Sienna menatap pria di hadapannya dengan bingung. Dia benar-benar terlihat berbeda. Badan cungkringnya sekarang sudah lebih berisi, rambut gondrongnya sudah dipangkas habis, dan ditambah sedikit bulu-bulu tipis di bagian wajah yang membuatnya tampil lebih maskulin. Benar-benar berbeda dari Ardi yang dia kenal dulu.
"Na, aku gak ditawari masuk?" Ujar Ardi membuyarkan lamunan Ninda
"Eh, sorry Di, you look different, aku jadi terpesona" Sienna mencoba mencairkan suasana
"Ayo silakan masuk." Lanjutnya lagi
Ardi duduk di sofa, lalu menyapukan pandangannya keseluruh ruangan rumah Sienna dan tersenyu ketika melihat salah satu photo Sienna yang tergantung didinding.
"Kenapa senyum-senyum" Tanya Sienna
"Photo kamu lucu."
"Udah jangan ngeledek deh ya, aku udah minta photo itu diganti, tapi Bunda ngotot banget buat majang itu diruang tamu." Sienna menjawab sambil membuka toples-toples kukis di depannya.
"Dicicipin Di, kuenya."
"Oh iya makasih, by the way mohon maaf lahir batin ya Na."
"Iya sama-sama Di, maaf lahir batin juga ya."
"Maaf juga untuk kejadian waktu itu."
"Ah iya, kamu kabur kemana setelah kejadian itu Di?" Sienna sangat mengingat kejadian itu, pertemuan terkhirnya dengan Ardhi.
—
4 Tahun yang lalu
Plak. Sienna merasakan perih di pipinya. Jadi ini, begini rasanya di tampar. Perih, oh bukan lebih tepatnya panas. Entahlah, rasanya aneh saja seperti ada denyutan dan rasa terbakar di pipinya. Dan yang lebih menyakitkan lagi adalah kata-kata Sonia setelah itu.
"Brengsek lu Na! Salah selama ini gue baik sama lo. Lu ada main apa sama Ardi?"
Sienna baru menyadari alasan mengapa tangan Sonia sampai mendarat dipipinya. Ardi? Tunggu, ada apa sama Ardi?
"Tega lo Na, lo tau kan kalo gue serius sama Ardi. Bajingan lu"
Ardi, tokoh utama masalah ini datang sedikit terlambat. Menarik Sonia menjauh dari Sienna. Terlambat Ardi, tangan pacar kamu sudah mampir disini. Sienna memegang pipi kirinya yang masih berdenyut.
Siapapun pasti bisa melihat Ardi susah payah menahan amarahnya. Ardi menghadap ke Sienna.
"Na, sorry banget, ini masalah aku sama Sonya. Aku minta maaf kalau kamu sampai terlibat seperti ini."
Sienna memaksa untuk tersenyum, sebaiknya dia pergi saja, daripada diam disini dan terus jadi tontonan orang-orang lebih lama lagi.
"Its okay. Gue duluan" Sienna berbalik namun kupingnya sempat mendengar sesuatu.
"Mau apa? Mau marahin aku demi belain selingkuhan kamu itu?"
'Tunggu? Apa-apaan ini? Jadi Sonya menuduh Ardi selingkuh sama aku?'
Sienna baru saja akan mengkonfirmasi semua ini. Dia tidak mau lari begitu saja tanpa mendapatkan konfirmasi yang jelas tentang semua ini. Namun baru saja Sienna berbalik, Ardi dan Sonya sudah membelakanginya.
"Nya, kita perlu bicara tapi gak disini." Ardi menarik tangan Sonya dan berjalan menjauh.
—
"Sienna," Ardi memanggil Sienna yang baru saja hendak berjalan ke dapur untuk memngambilkan air minum.
"Ayah kamu ada?"
"Ada di atas nanti aku panggilin dulu ya."
Sienna bergegas memanggil ayahnya, dan ke dapur untuk menyuguhi minuman pada tamunya. Hari lebaran memang sedikit spesial. Kalau biasanya Sienna hanya akan menyuguhi tamunya dengan teh manis atau kopi saja. Sedang kalau hari raya seperti ini, ada berbagai jenis suguhan yang menurut Sienna cukup meribetkan ini.
'Aku kira mau silaturahmi sama aku, ternyata mau ketemu ayah. Sienna, besok-besok otak kamu jangan kebanyakan ngayal makanya.'
Sienna benar-benar lupa kalau ayahnya pernah cerita bahwa perusahaan tempat ardi bekerja sedang menjadi client di kantornya. Mendapati kenyataan bahwa tujuan Ardi bertamu adalah sebagai rekan kerja ayahnya Sienna agak sedikit kecewa. Setelah empat tahun tidak berkomunikasi, dia berharap Ardi datang sebagai temannya. Bagaimanapun juga Ardi dulu teman baiknya. Sienna hanya rindu dengan teman kecilnya itu. Karena kejadian 4 tahun lalu benar-benar menjauhkannya dengan Ardi. Sempat Sienna mencari tahu keberadaan ardi, tapi hasilnya nihil. Pria itu tidak memiliki satupun akun sosial media, bahkan dia tidak memiliki akun linkedIn, yang biasanya dimiliki oleh setiap professional. Sienna menyerah, dia kehilangan jejak ardi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eunoia
Short StoryTentang pertemuan tiba-tiba, tentang pengakuan cinta. Mungkin benar tidak ada laki-laki dan perempuan yang murni bersahabat. Karena dua insan yang berbeda mungkin memiliki rasa yang sama. Aku yakin kalian mau mengiyakannya. Coba jujur, apa kau menyu...