Chapter 2

435 4 0
                                    


Akhir pekan berlalu, hari ini adalah hari yang paling dibenci semua murid. Senin. Aku bangun tepat pukul 7 pagi dan aku langsung melakukan rutinitas pagiku. Justin bilang, ia tidak akan menjemputku hari ini karena dia akan menjemput Sofia Richie. Seorang perempuan yang baru memasuki tahun sophomorenya. Setelah kejadian di kamar mandi hari minggu pagi, Justin meninggalkanku dan sarapan yang aku buat untuknya. Aku kecewa karenanya tapi, bukankah dia sering mengencewakanku? Kejadian seperti itu sudah sangat sering terjadi.

Aku memasuki range roverku lalu menaruh tasku di kursi sampingku. Dan tepat saat aku ingin menjalankan mobilku, ponselku berdering. Tanpa melihat siapa yang menelefonku, aku langsung mengangkatnya.

"Hi Bree."

"Daddy?!" Tidak ada orang selain daddyku yang menyebut namaku Bree.

"How are you sweetheart? im sorry i didn't call you last weekend. Jeremy and i are going to fly to France tomorrow morning. So i can't promise you i'll be at home at the end of this weekend." As always.

"It's okay daddy. Justin will always watch me anyway. Good luck daddy for your promotion. I love you." Tanpa mendengar balasannya, aku mematikan telfonku.

Great 2 person just ruined my morning. Tetapi aku tahu aku tidak bisa menyalahkan daddy dan pekerjaannya. Daddy dan Jeremy-ayah Justin, adalah seorang businessman. Mereka berteman sejak mereka remaja. Itu sebabnya aku dan Justin bisa bersahabat, karena 12 tahun yang lalu daddy dan Jeremy mempertemukan kami berdua. Saat itu aku dan dia baru ingin memasuki sekolah dasar. Sedangkan mom dan Pattie-ibu Justin, mereka tidak pernah bertemu. Alasannya? mom meninggalkanku dan daddy saat dia melahirkanku. Well, walaupun mom tak pernah ada di hidupku, bagaimanapun juga aku menyayanginya.

Saat aku keluar dari mobilku, Elena-sahabatku selain justin, berlari kearahku dengan tatapan sendunya. Aku memutarkan kedua bola mataku saat Elena tersandung kaki miliknya sendiri.

"Ella oh my god guess what?!"

"hmm let me guess, you finally found out that your non existent dick is actually exist and now you're a boy? or you fucked our old math teacher?" Aku terkekeh dan berjalan menuju kelasku dan Elena.

"Haha very funny bitch. But seriously tho am i blind or am i blind because i just saw Justin with a junior that has a fucking big nose and looking like a thirsty ass hoe instead of you?"

"Oh about that," Aku memberhentikan langkahku dan memutar kepalaku untuk melihatnya, "You know him Elena. Justin will always be that kind of person. He will never change, remember? He always treat me like that anyway. So what's the point?" Aku memaksakan senyumku.

"Ella babygirl. How many times i should tell you this?" Elena menghela nafasnya dan aku tahu Elena kecewa kepadaku.

"Tell her what?"

Aku dan Elena membalikan badanku dan tepat di depan kami sekarang, Justin bersama Sofia yang tengah memeluk lengan Justin dengan manja. Oh God, her make up is too much i don't know whether i should laugh at it or tell her in front of her face that she looks like a fucking clown and she doesn't deserve being with Justin. So i chose the safest opinion. Aku tertawa. Kencang. Elena, Justin dan Sofia melihatku seperti aku adalah orang yang sakit jiwa.

"Dude what you said to me a couple of minutes ago about her is so fucking true. She looks like a thirsty ass hoe."

Saat Elena mengerti mengapa aku tertawa, ia kemudian tertawa.

"What are you guys laughing about? and who's her?" Justin menaikan sebelah alisnya.

"Justin who are they? They're weird." And then we stopped laughing.

"Bitch before yo--" Aku menghentikan Elena lalu saat aku ingin berbicara tiba-tiba Justin melepaskan tangannya yang Sofia peluk.

"They're my bestfriends and don't you dare to call them any other bad names or i swear to God Sofia."

Tanpa aku sadar beberapa orang tengah mengerumuni kami. Justin mempunyai anger issues, maka tak heran hal sekecil apapun bisa membuatnya marah.

"Justin it's okay, no need to make a scene ok? we'll just go to the class," I said.

Sebelum semuanya menjadi besar, aku mencium pipi Justin lalu menarik lengan Elena dan meninggalkan Justin bersama Sofia disana. Tapi, aku masih bisa mendengar apa yang Sofia katakan setelah kami pergi.

"Justin why did you let that ugly girl kiss you? Oh my God Justin are you blind? She's so ugly. She's definitely not on your level."

Did you heard that? Yeah, that's the sound of my heart breaking.

Sober - Justin BieberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang