
"darimana kau bisa tau?" kataku sambil menjabat tangannya
"apakah kau pelupa? Beberapa menit yang lalu kau baru saja mengenalkan dirimu pada si tarsier di hadapanku" jelasnya padaku.
"apa? Kau memanggilku tarsier?" katanya dengan nada sedikit kesal.
"memang karena matamu besar dan itu sangat lucu... Matamu itu mengingatkanku pada bunglon kesayanganku di rumah, uuuu"
"terserah kau" katanya lalu ia langsung duduk dengan kesal.
"apakah kau dan Lindsay sudah berteman sejak lama?" tanyaku pada Grace.
"tidak, kami baru mengenal sejaaaak 4 jam 32 menit yang lalu. Namun aku merasa senang di dekatnya karena dia itu sangat lucu seperti bunglon kesayanganku"
"memang dia itu sangat lucu, lihatlah wajahnya ia sangat imut" kataku smabil melihat ke arah lindsay.
"uuuuh, terimakasih. Kalian memang fans yang sangat baik katanya sambil memeluk kami.
"apa katamu?" kata grace.
"um, apakah aku boleh menjadi sahabat kalian? Karena aku merasa nyaman bersama kalian" kataku mengalihkan topik untuk mencegah mereka berdua berdebat.
"tentu saja Cas, saat aku bertemu denganmu justru aku sudah menganggapmu sahabat ku" jelas Grace padaku.
Lalu kami pun berpelukan dan membicarakan tentang diri kami masing masing dan tertawa, namun

*kreeet* apalah itu intinya suara pintu kebuka.

"permisi" suara wanita yang sepertinya tidak asing di telingaku terdengar dari balik pintu yang terbuka 'siapa ya? Aku pernah mendengar suaranya tapi dimana dan siapa?' benakku.
Lalu dia pun memasuki kamar dan ternyata dia adalah Bella.
"Bellaaa.." teriakku dan langsung memeluknya.
"Caseey.. Aku senang kita bisa sekamar" katanya sambil menelukku. Lalu kami melepaskan pelukan kami.
Grace dan Lindsay langsung menghampiri kami berdua.
"umm, apakah kalian berdua sudah saling mengenal?"kata Grace.
"kami kenal karena kami bertemu di pesawat" kataku.
"oh ok, kasurmu paling pinggir dekat pintu" kata Grace
Lalu kami mengobrol dan tertawa bersama.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang