Aku terbangun karena merasakan lembutnya selimut yang bergesekan dengan kulit telanjangku. Masih ada waktu 30 menit sebelum suamiku akan mengurungku kembali.
Disini sangat nyaman dan tenang. Suara debur ombak, bau asin dari air laut. Semua terdengar dan tercium dari tempatku berbaring. Hampir setahun kami menikah dan baru kali ini mas Rama mengajakku liburan.
Mas Rama selalu membantah setiap ada yang menyebut perjalanan kami ini honeymoon. Alasannya karena kami tak lagi pengantin baru. Dan dia menambahkan bahwa setiap saatpun kami sudah berbulan madu. Dia mengatakan itu sambil memasang seringainya padaku.
Suara perut yang memang minta diisi membuatku harus bangkit. Aku mengambil kemeja mas Rama yang tergeletak begitu saja disamping ranjang. Selama disini aku juga terpaksa memakai baju mas Rama. Karena ibu mertua serta sepupu dari mas Rama benar-benar merencanakan hal yang bagus, menukar isi koperku dengan memasukkan macam-macam lingerie kedalamnya. Dan sebagai balasan mereka hanya tertawa dan mengucapkan have fun melalui telepon.
*
Nasi goreng yang sudah kutambahkan dengan suwiran ayam, kacang polong dan wortel telah siap disantap. Aku sangat bersyukur karena mas Rama bukan tipe orang yang memilih makanan. Dia juga suka semua jenis sayuran.
Aku berpaling pada suara pintu yang terbuka. Dan benar saja mas Rama datang dengan kaos basah penuh keringat. Suamiku begitu tampan dan sexy. Aku selalu menikmati moment ini. Mas Rama yang selesai berolahraga.
Aku tersenyum padanya seperti remaja bodoh yang terpesona pada cinta pandang pertama. Dia berjalan kearahku.
"Air atau jus" tawarku
"Air saja". Dia meminum airnya pelan sambil menatap padaku. Aku menyergit bertanya dengan tersirat padanya.
"Kau begitu mungil, kita harus membeli beberapa baju untukmu". Jelasnya
"Mas selalu bilang aku kecil kalau pakai kemeja mas kan". Aku mendengus, memang kenyataannya aku tidak ada apa-apanya jika berdiri disampingnya. Puncak kepalaku saja hanya mencapai dadanya."Aku akan mandi sebentar". Dia mencium keningku, lalu berjalan menaiki tangga untuk masuk kekamar. Aku baru sadar jika villa ini sangat luas juga. Kemarin begitu sampai kami memutuskan untuk mengisi perut dan langsung masuk kekamar karena memang sudah larut.
Villa ini dua lantai dengan konsep terbuka. Dilantai ini ada sebuah dapur yang menyatu dengan ruang santai. Disekelilingnya penuh dengan kaca, dipasangi dengan gorden berwarna putih yang dibiarkan melambai tertiup angin.
Pada bagian terasnya dipasang meja kecil serta dua kursi kayu. Dan lantainya terbuat dari kayu dengan undakan kecil. Didepan rumah sudah langsung menghadap pantai. Disini benar-benar surga.
"Diluar mendung, kita dirumah saja". Mas Rama memelukku dari belakang. Dia menempelkan sisi kepalanya di puncak kepalaku.
"Mas sendiri yang bilang. Kita harus membeli beberapa baju untukku"
"Besok saja" selanya "ayo sarapan". Dia mencium pipiku dan menarikku menuju meja makan."Terus rencana hari ini apa?" aku tersenyum melihat mas Rama yang makan dengan lahap. Dia menelan sisa nasi gorengnya dan meminum airnya. Lalu mengarahkan matanya padaku. Aku juga menatapnya sambil tetap makan. Aku takjub dengan kecepatan makannya. Atau memang semua laki-laki makan dengan cepat.
"Apalagi, kita bisa melihat pantai, nonton tv dan bercinta". Aku langsung tersedak. Sedangkan dia tetap datar, menyerahkan segelas air padaku.
"Bukankah memang itu tujuan kita kesini". Mas Rama ini benar-benar blak blakan sekali. Aku berdiri dan membawa piring kotor ke wastafel. Lalu mulai mencucinya.
"Terus bajuku?"
"Masih ada banyak waktu" jawabnya santai.Aku berbalik untuk bertatapan denganya. Dia masih duduk dengan menyangga dagunya dengan tangan kiri. Sedangkan tangan yang lain bermain mengetuk meja pelan. Aku benar-benar mencintai pria ini. Dia sangat jarang tersenyum. Tapi tetap terlihat tampan. Dia termasuk pria yang dingin dan gila kerja. Dia bekerja sebagai pemimpin proyek sekaligus arsiteknya. Tak jarang dia pergi, keluar kota atau bahkan luar negeri. Dia sangat menikmati pekerjaannya. Membangun sesuatu adalah keahliannya. Dan aku juga senang saat melihatnya disini. Dia akan bersamaku penuh selama seminggu. Beruntungnya diriku.