Author POV
Huh! Mana sih bang Riyan? Gerutu Netta dalam hati. Sudah hampir satu jam dia menunggu kakaknya itu.
"Netta!" Gadis yang merasa namanya dipanggil itu pun menolehkan kepalanya ke belakang dan menemukan kakaknya dengan seragam basah kuyup karena keringat. "Sorry ya Net, abang barusan abis maen basket dulu terus hp nya di silent" Riyan menunjakan ponselnya yang di silent. Netta memutar bola matanya dengan kesal. "Cih, bodo amat! Pokoknya abang harus tanggung jawab gara gara bikin gue lumutan disini!" Sang kakak tertawa kecil melihat kelakuan adik satu satunya itu. Riyan mengacak-ngacak rambut Netta dengan sangat gemas "Abang! Argh!" Netta langsung pergi meninggalkan Riyan yang tertawa puas.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Bugh
Netta!" Riyan langsung menghampiri adiknya yang terjatuh dengan posisi akhir duduk manis seperti anak TK(?) "Net, Netta. lo gapapa kan? Ada yang luka gak? Duhh, kita ke UKS aja ya?" Netta malah terdiam menatap kakaknya "Gak bang, gue gapapa.
abang lebay tau gak." Riyan memasang wajah cemberutnya. "Heh,dengerin untung untung abang lo yang ganteng ini care sama lo, Net." Dan, orang yang tak sengaja menabrak Netta hanya menggeleng-gelengkan kepala sambil tertawa kecil melihat kelakuan Most Wanted sekolahya dengan adiknya ini
"Dio! Malah ngelamun lo!" Panggilan itu menyadarkan cowo itu dari lamunannya yang entah memikirkan apa. "Net, maaf banget ya, gue gak sengaja." Ucapnya sambil mengulurkan tangannya pada Netta dan langsung diterima. Dan saat Netta berdiri, kedua pasang mata itu bertemu dan saling menatap, cukup lama. "Ehem! Keselek gue, balik duluan ah~" Netta langsung menatap tajam ke arah kakaknya yang sedang cekikikan sendiri "Abang! Awas aja kalo ninggalin!" Dannnn......... Dilepas begitu saja 'genggaman' tangan mereka. "Sorry ya Net, gue bener bener gak sengaja nabrak lo." Ujar Dio. Netta menjawab dengan anggukan dan sebuah senyuman manis. "Iya gapapa, lagian juga tadinya gue gak liat jalan. Kalo gitu gue duluan ya, Di! Bye!" Netta melambaikan tangannya kearah Dio sambil berlari. "Yoi, hati hati jatuh lagi Nett!" Teriaknya sambil tertawa kecil "Iya!" Dan Netta sudah berbelok dari lorong. Dio berjalan menuju parkiran.Sesampainya di parkiran dan sudah tepat berada di depan mobil sport hitamnya itu, Dio masih memikirkan Netta.
pegangan tangan? Ia tertawa kecil mengingat wajah Netta yang sempat memerah saat menerima uluran tangan darinya. Betapa menggemaskannya adik sahabatnya itu.***
Netta POV
Argh, demi apa tadi aku pegangan tangan dengan Dio? Tangannya yang hangat masih terasa. Bunda, aku takut gak bisa tidur karena memikirkannya.
"Heh, dek. lo kenapa sih? Senyum senyum sendiri? Untung lagi di mobil dek." Cih, aku mendecak lidah, kenapa kakakku yang satu ini kadang cerewetnya melebihi aku? "Abang, abang bawel banget tau gak?" Bang Riyan hanya tertawa kecil. "Hmm, gue tau nih. Lo pasti lagi mikirin si Dio ya? Astaga, lo ngapain mikirin si kutu kupret itu sih? Mening lo mikirin abang lo yang seribu kali lipat lebih ganteng dari Dio." Tak. Sebuah jitakan aku daratkan mulus tepat di atas kepalanya. "Awww sakit Nett! Heran gue, Bunda ngidem apasi waktu ngehamilin lo." Aku malah tertawa terbahak bahak "Makanya lo kalo mau ngomong disaring dulu coba!" Ujarku sambil memegangi perutku yang sakit karena aku tertawa terlalu keras.
Tanpa sadar, ternyata kami sudah ada di dalam garasi rumah. Aku langsung turun dari mobil bang Riyan dan menuju kamarku.Tring
Aku merasakan ponselku bergetar di genggaman tanganku. Ada notifikasi dari Line. Itu tandanya ada pesan masuk. Saat aku lihat siapa pengirim pesannya.........
Deg
Dio?!
Line
Dio Septian :
Net, lo lagi sibuk gak?Netta Ansyah T :
Gak kok. Kenapa emangnya?
YOU ARE READING
Beautiful Liar
Teen Fiction'Aku tak tahu. Aku sangat mencintaimu, tapi aku juga membencimu. Kau membuatku mencintai rasa sakit yang aku rasakan. Kau selalu membuatku gagal untuk berhenti mencintaimu. Kau kadang mebuatku egois ketika kau memberi seluruh perhatianmu padaku, dan...