Kerdus

2.7K 208 10
                                    

Matahari kini tengah menampakan dirinya dengan begitu percaya diri, terlihat dari teriknya dan juga panasnya yang ia berikan pada hari ini membuatku jengkel.

Kedua tanganku kini di sibukkan dengan pekerjaannya masing-masing. Di mulai dari tangan kiriku yang memegang ice cream cone dan tangan kananku yang tengah memegang kipas angin dengan sesekali membuka halaman majalah yang kini ku baca di atas meja.

Dengan rambut yang ku gelung, juga sweater seragam yang sengaja tak ku pakai dan hanya mengenakan kemeja putih membuat beberapa siswa laki-laki yang berlalu lalang di luar kelas seketika berhenti sejenak hanya untuk melihatku yang tengah membaca?.

Tiba-tiba lelaki bertubuh tinggi dengan buku yang menyembunyikan wajahnya kini berdiri di hadapanku membuat siswa laki-laki yang berdiri di luar bersorak kecewa karena tebuhku yang terhalangi oleh tubuhnya, namun lelaki yang masih tertutupi oleh buku tebalnya itu tak bergeming sedikitpun.

"Seuncheol kau menghalangi mereka." Ucapku sesekali melirik kerumunan yang kini mulai berkurang.

"Mereka seharusnya mencuci otak mereka dengan air raksa bukan mencuci mata melihatmu." Jawabnya tanpa menatapku

"Psikopat gila" Ucapku tanpa di jawab lagi olehnya.

"Seungcheol kau percaya dengan ramalan bintangkan?" Tanyaku dengan tubuh yang ku balik menghadapnya yang kini tengah terduduk di sampingku.

"Tidak."

"Wae?"

"Kalau soal perbintangan aku baru percaya."

"Ah kau tidak asyik." Ucapku kembali membalikan badanku.

Tanganku kembali membuka lembaran majalah yang kini aku baca, "Lihatlah majalah ini Seungcheol ah." Ucapku kembali mengusik lelaki kelahiran Daegu itu.

Dia sedikit mencondongkan kepalanya agar mendekat denganku dan sedikit melihat majalah yang ku berikan.

"Ramalan bintang minggu ini?"

"Yaps."

"Terus? Akukan sudah bil.."

"Yak lihatlah, zodiakmu leo kan? Menurut ramalah minggu ini kau itu jangan terus-terusan memendam rasa sukamu, sampaikanlah dia sudah terlalu lama dekat denganmu."

"Hey Seungcheol ah." Ucapku kembali saat tak terdengar jawaban darinya, dia hanya diam dan menundukan kepalanya.

"Kau kenapa?" Tanyaku dengan menatapnya sedikit aneh, juga tangan yang aku kibas-kibaskan di depannya namun tak ada jawaban hingga tanganku menyentuh pundaknya.

"Ya?"

"Kau dari tadi melamun?"

"Ani, aku hanya berpikir jika gaya di sebabkan karena adanya tekanan, jadi jika kau berpakaian seperti itu hanya untuk bergaya berarti kau terlalu banyak tekanan dari luar." Jawabnya tanpa henti dan badannya mulai berdiri ingin meninggalkanku.

"ITU TIDAK NYAMBUNG TUAN CHOI!!!" Teriakku tanpa peduli jika semua orang di ruangan ini tengah memperhatikanku.

Aku melihat Seungcheol berhenti di bibir pintu dengan tangan yang merogoh saku celananya mengambil handphone kesayangannya dan menempelkannya pada telinga.

Aku terus memperhatikan gerak-gerik teman kecilku itu, aku pikir dia sangat terkenal di kalangan wanita namun sepertinya ia tak tertarik dengan mereka. Dia hanya suka berucap manis tanpa penjelasan lebih pada wanita yang mendekatinya.

Akhir-akhir ini dia hanya membaca buku dan suka mengkritikku dengan di hubungkan menjadi rumus ataupun persamaan dari buku yang ia baca, sungguh itu sangat menjengkelkan bagiku..

"Dari siapa?" Tanyaku saat dia berbalik ke arahku.

"Hyesoo" Jawabnya singkat dan kembali membaca buku tebalnya itu.

"Pacarmu lagi?"

"Ani."

"Lalu?"

"Dia nuna manis sewaktu di taman itu."

"Ah kenapa kau tidak berhenti berucap manis pada mereka sih, sudah kelas 3 juga seharusnya kau tobat Seungcheol ah." Ucapku seolah menceramahinya dengan lengan yang menjadi tumpuan kepalaku.

"Mereka bukan typeku (y/n), dan kau lihat akhir-akhir ini aku sering membaca." Jawabnya membela dirinya sendiri.

"Ya ya kau membaca buku sambil mengataiku." Lirihku sesekali menatapnya sinis, dia hanya tersenyum dan kembali membaca buku tebalnya itu.

"Tapi apa benar kau tak menyukai mereka? Wanita yang mendekatimu kan cantik-cantik." Ucapku kembali penasaran dengannya.

"Kau lebih cantik (y/n)." Jawabnya tanpa menatapku.

Blush pipiku tiba-tiba memanas mendengar jawabannya. Pikiranku langsung tertuju pada ingatan saat Seungcheol juga seperti itu pada wanita lain, dia hanya berkata manis tak berisi lagi..

"Ey aku tak mempan dengan gombalanmu itu." Ucapku sedikit menundukan kepalaku agar ia tak melihat pipiku yang mulai memerah.

"Aku jujur (y/n)."

"Aku temanmu dari kec..."

'Tes.. ah selamat siang semuanya. Di beritahukan karena semua guru akan mengadakan rapat, jadi semua siswa di bolehkan pulang lebih cepat, terima kasih.'

"Nah mari pulang." Ucapnya tanpa menghiraukan ucapanku yang sempat terpotong, dengan sigap ia menenteng tasnya.

"Tapi Seungcheol apa benar kau tak percaya dengan ramalan itu?" Tanyaku kembali memastikan.

"Aku menyukaimu (y/n)" Jawabnya dengan santai.

Kakiku sempat berhenti melangkah, warna merah di pipiku semakin menjalar dan merata di wajahku. Bagaimana bisa dia terlihat sangat tenang saat menyatakan perasaannya?

"Tentu saja aku juga menyukaimu, kita kan sudah dekat dari kecil." Jawabku kembali menutupi kegugupanku.

"Benar kata bibi Lee kau memang bodoh." Ucapnya kembali membuat emosiku hampir meledak.

"Sudahlah detik ini kita pacaran, dan aku sudah mengatakan perasaan terpendamku seperti zodiak yang kau bacakan tadi." Lanjutnya menatapku dengan senyuman manisnya dan mencium puncak kepalaku sekilas tanpa peduli dengan siswa yang melihat kelakuannya sepanjang koridor.

"Benar kata bibi Choi kau memang kerdus." Ucapku tak mau kalah mengatainya.

Dia hanya tertawa dan merangkul pundakku, mencubit pipiku hingga membuatku ikut tertawa. Kami pun berjalan pulang beriringan dengan hati yang seakan meledak diantara kami berdua, percaya atau tidak dengan zodiak itu aku sudah tak perduli lagi.







"Seungcheol oppa annyeong." Sapa wanita dengan rambut yang di ikat juga seragam olahraga yang ia pakai tentu dengan tas gendong yang ikut melekat pada tubuhnya membuatku dan Seungcheol berhenti seketika.

"Ah Mina annyeong, kau mau pulang juga?" Jawab Seungcheol diiringi senyumannya.

Mina si adik kelas itu hanya mengangguk dan tersenyum.

"Kau manis sekali aku suka rambutmu di ikat seperti itu, hati-hati di jalan mina ya." Ucap Seungcheol membuat Mina semakin bersemangat mengangguki ucapan lelaki kerdus itu.

"Cih musnah kau kerdus." Lirihku dengan berjalan terlebih dahulu meninggalkan mereka berdua.

Sepertinya Seungcheol mengejarku sambil terus berteriak memanggil namaku. Terserah kau saja Choi Seungcheol kau memang kerdus !!!!











FIN.

Terimakasih sudah membaca imagine receh ini 😂😂
Yuk di baca imagine receh lainnya di mydiamondlifestory 💜

IMAGINE / S.COUPSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang