****
"Eka....!!!!!.." Panggil mama Eka dari luar rumah.
"Apaa maaaa?!!!.." Eka memasang muka cemberut.
"Tolong jagain warung sebentar...!!! mama mau masak mendoan!!!."
"yahhhh.." Ujar Eka merebahkan kembali tubuhnya di kasur,merasa sangat malas untuk bisa menuruti perintah mamanya itu.Eka merasa tak semangat,tiba tiba muncul pikiran pikiran aneh di hati Eka.
"Ya..bener..kayaknya aku butuh penyemangat nih,penyemangat apalah..yang bisa buat aku rajin bantuin orang tua sama rajin ngelakuin hal lain,karena selama ini yng dipikaran aku itu males males dan males!,ga ada niat buat ngelakuin sesuatu.."
Eka berdiri di depan cermin,menyisir rambutnya kemudian memoles wajahnya se natural mungkin,setelah itu memakai kerudung putih favorite yang seharusnya dipakai kalu buat Sekolah saja,ya emang itu yang ter the best.Setelah dirasa nice Eka menuju ke meja belajar kemudian mengambil secarik kertas dan menuliskan beberapa toreh kata dan ditempelkannya kertas itu di tembok oleh Eka sambil tersenyum manis.Aku Butuh penyemangat
Seseorang entah itu teman,sahabat,maupun kekasih..
Aku tak peduli itu..
Kesepakatan merubah diriku dengan datangkanlah seseorang penyemangat..
Kupercaya akan berhasil....
Im wait you penyemangt 45 ku....
Semenjak ditorehkan perasaanya di secarik kertas itu perasaan Eka kembali lega,ia kembali merasa tersenyum dan ada semacam semangat di hatinya,sehingga ia sangat berniat buat menuruti perintah mamanya yaitu menjaga warung.Sebelum menuju warung Eka terlebih dahulu menuju rumah Ida sambil menenteng tablet mirip talenan itu.
"Ida..."
"Iya....." Ida membuka pintu.
"Temenin aku yuk?."
"Kemana?."
"Jaga warung? Biar ga kesepian"
"Emm..oke deh,bentar ya?."
"sip!."
Kini Eka lebih terlihat percaya diri berjalan melintasi anak-anak pramuka di Bumper menuju warung mamanya karena kerudung yang melekat dikepalanya.Namun tetap saja Eka merasa risih dengan anak-anak yang sedang duduk di depan tenda yang selalu memperhatikannya.Satu cara Eka untuk tidak salting adalah memandang lurus kedepan dan terus berjalan.
"Eka,nanti kalau ada yang mau beli es,tolong buatin ya?." Ujar mama Eka setibanya di warung.Mama Eka pergi,kini gilirannya untuk mengambil alih warung.Eka dan Ida asyik mengobrol di warung membahas tentang anak kembar yang dilihatnya tadi.
"Ida..Ida! tuh anaknya.." Ujar Eka menujuk keberadaan anak kembar itu yang terlihat sedang duduk-duduk di pinggir tenda berwarna oren terang.
"O iya..! Eka Eka..menurut kamu mana yang Mukhlas mana yang Mukhlis?."
"Gampang..!kamu liat ya..kalau Mukhlas itu yang baju pramukanya agak ke abu-abuan dikit.."
"Kok bener.?hehe"
Eka tak lepas dari pandangan ke anak kembar itu,ada yang beda setiap kali Eka memandang keduanya,mereka berdua gak banyak omong tapi cukup lucu bila mereka saling menjahili.Sesaat Eka memperhatikan malah langsung kagum bahkan tak bisa memilih mana yang terbaik,mereka sama-sama membuatnya kagum dengan wajahnya bak seorang model.
"Eka,liat deh..kalau gak salah yang sedang berdiri di deket jemuran itu Mukhlas kan? Udah kaya model aja yah? Posenya itu lho?"
"Iya..soalnya bajunya agak gelapan sedikit.." Ujar Eka merasa kaget dengan pernyataan sahabatnya itu yang pas sekali dengan pemikirannya saat itu.Eka malah berfikir aneh kalau Ida sahabatnya itu memiliki sebuah kemampuan bisa membaca pikiran seseorang.
"Eka?! Liat deh.."
"Ahahahaha...."
Eka dan Ida tertawa melihat baju dijemuran yang berkibas di wajah Mukhlas walau ia sudah menyingkirkannya berulang kali.Sungguh pemandangan yang membuat hati Eka geli dan semakin ingin tau tentang anak kembar tersebut.
"Sssttt..dimana anaknya?" Ujar Ida masih menahan tawa.
"Hush! Udah deh,kamu sih ketawanya keras banget,anaknya denger deh.."
"Kamu tadi juga ketawa kan? Huh seenaknya nuduh.." Jengkel Ida.
"Eh..aku ketawanya pelan,kamu tu ketawanya kayak nenek lampir!!!"
"Pokoknya kamu juga salah..wekkk.."
"Ih..sebel pasti dia GR lagihh.." Eka merasa malu jikalau Mukhlas dan Mukhlis menyadari bahwa selama ini dia selalu memperhatikannya.
Debat panas terus berlangsung hingga Eka menyadari kalau Mukhlas dan Mukhlis tengah berjalan menuju warungnya bersama dua orang teman lainnya.Eka dan Ida mengakhiri debat konyol super panas itu,kemudian berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.
Seperti dugaannya Mukhlas Mukhlis dan kedua temannya itu hendak membeli sesuatu di warungnya.Kedua temannya itu lebih dulu masuk dan duduk di kursi panjang,sementara Mukhlas dan Mukhlis yang baru nympe harus agak membungkukkan kepalanya untuk masuk ke dalam warung karena tubuhnya yang terlalu tinggi.Ida yang pada saat itu tengah duduk di kursi panjang memiih untuk bangun dan berdiri di samping Eka yang sedari tadi berdiri.
"Mba es Sisrinya dua ya?." Ujar kedua anak lelaki tak dikenal.
"O ya ya." Ujar Eka sedikit salah tingkah karena keberadaan Mukhlas dan Mukhis di hadapannya.
Eka dan Ida saling melirik menahan ketawa.Tanpa sengaja pikiran Eka kembali pada kejadian lucu Mukhlas tadi.Ida pun memikirkan hal yang sama.Lantas mereka berdua tertawa menampakan muka muka konyol .----To be continue-----
KAMU SEDANG MEMBACA
My Scout Brothers
RomanceRasa itu datang ketika tenda-tenda perkemahan mulai berdiri kokoh disana,namun apakah rasa ini hilang apabila pada saatnya tenda berwarna oranye itu akan dibongkar?.