~*~
Semua berawal dari ketidak sengajaan ku. Aku selalu menyayangi dirinya, aku selalu berusaha agar tak ada airmata yang menetes dan membasahi pipinya. Hingga akhirnya aku tergelincir kedalam sebuah ngarai yang sangat dalam hingga membuat ku tak bisa meraih hangatnya cahaya mentari.
___________________________"Thia..!! Ayo bangun!, apa kau akan terus tidur sampai siang nanti? " Sepasang tangan lembut meraih selimut berwarna abu-abu yang menutupi tubuh seorang gadis yang mengenakan piyama berwarna biru muda.
"Ya.. Sebentar Bu ... 5 menit saja. Lagi pula ini masih terlalu pagi, gerbang sekolah juga belum terbuka" Jawab Thia sembari menarik selimut tebalnya
" Benarkah? , apakah jam 06:30 gerbang sekolah mu belum juga terbuka sayang? "
"Hah?? ,06:30?, kenapa ibu tak membangunkan ku dari tadi? " Jawab Thia yang sedang melompat dari kasur kesayangannya.
Wanita itu menatap hangat pada anaknya sambil berkata dalam hati "Astaga, anak ini aku sudah membangunkan nya sampai hampir sepuluhan kali dan dia bilang aku tidak membangunkan nya? " Wanita itu menarik tangan anaknya dengan penuh kasih sayang "Sudahlah ayo sana pergi mandi!, ibu akan menyiapkan sarapan untukmu"
~•~
"Selamat pagi Yah.. Bu" Seorang gadis menatap hangat kedua orangtua yang duduk didepannya.
"Hemm.. " Terdengar suara tegas namun lembut keluar dari mulut salah satu orangtua didepan Thia.
"Ayolah ayah... Apakah ayah akan salamku seperti itu? " Thia menunjukkan wajah paling imut milinya.
Pria itu menghela nafas pelan "kalau kau bicara terus... Sarapan mu akan ayah habiskan " Pria itu mengambil sendok yang berbeda didepannya.
"Akh... Kalau Ayah mengambil makanan ku.. Bagaimana aku akan fokus belajar disekolah nanti? " Thia memanyunkan bibir kecil miliknya.
"Sudahlah... Ayah harus pergi ke kantor" Pria itu sudah berjalan menuju mobil nya.
" Baiklah.. Ibu!!! Thia berangkat sekolah ya... " Sambil menggendong tas merah dipunggungnya.
"Iya... Hati-hati dijalan ya!! " Suara jeritan terdengar dari dalam rumah.
"Sepertinya aku sudah ditinggalkan oleh si bodoh itu" Gumam Thia kesal dalam hati.
"Permisi nona... Apa kau akan meninggalkan pria manis dan tampan ini? " Pria itu memegang pundak Thia.
Thia menoleh dan membalikan tubuhnya "Apa?.. Kau sudah bosan hidup dengan mengatakan hal itu? "
Pria itu tersenyum mendengar gadis didepannya bicara seperti itu "Baiklah-baiklah aku minta maaf " Sambil menatam teduh gadis didepannya "Aku akan mentraktir mu saat istirahat nanti, tapi maafkan aku ya.. "
"Baiklah aku memaafkan mu, Ayo cepat, apa kita akan terus berdiri disini sampai siang? " Thia menarik tangan pria itu.
Thia dan pria itu berjalan bersama hingga akhirnya sampai disekolah.
"lihat itu baru pertama masuk sudah nempel aja" Gumam salah satu siswi disekolah. "iya itu benar, dasar ganjen" Tambah yang lain.
"Thia.. Ayo kita cari kelas kita " Ajak pria yang sendari tadi menatap Thia yang sibuk dengan ponsel nya.
"Ekhh... Iya ayo kita cari kelas kita " Thia pun berjalan beriringan dengan pria itu menelusuri koridor sekolah.
___________________________Halo...
Maaf ya...
Yang kemarin novel nya banyak yang typo jadi aku hapus deh...Ini cerita nya sama dengan yang kemarin tapi isi nya sedikit ada perbaikan. Semoga kalian menyukai karia ku.
Maaf klk masih ada typo.
Typo nya belum bisa deperbaiki.
Jgn lupa comen dan vote yaSee you next part.

YOU ARE READING
Our In Complete Story
Teen Fiction"Maaf... Aku tak bisa menemani mu disaat dia memanggil mu. Untuk menghadap. Maaf aku memang bodoh" "Jangan menangis dimakam ku. Karena aku bahagia bisa bersama mu disisa hidup ku" . . . "Maaf kan aku Zio aku tak bisa menyelesaikan kisah ini bersama...