Ketika saya mendengarkan lagu Ariana Grande - Better Left Unsaid
Kisah ini yang muncul di bayangan saya.
.
.
.[>]
Tidak terhitung berapa perasaan yang tak terucap.
Tidak terhitung berapa hati yang patah karena tak bersuara.
Tidak terhitung berapa jatuh cinta yang tak terungkap.
Sebagai seorang wanita yang sudah hidup seperempat abad, Queen Havelar percaya bahwa setiap orang mempunyai alasan kuat untuk setiap hal yang tak terucap, setiap hal yang dirahasiakan.
Pada dasarnya, manusia memiliki rahasianya masing-masing.
Ada sesak yang perlahan menyengat hatinya, denyut-denyut kegelisahan tengah menyelimutinya dengan sempurna. Pikirannya melayang-layang bebas menembus dimensi waktu masa lalunya.
Tanpa sadar, tangannya yang tengah menggenggam sebuah undangan berpita biru tua itu mulai gemetar. Setelah berhasil mengumpulkan keberanian, dilihatnya lagi undangan itu, dibukanya perlahan, dibacanya pelan-pelan.
Sebuah undangan pernikahan.
Queen menahan napasnya selama beberapa detik untuk menyelami kegelisahannya.
Haruskah ia? Haruskah ia memenuhi undangan itu?
Ini sudah tiga tahun lamanya semenjak meninggalkan Kanada. Rasanya tentu akan berat. Berat bagi Queen untuk kembali. Lebih tepatnya, berat jika ia harus bertemu dengan seseorang, seseorang yang selama tiga tahun ini berusaha ia lupakan.
Blake Cleveland.
Akhirnya, Queen melafalkan nama itu lagi dalam pikirannya. Queen memejamkan matanya, ia menyandarkan punggungnya di kursi kamarnya. Hatinya mendadak ngilu saat ia perhalan terserap kembali pada ingatan lampau beberapa tahun lalu.
Ingatan itu kembali berputar di atas kepalanya seperti sebuah cuplikan dokumenter. Kepingan-kepingan kenangan manis itu menarik gejolak lama yang ternyata masih terasa begitu nyata.
"Blake."
"Queen?"
"Aku ingin bertanya, ini mungkin pertanyaan yang menyebalkan. Kau boleh membenciku setelah ini."
"Kau bicara apa? Kau ini sahabatku. Tanyakan saja."
"Blake, kenapa kau tidak pernah pacaran?"
"Hah? Kau bercanda? Untuk apa memiliki pacar jika definisi pacaran hanyalah sepasang manusia yang saling bertukar perhatian, nonton netflix berdua, melakukan hal-hal menyenangkan bersama? Bukannya kita sudah melakukan bahkan yang lebih dari itu?"
"Tapi, kau bukan kekasihku."
"Kau ingin menjadi kekasihku?"
"Ah, bukan, bukan seperti itu. Aku hanya..."
"Queen, dengar, aku akan selalu di sini. Aku akan selalu memberi apa yang kau butuhkan. Aku berjanji kau tidak akan pernah kesepian. Saat ini kau wanita terpenting untukku, selamanya akan seperti itu."
Memang begitu kenyataanya, Blake selalu membuatnya tidak pernah merasa kesepian. Blake melakukan peran ganda, satu sebagai sahabat, satu sebagai penyejuk hati.
YOU ARE READING
MIDNIGHT FEELINGS (Kumpulan Cerpen)
Short StoryHanya berawal dari menghayati lagu-lagu kesukaan. Hobi membentuk imajinasi sendiri saat mendengarkan lagu. Ini merupakan kumpulan cerita pendek, tempat saya menuangkan apa yang ada dalam ruang imajinasi saya setiap kali mendengarkan lagu kesukaan sa...