Dua

472 22 0
                                    

Pramugari kembali menuangkan red wine kedalam gelas Pharrell sembari tersenyum ramah penuh dengan rasa hormat, meski dalam hatinya sangat mengagumi sosok konglomerat muda yang wajahnya selalu bermunculan di media dengan prestasi yanh membanggakan di tambah dengan wajahnya yang sangat tampan tanpa cela di usianya yang sudah matang.

"Silahkan dinikmati." kata pramugari itu kemudian pergi meninggalkan sang casanova yang begitu digilai oleh hampir seluruh penghuni planet ini.
Kemudian Pharrell melirik selintas kepergian pramugari tersebut sambil terus berbincang kepada lawan bicaranya yaitu sekertarisnya yang bernama Kendrick mengenai rencana besarnya.

Menggelengkan kepala Kendrick meneguk minumannya. "Bos hentikan tatapan menjijikanmu itu, itu sungguh memalukan." kemudian Kendrick melipat tangannya di depan dada bidangnya yang ditutupi kemeja santai berwarna putih dengan merk Balmain.

"Aku ingin mendapatkan alamat dimana wanita itu tinggal." goda Pharrell kemudian ikut menegak minumannya lalu melepaskan kancing paling atas kemeja berwarna coklat tua yang sangat terlihat cocok dengannya.

"Kurasa tadi aku sudah memberitahu jika aku akan mendapatkannya setelah kita menginjakan kaki di bumi nanti bung." menggertakan gigi, Kendrick berpura pura marah, sedangkan Pharrell hanya menggelengkan kepalanya kemudian mengalihkan tatapannya ke jendela jet pribadi miliknya tersebut.

"Apa kau yakin kalau kau akan berada di acara tersebut? " tanya Kendrick sambil membolak balikan majalah terbaru yang membuatnya sangat muak karena di dalamnya terdapat photo sahabatnya yang merangkap sebagai atasannya, dan itu benar benar membuatnya mau muntah.

"Entahlah. " jawab Pharrell sambil menahan sakit didadanya karena pertanyaan sahabatnya yang berkulit agak gelap tersebut.

*

"Kurasa apa yang kuduga selama ini benar. " Pharrell mengernyit ketika ia baru masuk ke dalam kamar mamanya.

"Ada apa nyonya besar?" tanya Pharrell lembut kemudian mengecup pipi mamanya yang sudah berkerut itu.

"Yah, kurasa aku harus lebih sering sakit agar kau mau mendatangiku." mamanya berpura pura mengabaikan
Pharrell sambil menyalakan tv melalui remote berwarna putih.

"Maka dari itu aku harus lebih rajin bekerja agar dapat memberikanmu semua makanan yang kau sukai." kemudian Pharrell menggenggam tangan mamanya kemudian di letakan di pipinya sambil memejamkan matanya, mamanya pun menarik kedua sudut bibirnya melihat satu satunya orang yang masih ada di dunia ini.

"Kapan kau akan menikah nak? " tanya Hellena guna menggoda Pharrell.p

"Kau selalu menanyakan ini ma." jawab Pharrell.

"Begitu banyak wanita yang menggilaimu diluar sana, dan kau sungguh keterlaluan karena mematahkan hati mereka, kau tau jika aku telah menentukan beberapa kriteria yang cocok denganmu dan itu sudah kumasukan ke dalam acara pertemuanku nanti." Pharrell sedari tadi mengernyitkan keningnya sambil menahan nafas sampai mamanya menyelesaikan kata katanya.

Terjadi jeda cukup lama kemudian mamanya melanjutkan. " bagaimana menurutmu? " Pharrell hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pertanda Pharrell tidak menginginkan itu.

"Kau kembali mematahkan hatiku nak, kuharap kau akan segera memberikanku cucu." Pharrell hanya tersenyum melihat mamanya yang setiap bertemu selalu menuntutnya agar segera menikah dan memberikannya cucu perempuan yang banyak.

"Aku akan menikah asalkan kau mengizinkanku untuk memberimu cucu laki laki, bagaimana menurutmu?"

"Karena wanita menurutku sangat merepotkan." Pharrell memasang raut wajah serius.

"Ohh ya tuhan, kau mengejekku tuan tampan? " memalingkan wajahnya berpura pura marah.

"Tidak, tidak seperti itu. " jawab Pharrell.

Don't CryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang