Revenge

Prolog?

Kim Heechul namja tampan mendekati cantik ani dia memang cantik itu adalah putra dari pasangan Kim Jong Woon dan Kim Ryeowook. Heechul atau biasa dipanggil Chullie ini adalah namja yang ceria serta murah senyum. 

Dia dibesarkan oleh kedua orangtuanya yang sangat menyayanginya, bahkan tak jarang mereka selalu memanjakan Heechul. Apapun yang Heechul inginkan pasti akan ia dapatkan. Ia tak suka jika apa yang harusnya menjadi miliknya direbut atau di dapatkan oleh orang lain. Karena itulah sang appa, Kim Jong Woon selalu melakukan berbagai cara, apapun itu akan ia lakukan demi memenuhi keinginan putra tersayangnya.

Keluarga Kim hidup dengan bahagia. Tuan dan Nyonya Kim yang selalu terlihat harmonis dan ditambah lagi dengan kehadiran putra mereka yang kecantikannya melebihi kecantikan para yeoja-yeoja diluar sana.

Tapi kebahagiaan itu tak selamanya bisa mereka dapatkan. Dalam hidup, ada kalanya kita berada diposisi sulit bahkan nyaris menyedihkan. Layaknya sebuah roda yang berputar, begitulah kehidupan. Kadang kala kita berada diatas dengan berbagai kebahagiaan yang melimpah, dan ada kalanya kita berada dibawah dengan berbagai permasalahan yang harus dihadapi. Bahkan tak jarang itu menguras tenaga, pikiran dan juga air mata sebagai tanda dari beratnya kehidupan yang harus dijalani.

Sekiranya itulah yang dihadapi oleh keluarga Kim saat ini. Kebahagiaan mereka semakin berkurang setiap harinya. Hal ini mulai dirasa tak nyaman oleh seorang namja yang tumbuh sebagai namja menawan dan jangan lupakan bibir cherrynya yang merah alami itu terlihat sangat sexy, mengundang para namja ataupun yeoja ingin mengecup, merasakan sensasi hangat dan manis yang ditimbulkan oleh bibir itu secara bersamaan.

Diusianya yang sudah menginjak 23 tahun, Heechul tidaklah bodoh untuk menyimpulkan sesuatu, apalagi sesuatu yang dirasanya salah. Heechul, namja cantik itu mencurigai gelagat appanya yang terlihat aneh beberapa bulan belakangan. Kim Jong Woon yang biasanya selalu menyempatkan waktu untuk bersama keluarga kecilnya di tengah kesibukan yang menghinggapinya. Namun, beberapa bulan belakangan ayah dari Kim Heechul itu jarang sekali mengehabiskan waktu bersama nya dan sang umma, Kim Ryeowook.

Kim Jong Woon selalu pulang larut setelah sang istri dan putra tunggalnya tertidur. Entah kemana dan apa yang dilakukan oleh appanya diluar sana, Heechul tak tahu.

Berkali-kali Heechul mendapati sang appa tengah berbicara pada seseorang di telpon. Menerima panggilan atau menghubungi seseorang itu memang tak salah, tapi sikap sang appa lah yang salah. Appanya itu akan mencari tempat sepi sebelum menghubungi atau menerima panggilan telpon dari seseorang yang tak ia ketahui. Seakan-akan appanya tak ingin ada yang mencuri dengar pembicaraan mereka, seperti ada rahasia besar yang ayahnya sembunyikan.

Heechul awalnya biasa saja bahkan tak terlalu menanggapi itu. Ia berpikir jika Tuan Kim, appanya hanya terlalu sibuk bekerja hingga lupa waktu dan orang yangselalu di hubunginya adalah rekan kerjanya. Walaupun sebenarnya ia sendiri takyakin dengan pemikirannya itu. Siapa rekan kerja yang selalu dihubungi ayahnya pada jam tengah malam disaat semua orang tengah tertidur dengan pulasnya.

Semakin hari sikap ayahnya semakin berubah. Heechul yang awalnya selalu menepis pikiran buruk itu kini semakin curiga dan semakin membenarkan pemikiran itu. Bahkan sempat beberapa kali ia bertanya pada sang umma, apa ummanya itu merasakan hal yang sama seperti yang ia rasakan? Dan Booom ummanya juga merasakan adanya kejanggalan dan sedikit banyak perubahan sikap suaminya itu.. Akan tetapi Kim Ryeowook selalu menyakinkan dirinya sendiri bahwa suaminya berubah karna terlalu lelah bekerja hingga sikapnya sedikit berubah.

Jika ditelisik lagi itu alasan yang kurang masuk akal, tapi kepercayaannya pada sang suami begitu besar hingga ia selalu berhasil mengusir pikiran negatif itu dari kepalanya. Berbeda dengan sikap sang ibu, Heechul terlihat tak percaya bahkan sikapnya pada sang ayah acuh tak acuh. Jika dulu ia selalu bermanja ria pada sang appa, maka kini ia bahkan mengabaikan appanya. Ia bertekad untuk tak merubah sikapnya yang dibisa dikatakan kurang ajar itu pada sang appa, sebelum ia mengetahui kebenaran mengenai apa yang sebenarnya terjadi dan mengapa sang ayah berubah, dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang mucul di kepalanya mungilnya itu.