1

29 5 1
                                    

Teruntuk kamu sahabatku

Hey sahabatku! Apa kabar hatimu? Apakah serapuh hatiku? Hehe, kuharap tidak. Eh tetapi, tidak mungkin kamu bersedih. Karena dambaan hatimu selalu menghiraukanmu bukan?

Sahabat, kita memang dekat dalam arti fisik. Tetapi, detik berganti, menit berganti, jam berganti dan hari berganti aku semakin merasa jauh darimu. Benarkah perasaanku ini? Aku harap hanya faktamorgana seperti yang Pak Andreas jelaskan tadi di kelas hehe.

Sebelumnya, maaf. Maaf aku selalu membuatmu risih. Maaf aku selalu menelisik kehidupanmu. Maaf aku tidak bisa menjaga perasaanku. Maaf aku melampaui garis persahabatan ini.

Maaf aku menyukaimu.

Mengenai perasaanku, kamu tidak perlu sulit-sulit memikirkannya. Cukup aku saja yang merasakan sulitnya menahan rasa ini. Terutama saat melihatmu dengannya.
Kamu juga tidak perlu berusaha membalas perasaanku. Karena aku tidak ingin, perasaanmu hanya sebagai faktamorgana yang hanya membayangiku tanpa menemani dalam arti sebenarnya.

Sahabat,
Jika dia membuatmu bahagia, aku rela melepasmu. Eh? Apalah arti melepas, jika kamu saja bukan milikku hehe.
Kejarlah apa yang membuatmu bahagia. Tidak usah hiraukan aku.
Percayalah, aku tak apa. Karena bahagiamu, juga bahagiaku.

Tapi aku yakin, jika kamu selatan milikku, dan aku utara milikmu, kita pasti akan saling tarik menarik.
Dan jika bukan, aku bisa apa? haruskah aku menyalahkan takdir?

Salam sayang dan akan selalu sayang
Sahabatmu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Blue LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang