1

52 4 0
                                    

Nadine mengerjapkan matanya beberapa kali saat sinar matahari pagi menerpanya dengan mata yang masih sembab khas orang bangun tidur.

"Aduhh.... udah pagi ajah, masih ngantuk tau" kata Nadine.

Dia pun segera menuju wc untuk mandi dan segera bergegas ke sekolah.

Saat Nadine keluar dari kamar tiba-tiba mama memanggilnya "Nadine ayo sarapan dulu sebelum kamu berangkat ke sekolah" ujar mama Marina, mamanya Nadine.

"Oiya hari ini aku berangkat ke sekolah sama papa ya" kata Nadine sambil melahap makanannya.

"Ok, nanti papa yang anter" ucap papa Nadine di sela kunyahan makanannya.

"Ok pa!" sahut Nadine dengan semangat.


•••

Sesampainya Nadine di depan kelas dia langsung bertemu dengan Dimas

"aduuhhh pagi-pagi udah ketemu sama dia lagi" sahut Nadine sambil memutar bola matanya.

Oiya orang yang dia maksud tadi itu Dimas Putra wijaya orangnya itu pinter, nyebelin, pendiam, tapi dia lumayan baik sih. Yang jelas Nadine sama dia beda banget deh.

Tiba-tiba Vanya dan Amel datang menghampiri Nadine
"lagi-lagi kamu ngak ikut upacara" kata Vanya sambil menepuk pundak Nadine.

"Tau ni Nadine ngak kapok apa di marahin sama bu Intang gara-gara ngak ikut upacara" sahut Amel yang ada di dekat Vanya.

Nadine menekuk mukanya dan terlihat tidak ceriah, "aku tuh lagi males aja ikut upacara" jawab Nadine. Vanya melihat ke arah Dimas "Din liat tu Dimas lagi ngeliatin kamu" ujar Valya dengan berbisik. Nadine pun hanya diam dan tidak menanggapi apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu.

Tidak lama kemudian, pak Anton pun datang ke kelas untuk mengajar. Oiya pak Anton itu adalah guru fisika yang super galak ngak tau deh maunya apa kerjaanya marah-marah mulu, ditambah lagi dia seneng banget ngasih tugas yang ngak bisa kita kerjain.
Bel berbunyi tandanya pelajaran sudah selesai, semua orang keluar dari kelas.

Tapi di bangku paling belakang, terlihat Nadine yang sedang duduk sendiri tanpa kedua sahabatnya yaitu Vanya dan Amel.

Tak lama kemudian terdengar langka kaki menuju ke kelas, tapi Nadine tidak menghiraukan itu

"Tumben kamu di kelas udah bosan ngerjain anak satu sekolah" kata Dimas sambil melangkah ke dekat Nadine.

"Udahh deh.... kamu ngak usah rese, aku lagi nga mood berantem sama kamu" sahut Nadine.

"Orang cuma nanya juga, emangnya ngak boleh nanya yah?" jawab Dimas.

Dimas pun bingung melihat sifat Nadine yang sedikit berbeda dari biasanya, dia berusaha menggangu Nadine tapi tetep aja ngak di ladenin sama Nadine.

"Biasanya kalau aku gangguin nih orang cepet banget ngamuknya, kok sekarang dia ngak peduli yah" kata Dimas dalam hati.

Dimas pun pergi meninggalkan Nadine, dia bingung melihat sifat Nadine yang tidak seperti biasanya.

Sementara di kelas Nadine hanya melamun, entah apa yang sedang dia pikirkan. Tak lama kemudian, Vanya dan Amel datang menghampiri Nadine.

"Berhubung Nadine lagi ngelamun, kita kagetin yuk" kata Vanya kepada Amel sambil berbisik.

"Ayo... ayo..." ujar Amel.

"Sa-tu... du-a... ti-ga... Dooorrrr..." teriak Vanya dan Amel untuk mengagetkan Nadine.

"Apaan sih kalian berdua, mau bikin aku mati mendadak gara-gara jantungan" bentak Nadine.


•••

Di parkiran sekolah, lagi-lagi Nadine bertemu dengan Dimas. Tapi Nadine tidak menanggapi dan terus berjalan ke arah dia memarkir mobilnya.

"Dia kenapa sih dari tadi pagi sifatnya beda banget, biasanya dia selalu bikin kekacauan di sekolah tapi hari ini dia diem aja" kata Dimas sambil menatap Nadine dengan muka bingung.

Hai ini adalah cerita pertama aku, maaf yah kalau masih banyak kekurangan.

1. NADINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang