Makna Kehidupan

6.6K 39 16
                                    

 Dalam sebuah perkuliahan saya ditanya sama Ibu Dosen "coba kamu utarakan menurut kamu tentang makna kehidupan". Lalu saya jawab. "Bu..! saya memulai hidup dari selatan (malang selatan maksud saya, rumah saya kan disana), kalo saya disuruh meng-utara-kan saya belum mampu (semua temen pada tertawa dan itu dosen menatapku dengan pandangan penuh senyum.)" Itu dosen kok nggak marah ya..? "pikirku". Mungkin karena Ibu Dosen itu sudah lama kenal dengan saya sehingga Dia sudah ngerti karakterku, tapi pada waktu sebelum-sebelumnya Dia selalu marah kalo' aku gitu'in atau apa mungkin karena Ibu Dosen itu sedang hamil ya, dan Dia nggak mau memarahiku karena takut kalo' nanti kelak anaknya sama seperti aku. "ahh tak doain aja anak Ibu jauh lebih baik dari aku amin (pikirku)."

Ketika suasana mulai tenang kembali, aku mulai menjawab. Tentang makna kehidupan menurut saya jadi begini. Yang pertama ditinjau dari segi keislaman. Banyak orang yang terlalu serius mengurusi kehidupan didunia, padahal hidup didunia ini hanya sementara. Ini sering dilupakan oleh sebagian besar umat manusia. Lupa mengingat perjalanan kehidupan hakiki setelah hidup didunia. Hidup didunia ini ibarat seperti bercocok tanam di ladang, dan kelak hasil dari cocok tanam tersebut akan kita tuai setelah kita mati. hidup di dunia ini hanyalah sendagurau, permainan yang tak lebih hanya sebagai terminal kehidupan menuju sebuah kehidupan yang lebih kekal dan hakiki. Hidup ini hanya untuk beribadah dan untuk menjadi khilafah di bumi.

Yang kedua........??? (saya mau protes dulu) "Bu...! apa nggak sebaiknya temen temen yang lain gantian mengutarakan pendapatnya? (semua temen temen pada menoleh kearahku, mungkin pikir mereka, aku ini cowok tapi kok cerewet ya.)" Dengn hanya satu kata Dia berucap "LANJUTKAN". Yahh mau gimana lagi...!! Lanjut------------> Yang kedua ditinjau dari  segi tiga dan segi segi yang lain hehehe (karena saya sudah mulai kehabisan kata kata, ya begitu saya mencoba mengalihkan perhatian). "suasana mulai ricuh kembali". Lalu Ibu dosen itu ngomong satu kata lagi "SERIUS" dengen seketika suasana kelas menjadi tenang kayak dipemakaman.

Ketika saya mau meneruskan panjelasan berikutnya, Kriiiinggggg "bel berbunyi". Lalu Ibu Dosen itu berbicara didepan "karena waktunya sudah habis maka akan kita lanjutkan minggu depan, dan jika ada yang ingin ditanyakan, masukan dll, Silahkan mengacungkan tangan..!!".

Sebelum yang temen temen temen yang lain mengacungkan tangan, saya mengacungkan duluan dan kemudian Ibu itu memberikan waktu berbicara pada saya. Dengan tersenyum saya berbicara "Waduh Bu saya tadi sebenarnya mau meneruskan penjelasan tentang makna kehidupan ditinjau segi dari pengaruh struktumya atas anggotanya, garis besar prostitusi, filosofi kehidupan(dengan sok pintarnya saya ngomong begitu padahal saya nggak ngerti itu semua dan saya berani ngomong seperti itu karena waktunya sudah habis yang nggak mungkin saya akan menerangkan, hehehe ). Dengan serentak temen satu kelas menerikan kata "gaya.. gaya.. gaya...."

Ibu Dosen itu hanya tersenyum lalu mengatakan pada semua mahasiswa "untuk pertemuan minggu depan biarkan Ulum ( ulum, sebutan saya dikelas) mempresentasikan yang baru dibicarakannya tadi tentang makna kehidupan ditinjau segi dari pengaruh struktumya atas anggotanya, garis besar prostitusi, filosofi kehidupan".

Dengan wajah pucat saya keluar kelas dan temen temen pada berkata "RASAIN LOHHH". Sambil jalan keluar saya berfikir "minggu depan gimana ya? apa enaknya nggak usah masuk." penuh dengan kebingungan...!!

Lanjutan cerita kapan2 aja lah.....

Makna KehidupanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang