PAGI yang cerah tidak membuat Prapti tersenyum. Tugas yang menumpuk mengharuskannya untuk bergadang hingga pukul 2 dini hari. Dengan langkah gontai dia memasuki kelas yang sudah ramai dengan teman-temannya yang lebih banyak sedang menyalin PR.
"Hai, Prapti! Gimana PR-mu? Udah selesai?" tanya salah satu temannya yang masih saja terlihat semangat. Namanya Dela. Matanya tidak bisa membohongi semua orang bahwa ia juga kurang tidur.
"Hm, udah selesai kok. Tadi kamu jam berapa tidur? Aku ngantuk sekali loh," jawab Prapti dengan lemas sambil menelungkupkan badannya di atas meja.
"Ayo semangat Prapti! Aku tadi tidur jam setengah 3 pagi. Ngantuk sih tapi aku maksain diri lah. Jugaan besok sampai hari sabtu kita bakalan libur kan?" jawab Dela sambil menyemangati Prapti. Prapti hanya mengangguk lemas.
***
"Dela, kamu ikut ke kantin?" tanya Prapti pada Dela. Dela yang sibuk dengan buku Biologinya itu menoleh.
"Sama siapa aja?" tanya Dela.
"Aku, Dea, Via, Tita, Vika."
"Oh ya udah."
"Ikut gak?" tanya Vika dengan muka bosan. Dia paling malas dengan yang namanya menunggu.
"Gak deh. Maaf," jawab Dela tidak enak hati.
"Gak apa Del. Vika memang begitu orangnya. Ya udah kita ke kantin dulu ya," ucap Prapti sambil tersenyum lalu mengajak semua temannya untuk segera ke kantin.
"Kamu harusnya hati-hati Prap. Anak baru itu agak aneh tau?" ujar Vika kesal.
"Kamu ini ada-ada aja Vik. Apanya sih yang aneh? Biasa aja."
"Yaya terserah kamu aja," jawab Vika lalu mengambil handphonenya yang berada disaku roknya.
"Sonia sama Devinda mana?" tanya Via sambil mengelus perutnya pelan. Prapti yang berjalan disampingnya hanya bisa menahan tawa melihat kelakuan salah satu sahabatnya tersebut.
"Sibuk OSIS lah." Jawab Tita dan Dea dari belakang sambil tertawa. "Lagi pula kan Valentine udah deket, pasti ada acara."
"Valentine udah deket ya? Aku lupa," timpal Vika sambil fokus ke layar handphonenya.
"Aku kepingin dikasi cokelat sama cowok. Gimana ya rasanya," ujar Via sambil menkhayal.
"Stop dreaming, Vi! Gak baik buat kesehatan," ujar Tita sambil tertawa.
"Kamu kan setiap Valentine pasti ada aja yang ngasi cokelat. Lah aku?" jawab Via sedih.
Prapti tertawa mendengarnya. Memang diantara dia dan sahabat-sahabatnya ini Via orang yang paling manja dan terlalu banyak bermimpi tentang pasangan hidup. Dia saja sering memanggil Via dengan julukan "Jomblo Ngenes".
***
"Prapti!"
Prapti yang masih membersihkan lensa camera-nya menoleh ke arah Ari. Ari merupakan teman dekatnya di ekstra jurnalis.
"Kenapa Ri?" tanya Prapti bingung.
"Kamu kemarin gak ikut rapat kan? Ini surat keputusannya," ujar ari sambil menyerahkan amplop cokelat ber-cap sekolah.
"Oh ya? Aku kok gak tau ya?" jawab Prapti bingung lalu mengambil amplop yang Ari berikan.
"Kemarin rapatnya mendadak. Lagi pula kamu gak sekolah kan kemarin?" balas Ari santai lalu meluruskan kakinya di rumput sekolah. "Ngapain sih kamu betah banget di lapangan upacara yang berumput gini?"
Prapti hanya mengangkat bahu sekilas lalu membaca hasil surat keputusan. Tak lama matanya terbelalak kaget melihat namanya berada diurutan teratas dalam ketua team foto jurnalis dalam acara Valentine nanti.
"Gila! Aku jadi ketuanya Ri! Aku seneng banget."
"Hahaha. Jabatan itu memang cocok untukmu Prap. Kamu memang berbakat dalam photography."
"Aku seneng banget," ujar Prapti sekali lagi dengan muka berbinar. "Oh ya Ri. Aku hari jumat mau ke Bedugul. Kamu mau ikut?"
Ari menggeleng. "Gak bisa. Aku mau tidur seharian. Kan hari kamis *Malam Siwaratri jadi ya aku *Mekemit."
(*Malam Siwaratri : Malam peleburan dosa bagi umat Hindu. Di Malam Siwarata umat Hindu biasanya berpuasa dan bergadang untuk merenungkan segala dosa-dosa yang telah diperbuat.)
( *Mekemit : Mekemit merupakan tradisi umat Hindu khususnya di Bali untuk bermalam maupun bertapa di Pura.)
"Aku juga mekemit kok. Kamu ini alasan aja. Jugaan besoknya Imlek."
"Gak ah. Males. Emangnya mau ngapain?"
"Aku mau foto pemandangan disana. Sekalian jalan-jalan."
"Kamu sendiri aja ya? Aku mau istirahat seharian hari jumat."
Prapti memberengut. Lalu menjawab dengan ketus. "Oke dah."
Ari hanya tersenyum lalu mengikat rambutnya yang tergerai bebas. "Ya udah. Aku pulang dulu ya Prap."
"Oke, hati-hati ya!" ujar Prapti singkat lalu kembali fokus ke camera yang ia bawa.
"Sip!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Photograph
Teen FictionWe made this love in a Photograph. *** Prapti suka sekali semua yang berhubungan dengan photography. Dunianya dipenuhi oleh foto-foto. Ia selalu memotret semua moment yang ia lewati. Sampai satu moment mengerikan yang tidak sengaja ia potret pada s...