shaking hands

596 62 9
                                    

Jaemin mengulurkan tangannya kehadapan sosok didepannya. Sosok yang berhasil merebut atensinya. "Hai, aku Na Jaemin. Siapa nama mu?" Dengan senyum yang seolah menyambung telinga kanan dan kirinya, Jaemin bertanya dengan ramah.

"Mark Lee." Jawab sosok bernama Mark itu seraya menyambut uluran tangan Jaemin. 'Namanya keren sekali.'  Sepertinya otak Jaemin sedang senang ber-hiperbola hari ini.

"Kau kelas berapa? Aku sepertinya baru melihatmu hari ini, kau anak baru ya?" Jaemin dengan segala kecerewetannya bertanya dengan (sok) akrab kepada Mark.

"Aku kelas 12, Jaemin." Yang ditanya menjawab ramah disertai dengan senyuman yang mampu membuat perut seorang Na Jaemin yang hiperbolis seperti diserang ribuan kupu-kupu.

"Benarkah? Tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu ya? Kau pindahan kan?" Jaemin mengulang pertanyaannya yang belum dijawab oleh Mark.

"Tidak, Jaemin. Aku sekolah disini sejak kelas 10. Mungkin karena aku jarang keluar kelas jadi kau tidak pernah melihatku?" Jawab Mark santai disertai tawa kecil yang sumpah, lagi-lagi membuat perut Jaemin tergelitik sampai mulas rasanya.

"Oh begitu. Ya sudah kalau begitu salam kenal ya, kak Mark! Ingat namaku ya, Na Jaemin. Aku kelas 11. Kalau kau berpapasan atau melihatku dijalan, panggil saja hehehe." Narsis? Ya memang itu lah Jaemin.

"Iya, Jaemin." Lagi, Mark tersenyum. Sedangkan Jaemin? Dia sedang sibuk mengatur napasnya karena jantungnya terlalu cepat bekerja kali ini.
"Ya sudah, aku ke kelas dulu. Sampai jumpa, Jaemin." Mark menepuk pundak Jaemin pelan. Pelan namun mengantarkan ribuan bahkan milyaran rasa hangat yang menjalar ke hatinya.
Oh ya ampun apa yang terjadi padanya?
.
.

Saat istirahat, Jaemin berharap bertemu dengan Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat istirahat, Jaemin berharap bertemu dengan Mark. Namun sia-sia karena dia tidak melihat sosok berambut hitam itu sedari tadi. Akhirnya dia memutuskan untuk memakan Mie instan buatan ibu kantin kesayangan Jaemin. Donghyuck yang ada disebelahnya menatap Jaemin dengan heran.

"Oi Nana! Kamu kenapa sih? Tumben banget kamu gak semangat makan mie buatan ibu kantin kesayanganmu?" Donghyuck bertanya kepada sahabatnya sedari bayi itu dengan tidak santai.
Pemuda yang dipanggil Nana (panggilan kecil Jaemin) menoleh dengan mie yang masih menjuntai di bibirnya dan menatap sang sahabat dengan pandangan malas lalu melanjutkan makannya.

"WOY NA JAEMIN! Kamu kenapa sih? Tega banget nyuekin aku! Kamu ada masalah? Atau kamu lupa minum susu tadi malam?" Donghyuck sewot sendiri karena kesal tidak di gubris oleh Jaemin.

"Ddongie kamu bisa diam gak sih? Aku sedang berusaha menikmati makanan ibu kantin kesayanganku." Ucap Jaemin yang sukses membuat Donghyuck kesal sampai ingin membanting sepiring ketoprak yang ada di hadapannya, tetapi tidak jadi karena dia juga kelaparan. Dasar.

"Ddongie." Panggil Jaemin kepada Donghyuck. "Hm?" Tumben sekali makhluk hiper aktif satu ini menjawab singkat sepeti itu?

"Sepertinya aku jatuh cinta."

Can You Love Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang