BAB 1PERKENALAN YANG PANJANG

20 0 0
                                    



Malam yang gelap untuk seorang gadis kecil dibawah kolong meja. Gadis kecil itu hanya bisa melihat dan terdiam. Meja kayu yang menaunginya, dia bersembunyi di balik bayangan kursi, mendengarkan orang tuanya yang sedang bertengkar hebat. Bentakan itu, ah mungkin lebih tepat disebut makian, ya makian itu, berhasil membuat gadis kecil tersebut ketakutan. Dia tak tahu harus berbuat apa, bahkan matanya tak sanggup lagi mengeluarkan air mata. Dinginnya lantai dibawah kolong meja memaksanya memberanikan diri untuk melakukan hal bodoh.

Gadis kecil yang ketakutan itu pun berhasil menarik perhatian orang tuanya. Mata kedua orang tuanya benar- benar tertuju padanya, melihatnya merintih kesakitan dibawah kolong meja yang dingin itu. Tak berpikir panjang orang tuanya pun menghentikan pertengkaran mereka dan menolong gadis kecil itu. "Sakit, ibu," rintih gadis yang baru berusia 6 tahun itu. Ibunya hanya bisa melihatnya, tetapi ayahnya langsung datang dan mendekapnya erat sambil mengelus kepalanya yang sengaja dia antuk kan dengan meja untuk menghentikan pertengkaran kedua orang tuanya.

Sambil mendekap gadis kecil itu, ayahnya hanya bisa menangis dan berkata "Maafkan Ayah,Scarlet". Gadis kecil itu pun hanya bisa tersenyum didalam dekapan ayahnya. Senyum yang memiliki makna begitu dalam sehingga tidak menggambarkan kebahagiaan sedikitpun. Gadis kecil itu sudah terbiasa dengan situasi pertengkaran orang tuanya. Tiap kali orang tuanya bertengkar, dia akan menyakiti dirinya untuk menarik perhatian orang tuanya sehingga mereka akan menghentikan pertengkaran. Dia pun degendong ayahnya menuju kamar tidurnya. "Nah Scarlet tidurlah, ayah akan menemanimu tidur." kata ayahnya sambil mengelus kepalanya yang masih sakit.

"Tapi ayah, aku belum mengantuk !, Setidaknya ceritakan sebuah petualangan padaku" mohon Scarlet.

"Baiklah kalau begitu anak kesayanganku, aku akan menceritakan petualangan hebat padamu. Dahulu kala....." Ayah Scarlet melanjutkan ceritanya hingga anaknya terlelap. Dia memandangi wajah Scarlet yang tidur dengan begitu nyenyak, mungkin jika kau berada disana, kau bisa merasakan kepedihan yang terpapar jelas pada wajah ayah Scarlet. Dia hanya bisa memandangi anaknya yang manis itu, anak perempuan dengan paras elok bermata kecoklatan, tanpa kelopak mata dan bibir nan merah yang montok, hidung mungilnya yang agak pesek jika dibandingkan dengan hidung ayahnya membuat gadis kecil itu begitu imut, rambutnya berwarna coklat kemerahan juga begitu lebat, membuat ayah Scarlet tak henti - hentinya mengelus setiap helaian rambut yang ada di kepala anaknya. Pikirnya, siapa yang akan memanjakan gadis kecilku ini jika aku pergi?, siapa yang akan mengelus rambut kecoklatannya yang begitu tebal jika aku pergi? , siapa yang akan membuatnya tertawa begitu lebar jika aku pergi? Pikiran ayah Scarlet berbelit - belit mengkhawatirkan putri kecil semata wayangnya. Air matanya menetes tanpa dia sadari, Bagi seorang pria segagah dia mungkin air mata adalah bentuk kelemahan yang sangat berarti, namun apa yang membuatnya begitu lemah adalah buah hatinya sendiri.

Hampir tiap malam gadis kecil bernama Scarlet itu dimanjakan dengan cerita petualangan karangan ayahnya. Setahun berlalu sejak kejadian itu, orang tua Scarlet memutuskan untuk bercerai. Scarlet kecil yang belum mengerti hal tersebut hanya bisa diam, setiap kali dia bertanya, ayahnya hanya menjawab " Gadis ayah yang cantik, sebentar lagi ayah akan pergi jauh sekali untuk berpetualang, kamu jaga ibu ya nak," . Ayah yang begitu tampan menurut Scarlet, begitu tegap dan gagah dan juga dipenuhi dengan kasih sayang. Tuan Casanov biasanya orang - orang memanggilnya, ayahnya memiliki mata seperti scarlet berwarna coklat dan juga rambut yang sama dengan dia. Sifat Keras kepala gadis kecil itu juga turun dari ayahnya. Ayahnya adalah seorang yang pintar dan begitu dihormati, Namun saat tempat kerja ayah Scarlet mengalami kebangkrutan dia pun kehilangan segalanya kecuali keluarga kecilnya. Istrinya dan Scarlet dua hal yang membuatnya mampu bertahan didunia ini, setidaknya itu yang dirasakan Tuan Casanov ketika kehidupannya terpuruk.Scarlet selalu melakukan hal yang sama sebelum tidur, mendengarkan cerita ayahnya sambil memandangi wajah ayahnya.

HELLO FROM SCARLETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang