Hate You But Love You

Prolog

Aku memandangi jalan raya daan mogot yang kini begitu padat. Duduk di salah satu warung terdekat dari kampusku bahkan kami selalu menyebutnya kampus kedua. Aku duduk bersama dengan beberapa temanku

"Lo kenapa Nisa?" Tanya Fio salah satu temanku

"Hm? I'm fine" jawabku dengan bahasa inggris yang bisa dibilang pas-pasan

Aku kembali menatap jalan di depanku. Aku menghela nafasku pelan. Ku lirik beberapa temanku sibuk berselfie di ponsel mereka, ada juga mereka yang sekedar jajan di warung ini atau membeli siomay dan memakannya di warung ini

"Lo yakin lo fine?" Tanya Fio lagi. Aku mengangguk meski agak malas

Ita terus menatapku heran, seperti dia tahu aku menyimpan sesuatu di hatiku

"Hhh..."aku kembali menghela nafasku

"I'll tell you but, not now. Later okey? I'll tell you later" jawabku singkat dan Fio mengangguk

"Ya udah kalo gitu mending sekarang kita makan siomay aja yuk gue laper, belum makan dari pagi" ajak Dea salah satu temanku juga

Aku mengangguk dengan cepat, aku, Ita, Dea, Bella, dan Fio berjalan menuju ke tukang siomay

"Bang, siomay, pangsit, sama tahu" ujar ku

"Siomay, tahu sama telur ya bang" ujar Dea

"Siomay, tahu, pangsit bang" ujar Ita

"Siomay, kol, sama tahu" ujar Bella

"siomay, kol, pare. Jangan pake saus ya neng" ujar si tukang siomay pada Fio dan Fio hanya mengangguk

Kami kembali ke warung dan mulai memakan siomay pesanan kami. Sesekali Fio bercerita tentang mamanya dan kakaknya tak jarang aku merespon. Sedangkan Ita lebih sering menunjukan hal terbaru di instagram miliknya pada kami

"Dea, lo balik sekarang apa ntar?" Tanyaku

"Nanti gue mah. Nunggu nyokapnya Fio dateng aja baru balik. Lo mau balik duluan Nis?"

"Gak. Gue juga lagi malas"

Tak lama mama Fio datang menjemput. Aku dan Dea pun beranjak dari warung. Sesekali aku berbincang dengan Dea. Kami berpisah di persimpangan karna aku dan Dea berlainan arah

"Hhh... Sadar Anis, he doesn't deserve it" ujarku pada diri sendiri

.......