Marunouchi, Tokyo.
Hotel Four Seasons Room 523.Dapat!
Lana tersenyum senang membaca sederet alamat di selembar kertas yang ia pegang.
Tak mudah mendapatkan alamat Mingyu di Jepang. Ia harus berpura-pura menjadi klien di perusahaan Mingyu dan menelpon sekretarisnya. Perlu usaha berkali-kali sampai akhirnya ia bisa mendapatkan alamat hotel saat Mingyu di Jepang. Tentunya ditambah dengan beberapa cara licik. Menyelinap ke kantor dan memeriksa catatan pribadi sekretaris Mingyu dan mencari tahu secara detail berapa lama pria itu akan ada di sana.Dan coba tebak, Lana juga berhasil memesan tempat menginap di hotel yang sama dan kamar yang berada tepat di sebelahnya.
Rencana yang sempurna.Lana sedang berkemas ketika Seungcheol menelpon.
"Halo Seungcheol," Lana menjawab terlebih dahulu.
"Kau jadi pergi ke Jepang?" Seungcheol bertanya dari seberang sana.
"Iya, aku sedang berkemas dan dalam beberapa menit harus segera meluncur ke bandara. Ada sesuatu?"
Seungcheol tak segera menjawab.
"Tidak ada. Hanya berharap agar kau selalu berhati-hati."
"Terima kasih, aku pasti berhati-hati. Dan aku pasti akan membawakanmu oleh-oleh."Pembicaraan nyaris berakhir ketika Seungcheol kembali memanggil lembut.
"Lana?"
"Hm?"
"Kau pergi ke Jepang hanya untuk berlibur, kan? Maksudku, benar-benar berlibur, kan? Maksudku ...."
Lana tergelak terlebih dahulu.Sungguh, Seungcheol seolah punya telepati yang mampu mengetahui setiap rencana buruk yang ada di kepala Lana. Manakala Lana melakukan suatu kesalahan, membenamkan hidupnya bak di neraka, Seungcheol adalah orang pertama yang mampu merasakan dosa-dosanya.
Seakan ia bisa membaca isi hati Lana maupun arah pikirannya."Tolong jangan melakukan hal buruk, Lana. Kau sudah berjanji untuk hidup dengan baik." Lagi-lagi Seungcheol berujar lembut.
Astaga, seolah pria itu tahu bahwa Lana memang bermaksud membuat masalah dengan sahabat baik tunangannya."Aku hanya akan berlibur, Seungcheol. Jangan khawatir," Lana menjawab. Tapi ia tahu, Seungcheol pasti merasakan kebohongannya.
Ah, betapa dia pria yang sempurna.
Coba saja ia sedikit lebih kaya, Lana pasti menikahinya."Seungcheol, aku harus berangkat ke bandara sekarang. Taksi sudah menungguku." Lana menyudahi pembicaraan dengan halus.
"Baiklah, hati-hati di sana."
"Tentu."
Dan pembicaraan diakhiri.Setelah Lana selesai berkemas, ia segera menarik kopernya menuju taksi yang telah menunggu di depan apartemen.
Ia sedang dalam perjalanan ke bandara ketika Wonwoo mengiriminya pesan singkat dengan bunyi ; I love you.Lana tersenyum kecut membaca pesan tersebut.
Maafkan aku, Wonwoo. Tapi sahabatmu perlu diberi pelajaran. Ia menggumam lirih dalam hati.
**
Mingyu baru selesai melakukan meeting dengan kolega bisnis dan berniat kembali ke kamar ketika melihat sosok itu melenggang dari arah berlawanan.
Mengenakan angkle boots, jeans ketat sepanjang betis, blouse sederhana berwarna cerah, dan kaca mata hitam yang tersemat di atas kepala. Menenteng koper, perempuan itu berjalan anggun ke arah dirinya.Mingyu menyipitkan mata dan ia tercengang.
"Lana?" Ia menggumam nyaris tak percaya.
"Bagaimana kau ...?"
Lana tersenyum.
"Hai, Mingyu. Wow, kebetulan sekali bisa bertemu denganmu di sini?" Ia menyapa terlebih dahulu, lengkap dengan senyumnya yang menawan.Mingyu menatapnya dengan bingung.
"Kau di sini?"
"Seperti yang kau lihat, aku di sini." Lana menjawab santai. "Dan ... ini kamarku," Ia berujar bangga sambil menunjuk kamar di samping kamar Mingyu.
YOU ARE READING
KAU UNTUKKU [Sudah Terbit]
FanfictionBagi Lana, Jeon Wonwoo adalah pilihan yang tepat untuk dijadikan suami. Pria itu tampan, kaya raya, baik hati, dan yang penting, ia tergila-gila padanya. Jadi ketika pria itu melamar Lana, ia mengiyakan saja lamaran itu tanpa perlu berpikir dua kali...