1

208K 5.2K 53
                                    

I found myself dreaming of siver and gold

Like a scene from a movie

That every broken heart knows

We were walking on moonlight

And you held me close

Split second and you disappeared

And then I was all alone

I woke up in tears

With you by my side

A breath of relief

And I realized

No, we're not promised tomorrow

So, I'm gonna love you

Like I'm gonna lose you

And I'm gonna hold you

Like I'm saying goodbye

Wherever we're standing

I won't take you for granted

'Cause we'll never kvow when,

When we'll run out of time

Aku memejamkan mataku. Kulepas headset yang mengalunkan lagu manis Meghan Trainor itu.

Lagu itu mengingatkanku pada seseorang.

Seseorang yang hingga kini tetap menjadi satu-satunya pemilik hatiku.

BRUKK?

Aku tersentak dan refleks menoleh.

Axello Leander berdiri menjulang di sampingku sambil meringis memandangku meminta maaf karena membuatku kaget dengan debuman tas ranselnya.

"Sorry," katanya sambil duduk di sebelahku.

"Aku bisa jantungan kalau kau selalu seperti ini," ujarku kesal sambil mengusap dadaku yang berdebar-debar.

"Aku juga bisa mati berdiri kalau kamu selalu kaget jika aku datang," balasnya meraih gelas panjangku dan meminum habis avocado juice-ku.

"Kau bisa pesan sendiri, tuan Axello," sindirku melihat kebiasaannya yang tidak berubah sedikitpun.

"Aku haus," ujarnya membela diri.

"Ya sudah, sekarang cepat katakan, kenapa kau memanggilku kemari?" tanyaku langsung.

"Bantu aku," kunaikkan alisku.

"Kau minta bantuanku?" ulangku takjub mengangkat kedua alisku.

Axello mengangguk cepat.

"Sorry, bukannya aku tidak mau membantu, tapi kau kan lebih segalanya dariku. Apa kau sedang mengejekku?" tanyaku kesal.

"Bukan materi, Al," ujarnya sabar

"Ouwh... sorry. Apa yang bisa kubantu?" kutatap wajahnya yang tampan sepuasku.

"Aku jatuh cinta."

DEG!

Nyeri ini datang lagi. Aku memejamkan mataku sesaat. Kuhela nafas dalam-dalam.

"Diandra?"

"Kami sudah putus sebulan yang lalu," Axello mengangkat tangannya memanggil waiter.

Kubiarkan ia memesan minumannya.

"Kenapa pesan dua?" tanyaku mengernyit mendengar pesanannya.

"Untukmu," Axello tersenyum lebar.

I'm Yours (Sudah terbit di Google Play Books)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang