Hold Me Close

125 7 0
                                    

Safika Pov

  Jenuh.satu kata yang mewakili perasaanku saat ini.Ini karena aku harus duduk sendirian dimeja bar ini sambil memandangi lautan orang orang dengan balutan baju formal mereka dan tentunya dengan make up tebal yang menghiasi wajah wanita disini kecuali aku.

   Ini semua karena orang tuaku yang memaksaku untuk datang ke pesta ulangtahun perusahaan milik rekan kerja ayahku.Sebenarnya,aku sudah menolak ajakan mereka tadi.Tapi apalah daya,mereka terus memaksaku sehingga sekarang aku bisa duduk disini sendirian.

   Aku menghela nafasku,ketika ibuku melambaikan tangannya ke arahku.Menyuruhku untuk menghampirinya.Dengan gontai,aku berjalan ke arah ibuku yang sedang bersama dengan ayahku dan lelaki paruh baya yang tidak kukenal.

"Ini dia putriku jake.Safika Tiffany Dunne"ucap ayahku sembari memperkenalkanku pada lelaki paruh baya tadi.

Untuk menjaga kesopananku,aku mengulurkan tanganku untuk berjabat tangan ke arah pria tadi dan tersenyum.

"Hai,Tuan.Namaku Safika Tiffany Dunne,panggil saja fika"ucapku dengan ramah.

"Hai,Fika.Aku Jakson Prince,teman dari ayahmu itu"jawab lelaki tadi a.k.a mr.prince sambil membalas uluran tanganku.

"Oh iya,jake.dimana putra tampanmu itu,daritadi aku tidak melihatnya"tanya ayahku pada Mr.prince.

"Benar juga,Martin.Nah itu dia"ucap Mr.Prince sambil menunjuk ke arah belakang kami.

  Aku lalu menoleh kearah belakang untuk melihat putra Mr.Prince,yang katanya seorang CEO perusahaan ini

      Deggg!!!!

"Kemarilah,Ed.Perkenalkan,Dia Martin Dunne dan disampingnya itu istrinya Livia Dunne dan disampingnya lagi adalah putrinya Safika Tiffany Dunne"jelas Mr.Prince pada putranya yang telah berada didepanku dan menyeringai kearahku.

"Halo,Mr.Dunne dan Mrs.Dunne.Aku Edward Harold Prince"kata putra Mr.Prince atau Edward.

"Halo juga,Nak.Kau sangat tampan dari ayahmu saat muda"jawab ayahku.

"Tentu saja,siapa dulu ayahnya"kata Mr.Prince dengan nada bangganya.

"Emm,ayah.aku ingin ke toilet dulu"izinku ke ayahku dengan nada berbisik yang dibalas anggukan oleh ayahku.

*************

     Aku berjalan melewati lorong toilet.Namun,diujung lorong aku melihat siluet lelaki yang tengah bersidekap dada dan bersandar didinding.

   Aku hanya menatapnya sekilas dan meneruskan langkahku.Aku tidak terlalu memperdulikannya.

"Long time no see,Safi"ucap lelaki itu yang sukses membuatku tubuhku membeku.

   Shit!kenapa dia harus disini.Aku takut pertahananku akan goyah jika aku menatapnya.Aku memutuskan untuk meneruskan langkahku dan menganggap ucapannya hanya angin lalu.

  Tapi,rupanya ia tidak kunjung menyerah.Dia mencekal tanganku saat aku ingin pergi.

"Kenapa kau selalu pergi saat aku sedang berbicara padamu"tanya lelaki itu yang kutebak itu pasti Edward.

  Aku membalikan tubuhku ke arahnya.Dengan kasar,aku menyentak cekalan tangannya.Namun,tidak membuahkan hasil.

"Apa maksud anda,Tuan.saya sama sekali tidak mengenal anda"kataku dingin.

"Kau tidak mengenalku.Apa kau bercanda.Bagaimana mungkin kau melupakan orang yang pertama kali 'memasukimu',membuat mendesah dibawahku,dan memberikanmu kenikmatan dunia"jawab edward dengan nada menggodaku.Membuat tubuhku berdesir karena ucapannya tadi.

"Bisakah anda menjaga perkataan anda.kukira seorang lelaki harus menghormati seorang wanita"ucapku dengan ketus.

"Menghormati kau bilang,Hah!!.kalau begitu katakan apa alasan sehingg kau meninggalkanku dulu hahh!"bentak edward membuatku menciut.

"Kurasa itu tidak perlu diungkap lagi,It was just a past"kataku dengan tenang walaupun sebenarnya aku agak takut dengan bentakan edward tadi,tapi aku tidak boleh kalah darinya cukup 5 tahun lalu dia berhasil membodohiku tetapi tidak lagi.Aku bukan Safika yang dulu lagi.

"Baiklah,tapi dengan satu syarat kembalikan hatiku yang telah kau curi.Sudah cukup kau membuatku tersiksa selama ini karena dirimu.Enyahlah dari pikiran dan hatiku Safi.Aku akan melepaskanmu jika kau berhasil memenuhi syaratku itu"kata edward dengan nada menuntut.

"Cih,aku mencuri hatimu.Apa kau bercanda Ed.Bukankah kau yang mencuri hatiku dan merusaknya seolah itu adalah sampah.Aku juga ingin mengenyahkanmu dari pikiran dan hatiku Ed.Dan,aku tidak akan terjebak denganmu lagi"kataku dengan sinis.

"Jangan memutar balikkan fakta,Safi.Jangan bicara seolah-olah aku yang bersalah disini.Kau yang menghancurkan hatiku"teriak Edward.

"Kau selalu merasa dirimu benar,Ed.Dan itu membuatku muak,karena aku harus selalu menjadi pihak yang salah.Bukankah kau yang bilang jika aku terlalu polos dan lugu untuk dirimu.Aku tahu kau seorang cassanova,dan aku bukanlah tipemu.Dan aku dengan bodohnya terperangkap dengan segala rayuanmu.Tapi,tidak lagi ed.Aku bukan safika yang dulu.safika yang sangat mencintaimu dan bahkan memberikanmu segalanya.Sekarang tidak lagi,Ed"balasku dengan tajam.

   Entah mendapat kekuatan darimana,aku berhasil melepas cekalan tangannya.Dan berlalu dari sana,aku ingin pulang ke apart ku sekarang.Aku tidak peduli dengan kelanjutan pesta ini,aku bahkan tidak perduli dengan kemarahan orang tua ku karena meninggalkan pesta tanpa pamit terlebih dahulu.Yang kubutuhkan sekarang adalah kesendirian.Dimana aku akan kembali meratapi sikap bodohku dulu yang mudahnya terperangkap dalam pesona seorang Edward.

******************

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hold Me CloseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang