Tanpa Judul

24 4 0
                                    

Januari 2017

*

Gadis itu masih meringkuk. Kondisinya tak ubah seperti malam tadi. Wajahnya masih sendu, matanya bengkak, rambutnya kusut masai, terutama pakaiannya. Dress yang ia kenakan robek di beberapa tempat. Terdapat bekas luka kebiruan di tangan serta kaki. Dia kacau.

Aku bingung. Apa aku bisa membantunya atau tidak. Aku melangkahkan kaki mendekatinya. Tapi dia malah menjauh. Aku mengejarnya. Sebisa mungkin aku mendekat dengan perlahan. Ahirnya dia berhenti. Tepat pada suatu tempat yang misterius. Kulihat gadis itu kembali menangis. Ia memeluk erat sebuah nisan. Rambutnya yang panjang menutupi seluruh wajahnya. Hanya terdengar isakan tangis dari gadis itu. Aku berusaha mendekat kembali. Kulangkahkan kakiku perlahan mendekati gadis itu. Perlahan gadis itu mengangkat kepalanya, suara tangis itu berubah menjadi cekikan tawa yang mengerikan. Aku terperanjat, kakiku mundur perlahan. Namun sayang, aku malah tersandung. Gadis itu perlahan mendekatiku, wajahnya penuh luka dan darah. "Ka--kamu siapa?" tanyaku takut. Napasku sudah tidak beraturan. Aku ingin segera berlari menjauh dari gadis itu. Namun tak bisa, aku tidak sanggup berdiri. Sementara gadis itu terus mendekat sambil tersenyum mengerikan. Astaga, apa yang harus aku lakukan? Dia mendekat, lebih dekat. Aku sudah berkeringat dingin. Otakku sudah tidak bisa berpikir jernih. "Apa yang akan kamu lakukan?" tanyaku sambil berusaha berdiri tapi hasilnya nihil, aku terjatuh lagi. Kakiku sangat sakit, mungkin terkilir. 'Pasrah' itu yang aku lakukan. Ketika aku memejamkan mata, ada seseorang yang mengangkat tubuhku, dan entah membawa aku kemana.Aku merasakan tubuhku yang diangkat oleh seorang laki-laki bertudung hitam dan berpakaian serba hitam. Aku mencoba menegakkan kepalaku yang tadinya terbentur punggung laki-laki tersebut. Dan hal yang pertama kali kulihat adalah gadis kecil yang berlumuran darah di wajahnya, bahkan dress yang ia kenakan tak luput dari cairan berwarna merah tersebut. Wajah gadis itu sangat mengerikan dengan seringaian diiringi deraian tawa tersinis yang pernah kudengar.Aku takut, sangat takut. Namun aku tidak bisa berbuat apa-apa, anak kecil itu sangat dekat denganku, di sampingnya terlihat seorang laki-laki yang tadi membawaku. Anak kecil itu mendekatiku, ia membisikiku, "Hari ini kau akan jadi korbanku." Tubuhku bergetar hebat, aku takut untuk menatapnya. Aku mencoba memeramkan mataku yang terbuka tadinya, dengan cepat anak itu menusuk tubuhku. Aku lemas, tapi mataku masih bisa dibuka, kulihat anak itu tersenyum lalu ia pergi dengan laki laki tadi meninggalkanku sendiri disini.Di sini aku berteriak se kencang kencangnya, tubuhku gemetar, aku sungguh takut, lelaki yang tadi menggendongku malah menurunkanku disini. Parahnya lagi, perempuan itu malah mendekatiku, sialan, apa yang harus aku lakukan? Aku tak berani menatap matanya, matanya menyeramkan, maka akupun meutup mata. Tiba-tiba ada yang menepuk pipiku, aku berusaha membuka mata namun keadaan masih sama gelapnya, ada apa ini? tak lama cahaya muncul, aku mengerjapkan mata, melihat Ayahku yang berdiri disisi ranjangku, "bangun, kamu belum sholat Subuh." Rupanya aku mimpi. Aku berjalan menuju kamar mandi, tapi disitu ada ... dia.The end.



- TIGroup

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SAMCER ON TIGROUPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang