Madol

110 3 2
                                    

Madol alias bolos dari sekolah, mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para pelajar seantero INDONESIA. Siapa sih pencetus madol, pengen tau guah ? mungkin banyak dari kita yang pernah madol, enggak dari kalangan anak sekolah aja bahkan dari yang sudah bekerja pun masih di kenal alasan madol. Banyak alasan untuk madol dari alasan yang klasik hingga yang modern. Dari sakit, ada urusan keluarga, ada keluarga yang sakit atau ada keluarga yang meninggal, semua itu di jadikan alasan klasik atau sudah lumrah di dengar. Kalo alasan yang modern adalah mengantar pembantu ke pasar, menemani pacar shoping, menemani mama arisan atau mengantar papa ke kantor. Hahaha…

Jujur guah adalah tipe orang yang gak suka berdiam diri di sekolah (baca : madol). Karena jabatan guah di kelas sangat berperan besar dan karena juga guah yang megang absensi kelas jadi guah enggak takut untuk madol. Seakan guah keranjingan madol, sama seperti keranjingan nongkrong. Dan biasanya kalo madol guah ngajak – ngajak teman, rasanya kalo sendiri madol itu sangat membosankan. Paling kalo madol sendirian guah langsung pulang ke rumah, kalo ditanya sama orang tua guah jawab “gurunya rapat”, “gurunya enggak masuk kelas” atau “lagi malas sekolah”.

Banyak kisah – kisah menarik guah tentang madol, baik yang sendiri ataupun yang bersama teman – teman guah. Guah enggak tanggung – tanggung  kalo madol itu jauh banget bahkan sampai ke Bogor. Ini mau madol apa jalan – jalan ya ?

Guah mulai keranjingan madol di grade 11, kalo kita madol sudah pasti kita akan berbohong. Baik berbohong kepada orang tua maupun guru. Guah akan cerita tentang pengalaman madol guah ke kota Bogor ada dua kali, madolnya enggak sendiri tapi berempat.

“cabut yuk genk ?” kata guah.

“cabut kemana ?” kata Begenk.

“ke Bogor yuk ?”

“ama siapa aja ?”

“ajak si Gigi ama Bagonk”

“sips”

"Gonk, ke Bogor yuk ?” kata guah.

“madol ni ?” tanya Bagonk.

“ia, ajak si Gigi juga”

“lu aja yang ajak, kan lu majikannya ?”

“Gi madol yuk ?”ajakan guah.

“kemana ?” tanya Gigi.

“ke Bogor, gimana ?”

“jadi”

Akhirnya setelah sepakat kita berempat akan menlancarkan misi madol ke Bogor dengan menggunakan dua motor.

“woi ada razia di cikokol” kata guah ke Begenk.

“mana ?” sahut Begenk.

Tapi si Gigi dengan santainya berjalan di lajur tengah, padahal seharusnya motor berada di lajur kiri dan menyalakan lampu pada siang hari. Alhasil pak polisi menghampiri karena melihat ada dua motor berjalan di lajur tengah (motor guah sama Gigi). Niat pak polisi tersebut adalah ingin menilang kami berempat dengan cara menyuruh kami menepikan motor kami. Tetapi si Gigi malah ingin menabrak pak polisi yang hendak menilang, lucunya adalah kalian bayangankan saja badan polisi yang begitu tambunnya alias gendut dapat berlari sangat kencang ke tepi jalan raya. Untung saja para polisi tidak mengejar kami.

“gila lu Gi !” kata guah sambil mengendarai motor.

“bodo amat, kabur yang kenceng” jawab cuek Gigi.

“wakakakak…” tawa Begenk.

“aneh itu polisi gembrot larinya kenceng juga” kata guah.

“giliran mati takut juga, kalo nilang getol” umpat Begenk.

“hahahaha…” tawa guah.

Perjalanan berlanjut dengan perasaan bersalah dan khawatir, semoga saja tidak terjadi apa – apa berikutnya. Sampai daerah Ciseeng semua masih berjalan sangat lancar tidak ada halangan cuman hujan saja yang menghadang, maklum Bogor terkenal dengan sebutan kota hujan. Sial kembali menimpa kami sebelum memasuki kota Bogor, kami kembali tehadang oleh razia polisi. Enggak tau kenapa polisi Bogor itu sangat menjadi liar ketika melihat plat nomor dari daerah Jakarta dan Tangerang yang notabene berplat nomor B. Malang tak bisa di pungkiri kami harus merelakan uang Rp 30.000,- ke kantong para polisi dengan alasan yang tidak masuk akal karena lampu depan motor si Gigi berwarna bukan standar.

Niat jalan – jalan di Bogor pun pupus karena kami sudah tidak mempunyai cukup uang. Kami hanya berputar – putar tanpa arah karena niat awal ingin masuk ke dalam Kebun Raya Bogor. Sial tidak hanya sampai di situ saja dalam perjalanan pulang ke Tangerang kami harus menemui razia dari polisi lagi di daerah sebelum Parung. Tapi beruntung kami lolos dari rasia tersebut dan selamatlah kami sampai di Tangerang.

Guah belum berhenti dan berputus asa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANAK STMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang