SOMEDAY

30 4 4
                                    

   Hanna menghempaskan tubuhnya begitu saja ke atas kasur. Tubuhnya lemas , sungguh...

    Beberapa pesan singkat yang baru saja ia terima membuat seluruh tubuhnya gemetar , tak terkecuali hati kecil di dalam sana.

"Aku mau ngomong sesuatu"
"Tapi jangan marah n jangan sedih"
"Gimana kalau kita putus??"
"Bukan karena apa-apa "
"Aku udah ga nyaman aja"

    Ya , itu dari -mantan- kekasihnya , Tio.

    Jujur saja , Hanna tidak pernah membayangkan hal ini terjadi. Setelah membaca pesan pertama Tio , Hanna kira Tio ingin bercanda dengannya.

    Sebelumnya , Tio pernah mengirim pesan yang sama dan Hanna kalut dibuatnya. Tapi itu tidak berlangsung lama , karena setelahnya Tio mengirimkan pesan
"SESUATU XD"

   Dan kali ini , bukan bercanda seperti yang diharapkan Hanna.

Tiga hari sebelumnya memang ada sedikit masalah antara Hanna dan Tio , tapi Hanna tidak tau kalau akan sebegini parah jadinya.

Hanna menangis , dia seakan tak mampu untuk bangun lagi.

Tak lama dua buah pesan datang.
Hanna benar benar berharap bahwa Tio sedang bercanda lagi kali ini.

"Jangan sedih"
"Aku mau kamu tetap jadi sahabatku"

OKEY , salahkan Hanna yang memang terlalu banyak berharap.
   Dengan tangan bergetar , Hanna membalas pesan Tio,
"Iya.. Aku bakal tetap jadi sahabatmu"

Tak sampai sedetik kemudian, Tio membalasnya lagi
"Kalau aku jadian sama orang lain jangan ngambek yaa"

Hanna tertawa aneh.

Rasanya seperti sedang diselingkuhi saja.

.............................................................

   Perasaan 'seperti diselingkuhi saja' Hanna seakan diperkuat.

Dua hari setelah perpisahan itu , Tio sudah berjalan berdampingan dengan perempuan lain.

Dan parahnya , perempuan itu adalah teman dekat Hanna sendiri.

"Tidak Hanna.. Kau tidak boleh berprasangka seperti itu ! Tio hanya sedang curhat pada Neta.", batin Hanna sambil memukul-mukul kepalanya.

Pikiran Hanna kalut. Sungguh ia ingin menangis dan meminta maaf pada Tio atas semua kesalahannya.

    Hanna hanya ingin senyum Tio kembali tertuju padanya. Memberikan kekuatan untuk menjalani pelajaran-pelajaran yang sangat membosankan. Tapi, harapan ya harapan.. Tidak semuanya bisa jadi kenyataan.

.............................................................

"Hanna!", seorang gadis terlihat sedang meneriaki nama temannya.

Sang pemilik nama menoleh, "Iya ??"

"Kamu pulang sendiri kan? Temani aku bentar boleh yaaa"

Hanna mengangguk , "Ho'oh Len, aku juga lagi males pulang"
Mereka pun berjalan berdampingan berkeliling sekolah.
"Na , aku mau ngomong sesuatu nih. Tapi kamu jangan marah", ujar Valen.

'Deja vu', batin Hanna.

"Apa an Len ? .. Gaapa Len , aku ga akan marah kok"
"Na , Tio itu kan kalo curhat sama aku.  Waktu itu dia bilang kalo mau putusin kamu , alasannya karena udah ga ada rasa."
"Iya aku tau kok Len.." , ujar Hanna.
"Tapi Na .. Jangan sedih ya.. Dihari yang sama , Tio nembak Neta dan mereka jadian"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 31, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang