Bagian-1

3.3K 55 9
                                    

Nada-Nada Dakwah Dan Melodi Hijrah

31/01/2017

Oleh: Pelangi Senja dan Embun Pagi

Aku bagaikan tangga nada yang berdiri sendiri

Berteman sepi dalam sunyi

Jauh dari kata estetika

Siapa yang hendak mendengarnya

Sunyi, senyap, seperti semua tergagap

Bahkan mereka tertidur lelap

Kemudian dikesunyian malam itu pula aku berharap

Adakah tangan-tangan kan hinggap?

La, La, La

Rindukah melodi yang indah?

Mengalun penuh cinta estetika

Apresiasi cinta dari pendengarnya

La, La, La

Kemarilah tangga nada

Menyusun nada-nada hijrah kita

Menjadi melodi nan indah

Bersenandung sepanjang masa

Teringat aku pada Firman-Nya, sungguh hal ini selalu menjadi pengingatku dalam menyusun tangga-tangga hijrahku. Disamping itu, melodi hijrah terasa indah dan selalu ku nikmati dalam perjalanan ini.

"..., Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Rad : 11).

Tidakkah hati kita tersentak? Bukankah Tuhan inginkan kita bergerak? merubah apa yang telah dirusak lalu bergerak menuju islam yang bersemarak.

Saat itu, aku bercerita pada cermin di kamarku, "wahai diri, aku ingin menuntunmu menuju perubahan, mungkin dulu ini aku hanyalah manusia penuh debu dan sungguh kotor. Namun, mulai saat ini aku ingin melangkah lebih jauh lagi, bukan berarti ingin melangkah berjauhan melainkan ingin dekat disisi-Nya. Karena aku menyadari bahwa untuk melakukannya diperlukan komitmen dan aksi dalam menjalaninya". Ujarku dihadapan cermin.

Saat itu malam telah tiba, aku berteduh dibawah rumah yang sangat sederhana dengan suasana keluarga yang bahagia. Ketika itu aku sedang sibuk menggenggam Smartphone yang dipinjamkan oleh kakakku, membalas setiap pesan yang muncul dipermukaan layar itu. Sempat diriku berdialog untuk mempererat ukhuwah, dan yang biasa aku lakukan ialah menyampaikan postingan dengan suasana cinta agar hati tak mudah lupa dalam mengingat-Nya. Tentu dalam menyampaikan itu semua ada saja orang yang menolak cinta itu, padahal aku ingin menjadi pewarna bagi kehidupannya agar senantiasa ingat bersama akan kebesaran-Nya. Disitu aku pun tak bisa memaksa, karena yang menjadi kewajibanku hanyalah menyampaikannya. Jika diterima Alhamdulillah, jika pun tidak, aku selalu menjadikannya sebagai tabungan positif dimasa depan.

Detik jam berdetak dan waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB, aku yang berada di Kamar adikku dihampiri oleh sang ibu agar segera tidur tuk melanjutkan aktifitas yang ada diesok hari, sebenarnya aku masih betah tapi memang sudah masuk jam tidurku. Kemudian aku bergegas menuju kamarku dan terbaring diatas tempat tidurku, ku ucap cinta pada Sang Illahi agar senantiasa menjagaku dimalam hari ini, langsung aku pejamkan mata ini dan terlelap menuju dunia mimpi. Pukul 02.00 WIB, aku terbangun kala itu. Bagiku terbangun disepertiga malam sudah menjadi kebiasaan yang telah mengakar dalam qalbuku. Saat itu aku ingin mengemis cinta-Nya dan mencurahkan segala rasa yang ada dalam diriku, tak terasa butir air mata mengalir membasahi pipiku. Bait-bait kata pun terucap pada-Nya disertai bibir yang bergetar karena tak kuasanya diriku bercerita pada-Nya. Aku rindu, aku berdo'a, dan aku ingin mewujudkan mimpi-mimpiku itu, lama aku menunggu dan menantikannya disetiap langkah hidupku. Ku pejamkan mata dan khusyu didalamnya, tanganku menadah meminta pertolongan-Nya. Biarlah waktu itu menjadi saksi dalam catatan hidupku.

Pagi hari tiba dan diriku bergegas keluar, melihat langit yang nampak biru dan menatap burung berterbangan disertai kicauannya yang membuat potret pagi ku ini nampak indah. Tumbuhan hijau dan udara segar itu membuatku ingin sekejap memejamkan mata dan mengucap syukur atas segala nikmat yang telah diberikan-Nya. Pagi itu aku sedang bersiap menuju Sekolah, memakai putih abu dengan kerudung panjangku yang selalu aku cintai ini. Setelah semuanya siap dan beres, aku mencium tangan ibuku dan izin untuk berangkat segera menuju Sekolah. Lalu Kukayuh Sepeda dan berangkat menuju Sekolahku tercinta.

Saat tiba di Sekolah dan menempatkan Sepedaku ditempat parkir, aku bertemu dengan teman-temanku, kami berpapasan saling tersenyum dan berdialog singkat sambil berjalan menuju kelas. Ketika bel Sekolah berbunyi, diriku mencoba melangkahkan kaki dan duduk manis didalamnya. Aku perhatikan isi materi dan mencoba tuk konsentrasi didalamnya.

Setelah jam Sekolah berakhir, segera dengan sigap diriku mengambil Sepedaku dan mengayuhkannya menuju Rumahku. Akuu ketuk pintu dan ucapkan salam lalu meminta izin untuk meminjam Sepeda Motor kakakku, saat itu aku memang terbiasa mengikuti Kajian Islam yang didalamnya diikuti oleh para remaja dari tiap Sekolah. Banyak sekali cerita menghiasi hidupku saat bersama mereka, didalamnya banyak remaja berpotensi serta berprestasi ditiap Sekolahnya, dan yang paling melekat dalam ingatanku ketika lantunan irama memotivasi diriku. Irama itu dilantukan oleh remaja disana yang memiliki potensi seni tuk memotivasi para peserta yang turut hadir didalamnya. Irama itu berbunyi...

***

Nada-Nada Dakwah Dan Melodi HijrahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang