Kamu dan dia menjalin kasih sudah cukup lama, sekitar dua tahun lebih. Cinta kalian dimataku sudah sangat sempurna. Aku orang yang baru saja mengenal kalian, namun akulah orang yang mendapat kepercayaan kalian berdua untuk berada ditengah tengah kalian. Awalnya aku merasa bahagia karena inilah kali pertama aku berada ditengah tengah hubungan yang panjang. Aku menganggap beradanya aku diantara kalian dapat membawa hal baru dalam hidupku. Mungkin hubungan kalian dapat kujadikan referensi untukku membangun hubungan yang kokoh, yang kuharap selamanya.Ternyata hubungan kalian tak semulus yang kubayangkan, hampir setiap saat terjadi keributan diantara kalian. Dan aku, akulah orang yang selalu mengurusi masalah kalian hingga semuanya tuntas. Tak jarang dia meneleponku hingga tengah malam untuk sekedar menyampaikan keluh kesahnya tentangmu dan akulah yang akan menyampaikan semuanya kepadamu, terkadang aku harus menyaring kalimat kalimat yang tak harus kau ketahui.
Mungkin semua terlihat bodoh, aku mau dijadikan perantara layaknya seorang tukang pos yang menyampaikan surat surat. Mungkin menjadi tukang pos lebih menguntungkan karena ia digaji. Namun aku? Apa untungnya aku? Aku sering menjadi tersangka di masalah kalian. Jika ada sesuatu yang ganjil didalam penyelesaian masalah kalian akulah yang di salahkan.
Namun semua tetap kujalani, aku masih berada ditengah kalian. Aku masih menjadi perantara diantara kalian. Sampai suatu saat terjadi masalah besar diantara kalian, dan masih aku yang menyelesaikannya. Kalian berdua sama-sama mementingkan diri sendiri. Aku bosan, aku jenuh dengan tingkah kalian. Sadarkah kalian kalau tingkah kalian seperti dua orang anak kecil yang memperebutkan sebuah mainan. Kalian berdua ingin menang sendiri, tak ada yang mau mengalah. Kalian sama-sama menyalahkan satu sama lain.
Ingin rasanya aku meluapkan segala kemarahan yang ada dihatiku agar kalian tahu kalian sudah dewasa. Kamu dan dia, dapatkah berfikir dengan lebih baik? Dapatkah membuang jauh jauh kemarahan kalian? Egoisme kalian? Aku hanya ingin sedikit pengertian dari kalian bukan kata kata yangkeluar dari mulut kalian yang disertai dengan emosi.
Aku ingin keluar dari hubungan kalian, aku jenuh! Namun, aku sudah terlibat terlalu jauh. Tak mudah bagiku untuk lari dari kalian setelah semua hal tentang kalian kuketahui. Tak mudah bagiku meninggalkan kewajibanku sebagai "orang ketiga" diantara kalian. Aku hanya mampu meratapi kesalahanku.
Masalah yang kalian hadapi tak berujung, tak terselesaikan dan aku tak tahu harus bagaimana lagi. Aku sudah berusaha semampuku untuk memperbaiki hubungan kalian, untuk menyatukan cinta kalian lagi. Namun sepertinya usahaku sia sia, kisah kalian berakhir. Jujur saja aku sedih, aku merasa gagal. Dia marah kepadaku karena menurutnya aku yang salah, aku ingin menemuinya dan menjelaskan semuanya. Tapi menurutku itu sama saja dengan menyerahkan diriku kepada maut. Mungkin saja setelah aku menemuinya masalah baru akan timbul. Aku mencoba sabar, berharap buah manis yang akan kupetik kelak.
Beberapa hari setelah itu aku dan dia belum ada berhubungan sama sekali, dia tak menghubungiku dan akupun tak berniat menghubunginya. Aku berharap beberapa hari tanpa komunikasi memberikan keleluasaan untuknya agar dia berfikir dengan hatinya tidak dengan emosi.
Disaat komunikasi aku dan dia sedang buruk, lain halnya dengan aku dan kamu. Kita semakin dekat, kamu menyerahkan segala perhatian yang dulu untuknya kepadaku. Aku yang awalnya risih berada didekatmu karena rasa bersalah ku kepadanya, sekarang merasa sangat nyaman bersamamu. Setiap saat kamu ada untukku, dan setiap waktu kita bersama.
Mungkin, aku menyayangimu aku tak tau sejak kapan, yang jelas disaat kita bersama aku merasa lengkap. Sesuatu yang tidak kumiliki sebelumnya, ada denganmu. Kita semakin dekat dan semakin dekat lagi. Aku melupakannya, aku melupakan masalah kalian. Aku tak perduli lagi dengan kalian, masa bodoh untuk semuanya. Yang kutau aku dan kamu sekarang saling melengkapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
APA AKU ORANG KETIGA??
Short StoryHere we go namaku Daffa Aureza biasa dipanggil "Dapa", so jadi ini cerita pertamaku dan aku masih pemula sebagai penulis jadi mohon di maklumi ya kalau agak awkward jalan ceritanya. Oiyaa jangan lupa ngasih kritik&saran di Commenttt yaaaa. Selama...