Ya, diam. Sebuah kata yang umum diartikan sebagai tak bersuara, tak bergerak, dan sebagainya yang bersangkutan dengan tak melakukan apapun. Sebuah kata yang biasa diucapkan sebagai perintah penuh penekanan atau permintaan penuh iba.
Ya, diam. Mungkin kata itu terlalu umum. Namun kata itu tak hanya digunakan sebagai sebuah perintah dan ungkapan. Kata ini bisa juga digunakan sebagai sebuah diskripsi akan kepribadian seseorang.Deskripsi yang akan tertuju pada seorang Introvert. Atau Ambivert seperti aku atau beberapa orang di belahan dunia.
"Kenapa kau diam saja?"
" Apa kau tak suka?"
"Bisa jangan hanya Diam?!"Orang-orang sering bingung akan kami. Para Intro, dan ambivert. Mereka mengira kami diam karena kami tak peduli. Berfikir bahwa diam kami berarti sebuah derita dan kemalangan. Dan begitu mereka terpuruk, mereka mengira bahwa diam kami adalah ketidak peduli an. Mengira bahwa kami tak punya masalah dalam hidup. Mengira kami paling beruntung dan mereka lah yang paling menderita.
Ketika yang lain berbahagia, kita ikut tersenyum. Ketika semua bersukaria kita ikut tertawa dan ketika kesedihan membaluti seluruh hati manusia, ketika dunia memanas dan darah menciprati tanah, kita hanya diam. Bukan karena tidak peduli, bukan karena kita menikmatinya, dan bukan karena kita terlalu pasrahDan kami hanya bisa Diam. Ketika teman bersedih dan mengeluhkan penderitaan yang baginya tak ada dua nya, kita hanya bisa bersikap tenang dan tersenyum.
Ketika mereka mengatakan kami tak mengerti, kita hanya tersenyum tenang. Dan semua orang akhirnya mengatakan kita hidup penuh dengan kesenangan tanpa beban.
Ketika kita mengetahui segala sesuatu. Namun kita memilih diam dan membiarkan mereka menunjukkan keunggulan mereka. Dan orang menganggap kita terlalu tak aktif dan bodoh.
Padahal, mereka tak tahu isi hati dan otak kita.
Ketika kami sendiri, tak ad yang tahu berapa banyak air mata yang mengalir. Sudah berapa goresan di lubuk hati, dan berapa banyak orang orang menyakiti kami.
Mereka tak tahu....
Kami Diam. Bukan karena kami tak prihatin. Kami ingin yang lain ikut tenang hatinya.
Karena, hanya orang Introvert dan ambivert yang tahu bagaimana pedih penderitaan karena kami melihat lebih dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Lebih Memilih DIAM
Non-FictionCerita yang mengungkapkan sebuah alasan kenapa beberapa orang lebih memilih diam ketimbang harus bersuara.