I

139 20 7
                                    

seandainya kamu tahu,
betapa sangat irinya diriku dengan teman-temanmu.
yang bisa dekat denganmu, berbicara denganmu.

sedangkan,
disini aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan.
tanpa kau sadari,
aku sedang menyukaimu.

melihat tawamu itu sudah lebih dari cukup bagiku.
maafkan aku, yang menjadi seseorang yang pengecut.
tidak bisa mengungkapkan rasa ini kepadamu.

karena ketakutan ku ini,
apa kau akan menghindar setelah aku mengungkapkannya.
pikiran itu selalu ada dibenakku,
apakah kau akan semakin jauh?

aku menceritakan semua hal ini kepada sahabatku yang merupakan sahabatmu juga.
tetapi, bagaimana bisa kita tidak bisa saling berdekatan?

walaupun kita berada dalam satu kelas yang sama,
kau yang teramat dekat terasa begitu sangat jauh.

***

pada akhirnya,
aku memberanikan diri untuk mengirim pesan kepadamu.
walaupun, hanya menanyakan pr ataupun tugas lainnya.
saat itu, aku sangat takut apa kamu akan membalas pesanku.
dan ternyata kamu membalasnya:)

seandainya kamu tahu betapa bahagianya diriku saat itu.
karena balasan pesanmu.
walaupun,
kamu membalasnya secara singkat dan sangat lama.

setiap malam,
aku memikirkanmu.
terkadang, aku menceritakan kekhawatiranku pada rembulan dan teman-teman kecilnya.
apakah kau akan menyukaiku?

***

hari demi hari,
bulan demi bulan terlewati.
kita semakin akrab mengirim pesan.
hingga suatu saat...

tiada kusangka,
kekhawatiranku itu benar adanya.
kau mengungkapkannya,
dengan kata-kata manismu itu.
"maafkan aku.
jika benar kau menyukaiku, kumohon berhentilah.
karena aku telah mencintai seseorang yang lain.
maafkan aku.
aku tidak ingin kamu semakin mengharapkanku dan
aku tidak mau kamu kecewa nantinya."

tetes demi tetes air pun jatuh mengalir di pipiku.
aku tidak bisa menyalahkanmu atas semua ini.
karena cinta tidak bisa dipaksakan.
ini semua salahku, yang terlalu mengharapkanmu.

seandainya, kamu melihat betapa menyedihkan diriku.
tetapi, aku berterima kasih kepadamu.
setidaknya, kamu telah menyadarkanku,
agar aku tidak melangkah terlalu jauh untuk mengejarmu.
dan setidaknya, kamu mengucapkan kata maaf walau itu menyakitkan:)

teman kelasmu,
yang jarak bangkunya
tidak terlalu jauh denganmu.

—2303

SeandainyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang