Chapter 8 (NC)

6.3K 614 12
                                    

Hai!! Author sudah selesai ujian [yg pertama].. masih ada ujian2 selanjutnya yg menunggu tapi ywdh lah, nikmati dulu waktu senggang ini :)

Happy Reading!

***

Soonyoung sekarang berdiri di depan gerbang rumahnya. Ia membuka gerbang itu dan berjalan masuk.

Tepat di depan matanya, ia menemukan Jihoon dan Bibi Kim sedang berdua di dapur. Mereka terlihat akrab satu sama lain.

Soonyoung melempar senyum ke arah mereka.

"Aku pulang," serunya meletakkan tas laptopnya di sofa.

"Ah, Soonyoung!" Bibi Kim sontak menoleh, meninggalkan Jihoon yang masih sibuk dengan kimbab yang belum tergulung.

Bibi Kim menyenggol Jihoon, mengodenya agar segera menghampiri Soonyoung. Jihoon hanya memasang tatapan bingung bercampur pasrah.

Dengan langkah ragu, ia berjalan mendekati Soonyoung. Soonyoung memandang ke arah Jihoon bingung.

"Apa yang harus kulakukan?" bisiknya pada Soonyoung.

Soonyoung, masih mengingat Jihoon di depannya memiliki ingatan yang terpotong, mendekatkan wajahnya pada Jihoon.

Jihoon mundur selangkah. Soonyoung mengarahkan tangannya pada Jihoon dan mencubit pipinya gemas.

"Aku naik dulu. Kutunggu makan malamnya," ujar Soonyoung lalu mengacak-acak rambut Jihoon.

Jihoon hanya menatap bingung ke depan. Soonyoung berjalan membelakanginya sambil terus tersenyum.

Bibi Kim yang ada di dapur juga ikut tersenyum.

"Sepertinya keinginanku akan segera terwujud," gumam Bibi Kim masih sibuk menggulung kimbabnya.

***

Apartemen Seungcheol malam ini tidak setegang kemarin. Jeonghan sudah diam-diam menaruh ponsel Seungcheol kembali, namun tidak di atas meja. Ia mengubah tempatnya menjadi di atas sofa.

Seungcheol berjalan menghampiri Jeonghan yang saat ini sedang mengambil minum lewat dispenser. Jeonghan meminum segelas air putih itu dalam sekali tenggak lalu membalikkan badannya.

Seungcheol sudah berada di depannya, menatapnya dengan wajah bertanya-tanya.

"Kau sudah tidak marah lagi?" tanyanya.

Jeonghan menggeleng pelan disusul anggukkan Seungcheol kemudian. Seungcheol menarik nafas dalam-dalam lalu kembali memandang Jeonghan.

"Ke mana saja kau hari ini?" tanya Seungcheol lagi.

"Hanya mencari udara segar," bohong Jeonghan.

Seungcheol kembali mengangguk.

"Sebenarnya ada apa denganmu akhir-akhir ini? Kau selalu bersikap aneh," keluh Jeonghan.

Seungcheol menghentikan anggukannya dan mengalihkan padangannya pada Jeonghan.

"Ada yang salah denganku?" tanya Seungcheol tanpa nada bersalah.

Jeonghan hanya membalasnya dengan tarikan nafas. Sepertinya orang di depannya ini memang tidak punya rasa bersalah.

"Kau tidak memiliki apapun untuk dijelaskan?" tanya Jeonghan mencoba menginterogasi Seungcheol.

Kali ini Seungcheol membalas dengan gelengan. Jeonghan tidak habis pikir mengapa ia bisa jatuh cinta pada seseorang seperti Seungcheol. Dia... sama seperti yang ia katakan kemarin malam, brengsek.

"Baik, kau juga tidak perlu mendapat penjelasan apapun atas apa yang akan kulakukan," ancam Jeonghan.

Seungcheol memiringkan kepalanya, memandang ke arah Jeonghan tajam.

[√] Evening Kiss | SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang