Hadooh lama banget sih si bangsat udah tau gue hari ini ada MOS disekolah baru gue pake acara kesiangan lagi, ini semua gara-gara Rendy, mentang-mentang dia udah senior." Gerutu Azel yang sebal dengan sikap kakak nya yang lambat.
"Aduh, sorry ya Zel gue tadi ketiduran lagi di kamar mandi, ha ha ha." Canda Rendy kepada adiknya.
"Sorry sorry, enak aja lo ngomong sorry. Ga ada kata maaf buat lo pokoknya titik" geram Azel. "Iya iya, yaudah gue duluan berangkat dari pada gue harus dengerin bacotan lo yang gak jelas." Balas Rendy sambil jalan meninggalkan Azel yang sedang cemberut.
"Ih tunggu Rendy!!, dasar lo anjir, nanti gue naik apa, wooy." Teriak Azel kepada abangnya sambil berlari mengejarnya.Sesampai mereka disekolah Azel yang baru, Azel langsung masuk kedalam sekolah yang bisa dikatakan elite ini, bisa dilihat sekeliling mereka bahwa yang sekolah disini dari kalangan orang mampu semua, semua yang sekolah disini mempunyai mobil yang mewah gaya orangtua mereka pun sosialita. Walaupun Azel sangat tidak suka sekolah Negri tapi Azel harus menerima kenyataan kalau Azel sekolah disini karena Rendy masuk SMA disini maka Azel pun harus masuk SMA yang sama.
"Nanti senior gua ganteng-ganteng gak ya? Haha". Kata Azel sambil memperlihatkan senyum pepsoden nya.
"Gua kan senior lo disini haha, kayak gue berarti ganteng, ya gak?". Canda Rendy sambil tersenyum cool. "Ih pede amat lo, najis tralala , lo yang ada tuh buluk bukannya ganteng Ren."
Azel mencibir Rendy.
Percakapan mereka berhenti seketika ketika ada seseorang perempuan cantik nan sexy datang menghampiri Azel.
"Kaya nya gue belom pernah ngeliat lo sebelumnya, lo anak baru ya?". Tanya perempuan itu kepada Azel. "Iya gue anak baru disini". Balas Azel
"Oh hai, ternyata bener aja lo anak baru, nama lo siapa?". Tanyanya lagi kepada Azel
"Nama gue Liora Azela Putri, panggil gue Azel aja". Balas Azel sambil tersenyum ramah kepada perempuan itu. "Oh Azel, nama gue Katya. Gue kelas 12 dan gue ngejabat sebagai ketua cheers disini". Kata Katya sambil tersenyum dan menjulurkan tangannya kepada Azel. "Oh kak Katya, senang kenalan dengan kakak". Azel pun menjulurkan tangannya juga kepada perempuan itu.
"Gausah pake Kak kali, panggil gua Katya aja". Kata Katya sambil menaikan alisnya dan menurunkannya lagi. "Oh iya Katya".
"Yaudah gua duluan ya, masih ada urusan lain, lo sekarang langsung ke lapangan aja disana udah banyak anak-anak". Jelas Katya.
Azel hanya mengangguk dan terseyum mendengar penjelasan Katya tadi, lalu Azel pun langsung berjalan menuju lapangan....
Ketika Azel sedang berjalan dengan langkah yang sedikit cepat, tiba- tiba ada yang menabrak dia dari arah samping. Tubuh Azel pun hampir jatuh dan secara sigap cowo itu memegang dan memeluk Azel sehingga Azel tidak jatuh. Berkas file yang di bawa cowok itu pun jatuh berserakan. Dua pasang mata pun saling bertatap, dan akhirnya cowok itu melepaskan tangannya dan mengalihkan pandangannya dari Azel. "Lo kalo jalan liat-liat dong, gua jadi hampir jatoh nih gara-gara lo!". Cetus Azel, kedua mata Azel melotot sambil melihat pasang mata cowok itu. "Hampir jatoh kan? Belom jatoh!, sorry gue banyak urusan". Balas cowok itu dengan nada dingin sambil membereskan berkas-berkas file yang jatuh di lantai lalu pergi meninggalkan Azel yang sedang bengong melihat tingkah cowok itu.
"Tuh cowok waras gak sih? Bukannya minta maaf malah pergi ninggalin gua, ganteng sih tapi gak banget deh sikapnya". Gerutu Azel, sampai saat itu juga Azel masih melihat cowok itu dari belakang dengan wajah penasaran siapa sih cowok itu. "Ah tapi gua ga perduli mau dia siapa, kok gua jadi kepikiran terus sih malah bikin gua penasaran". Azel ngomong pada dirinya sendiri.Azel akhirnya tiba di lapangan tempat MOS di berlangsungkan, siswa dan siswi disini terutama anak baru masih terlihat sok polos nya dan masih jaim dan pastinya masih beradaptadi di lingkungan sekolah barunya. Ya salah satunya adalah Azel yang ikut dalam kegiatan MOS ini dimana katanya kegiatan ini cukup menghabiskan energi karena kita harus menuruti semua apa yang senior katakan, bila tidak siap-siap saja kena hukuman yang lebih berat.
"Selamat datang siswa dan siswi baru di SMAN Tunas mekar Jakarta, saya selaku Ketua Osis di Sma ini—". Ucap seseorang dari atas a podium.
"Co–co-cowok itu, ternyata dia ketua osis, ga nyangka banget gua, kok dia bisa ya kepilih jadi ketua osis disini padahal sikap dia aja kayak gitu, hih". Lagi lagi Azel berbicara dengan dirinya sendiri dengan alis dikerutkan.
YOU ARE READING
I love too
Teen FictionPada akhirnya kita di paksa memilih padahal piliham itu tidak pantas untuk dipilih