1. Awal Pertemuan

626 9 2
                                    

"Sudah mau pulang, Nis?" Tanya Bu Aruni. Apoteker kesayanganku.

"Udah ni, Bu. Abis shift malam gini badan jadi gerah belum mandi. Mau cepet pulang terus tidur hehe." Balasku.

"Yakin, mau buru-buru pulang? Hari ini ada cowok yang mau Ibu interview. Temen satu sekolahnya si Rika itu loh, dari fotonya sih lumayan ganteng. Yakin nih mau pulang? Yaudah hati-hati ya." Apotekerku satu ini emang hobi banget menggoda karyawannya.

"Duh, iya lupa. Dirumah kan gak ada orang. Ngapain juga aku pulang cepet. Hehe, gak jadi deh, Bu. Kayanya aku mau disini aja."

"Katanya tadi mau pulang, emang mudah banget godain kamu ya haha." Astaga apoteker satu ini emang ngeselin banget. Yang tadi nahan aku pulang siapa coba? "Yaudah. Ibu mau siap-siap dulu, bentar lagi jam 10. Bentar lagi dia juga dateng."

"Keysip, Mami, aku juga mau ke kamar belakang." balasku.

Sedikit perkenalan, namaku Denisa Pranoto. Umurku baru 18tahun mau jalan 19tahun. Aku bekerja di salah satu apotek di kota ini. Aku dilahirkan di keluarga sederhana, dengan orang tua yang luar biasa, serta kakakku yang ngeselin Denis Pranoto. Alasan aku bekerja disini buat ngisi waktu luang, karena tahun kemarin aku belum kuliah dikarenakan aku gak lulus di universitas negeri impianku. Karena di universitas swasta bayarannya mahal. Jadi disinilah aku. Daripada nganggur dirumah, yakan? Aku bahagia bekerja di apotek 24jam ini sejak 3bulan yang lalu, selain karena karyawannya yang ramah dan apotekernya yang baik hati bak ibu peri, aku juga dapat penghasilan bulanan dari sini. Jadi untuk biaya kebutuhanku, aku tak perlu repot meminta-minta dengan kedua orangtuaku.

Aku yang lagi asik tidur-tiduran dikamar belakang apotek, tiba-tiba dikagetkan dengan ponselku yang bergetar tanda line masuk.

Indriani Noviani: Denisa! Cepet kedepan sekarang!!!

Oh, ternyata dari Bu Indri. Dia Asisten Apoteker juga, sama sepertiku. Dia yang lebih tua udah aku anggap layaknya ibu kandung sendiri.

Denisa Pranoto: Emangnya ada apa, Bu? Bukannya shift saya sudah selesai sekarang?

Indriani Noviani: Lah, kamu ngapain belum pulang kalo gak nunggu cowok yang mau di interview Bu Aruni hari ini. Dia udah dateng tuh.

Denisa Pranoto: Otewe, Buuu!

Haha, entah kenapa karyawan disini suka sekali menggodaku. Mungkin karena aku yang gak bisa kalo liat cowok ganteng dikit, wkwk.

"Interview hari ini cukup sampai disini. Jika Anda diterima, Anda akan kami hubungi dalam 3 hari kedepan. Tapi jika Anda tidak di hubungi. Mohon maaf mungkin Anda belum di terima ya saudara Aditya Rizky Pranata." Kata Bu Aruni sambil berjabat tangan.

"Saya harap, kabar baik yang akan saya terima dalam 3 hari kedepan. Terimakasih, Bu. Selamat pagi." Balas Aditya sambil berjabat tangan dengan Bu Aruni.

Saat aku keluar menuju ruangan depan. Tanpa sengaja aku berpapasan dengan seorang cowok yang aku tunggu-tunggu dari tadi kedatangannya. Yang aku tak ketahui namanya.

"Ah, biasa aja." Gumamku.

"Hm, apa mbak?" Katanya dengan canggung.

"Oh nggak." Balasku kikuk. Alhamdulilah dia tidak mendengarnya. Dasar aku ini bodoh sekali. Bergumam tapi lebih tepatnya disebut bicara.

"Iya, mari mbak." Katanya dengan senyum yang sungguh membuatku tidak enak hati.

"Iya." Balasku.

Selepas kepergian cowok itu, aku pun bersiap untuk pulang. Setelah absen pulang dengan finger print aku pun pamitan dengan yang ada di apotek.

Orang KetigaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang