Apa yang kamu ketahui tentang cinta? Tidak ada. Apakah kamu pernah mencintai seseorang? Tidak juga.
" Buku macam apa ini? " Gerutu Gery melemparkan buku tersebut. Buku itu tepat terlempar di depan perempuan cantik dan tinggi. Gery menganga dan melotot terhadap perempuan itu. Perempuan itu membawa buku yang ada dihadapannya dan berjalan menuju arah Gery.
" Jangan sembarangan melempar buku apalagi ini rumahnya " ucap perempuan itu sambil meletakkan bukunya dimeja. Yang benar saja, Gery baru sadar bahwa dirinya tengah berada di perpustakaan. Ia kena hukuman karena tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Bahasa Indonesia nya.
" Gery? " Tanya perempuan itu sambil melihat papan nama yang ia kenakan. Gery langsung menutupnya.
" Sudah kubaca, namamu Gery Ralut. Lucu ya namanya " ucap perempuan itu "Apakah itu tidak typo?" Tanya perempuan itu sambil mengernyitkan dahi.
" Maaf ya, maksud anda ini apa? Jangan cari gara-gara " ucap Gery mencoba bersikap sopan.
" Tidak apa-apa Gery Salut, eh ralut " jawab perempuan itu yang masih berdiri di depannya.
" Oh Mastary dejula .. nama yang unik" ucap Gery sambil ketawa. "Gak typo tuh?" Lanjutnya. Perempuan itu terlihat kesal dan meninggalkan Gery begitu saja. Gery terus memandangi perempuan itu hingga hilang dari pandangannya.Jam terakhir dimulai, Gery kembali ke kelas. Ia terus memikirkan perempuan tadi. Oh jadi namanya nastar keju eh Mastary dejula ya? Haha, Gery tertawa sendiri.
"Eh Gery, betah amat lu berada di perpus" ucap Rio, temannya.
"Betah apanya, gue bosan disana kalau cuma disuruh buat baca buku" jawabnya sambil duduk dimeja.
"Yaelah namanya juga hukuman, lut.. mana ada yang enak. Tapi menurut gue hukuman lu itu enak, cuma disuruh baca doang kan" ucap Lana, teman perempuan nya. Gery hanya terkekeh dengan ucapan Lana itu, "namanya juga nasib orang tampan" ucapnya sombong. Semua perempuan dikelasnya melirik kearah Gery dengan tatapan yang tajam. "Sorry sorry bercanda", ucap Gery sambil turun dari meja dan duduk di kursi.
"Tapi emang bener sih, lu itu tampan lut" ucap Lana lagi. Lana memang berteman dengan Gery sejak kecil, sehingga ia memanggilnya "lut". Gery sudah biasa mendapatkan pujian dari setiap orang, dan Lana adalah orang yang sering memujinya."Woy, guru biologi gak akan masuk!" Teriak byan ketua murid dikelas Gery.
"Terus ada tugas gak?" Tanya semua murid.
"Disuruh ke perpus buat merangkum bab 3" jawab byan. Shit! harus ke perpus lagi? Ogah dot com, pikir Gery.
"Lut ayo ke perpus" ajak Lana. Gery hanya mengangguk. Lana pun tetap menunggu Gery beranjak dari kursi. Lana nungguin gue? Terpaksa gue harus ikut ke perpus, pikirnya.
"Ayo Lana" Gery menarik tangan Lana dan berjalan menuju perpus. Lana tersenyum lebar.Di perpustakaan, Gery melirik kanan-kiri ada pohon cemara eh maksudnya apakah ada si nastar keju yang tadi pagi bertemu dengannya? Eh Mastary dejula namanya.
"Cari siapa lut?" Tanya Lana. Gery kaget. Ia hanya menggeleng.
"Duduk disini yuk lan" Gery menarik kursi yang akan Lana tempati. Jujur, Gery memang orang yang perhatian. Lana semakin tersenyum lebar. Tiba-tiba, terdengar seseorang yang memanggil nya "Gery salut" dari belakangnya. Gery menoleh, dan ternyata itu adalah si nastar keju alias Mastary dejula. Gery kaget lebih kaget dari tadi. Lebih kagetnya lagi, Mastary memberikan surat yang isinya:"Kayaknya Lo suka gue pada pandangan pertama. Kenapa gak Lo ungkapin sekarang di depan teman-teman Lo?"
Gery berdiri, suara kursinya yang bergeser begitu terdengar jelas sehingga membuat teman-temannya melirik kearahnya. Begitupun dengan Lana yang kebetulan juga ikut membaca isi dari surat itu.
"Entah apa yang ada dalam hati gue, entah kenapa dengan diri gue, entah apa yang terjadi pada perasaan gue, gue gak tahu kenapa. Gue baru merasakan perasaan ini, perasaan dimana gue selalu ingin bertemu lo, selalu memikirkan lo, padahal gue baru bertemu dengan Lo tadi pagi. Tapi, sungguh pertemuan itu merupakan hal yang berharga dalam hidup gue. Gue memang gak tahu apa itu cinta, tapi mungkin apa yang gue rasakan kali ini adalah cinta? Bahkan cinta pada pandangan pertama." Teriak Gery dihadapan Mastary.
"Terus?" Tanya Mastary.
"Jadilah pacar gue yang pertama bahkan kalau bisa jadi yang terakhir" Gery benar-benar mengungkapkan perasaannya. Entah apa yang Lana rasakan saat melihat kejadian itu. Tiba-tiba, "Sorry gue tolak" itulah jawaban dari Mastary. Semua orang yang ada di perpus terkejut dengan jawaban yang dibilang menyakitkan itu. Apalagi dengan Gery, hatinya terasa hancur lebih dari hancur. Itu adalah pertama kalinya dia mencintai dan menembak perempuan.
"Jangan salah paham dulu, gue nolak Lo karena gue tahu ada orang yang lebih mencintai dan menyayangi lo lebih dulu dibandingkan gue. Orang itu telah lama memendamnya. Jujur, gue juga suka sama lo Gery, tapi gue gamau nyakitin perasaan orang lain. Gue gamau egois. Satu pinta gue, lo harus mencintai dan menyayangi dia" Mastary menunjuk Lana. Lana tersentak dan langsung bertingkah aneh. Mastary dapat mengetahui perasaan seseorang hanya lewat ekspresinya saja. Gery pun melirik kearah Lana yang berada disamping nya itu.
"Udahlah Lana, Lo akuin saja perasaan Lo itu sama Gery, mumpung semuanya belum terlambat" ucap Mastary. Lana menunduk, ia merasa malu. Apa sebenarnya tujuan perempuan itu? Pikir Lana. Lana pun menangis dan berteriak, "gue emang mencintai dan menyayangi Gery! Tapi bukan berarti gue mau jadi pacarnya! Gue menganggap Gery sebagai kakak kandung gue sendiri!" . Mastary terkekeh, "Oh begitu? Yakin? Jadi gak apa-apa nih kalau gue dan Gery jadian?" Goda Mastary. Lana mengangguk berulang kali. Gery dan Mastary tertawa, begitupun dengan teman sekelasnya. Gery pun memang menganggap Lana sebagai adik kandungnya. Akhirnya Gery salut dan nastar keju pun bersatu.*Thx for reading! Sorry kalau gaje, emang sengaja. No copas! Hargai karya orang lain walau segaje apapun:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gery Salut dan Nastar Keju
Short StoryApa yang kamu ketahui tentang cinta? Tidak ada. Apakah kamu pernah mencintai seseorang? Tidak juga. " Buku macam apa ini? " Gerutu Gery melemparkan buku tersebut. Buku itu tepat terlempar di depan perempuan cantik dan tinggi. Gery menganga dan melo...