Bab 1

10 0 0
                                    

"Ah sial, gara gara telat 5 menit harus dihukum beginian. Terus gaboleh masuk kelas, dasar bu point!" gumam ku dalam hati

gara gara guru ultra super duper gak jelas itu aku harus membersihkan kamar mandi. Guru itu sepertinya matanya buram, kan bukan hanya aku yang telat tapi banyak yang telat. Kenapa aku harus membersihkan kamar mandi yang bau itu sendirian. Ah biarlah aku tidak peduli.

"Woy le, mau nge basket gak ?" Seseorang bertanya kepada ku, ternyata itu Bagas

"Ah ga dulu deh, cape nih abis ngebersihin kamar mandi sendirian. Mau langsung balik gue, ape" Jawabku dengan kelelahan

Aku pun langsung bergegas pulang kerumah ku. Sejujurnya aku tidak nyaman jika terus menerus dirumah. Entah kenapa aku selalu ingin pergi keluar,mungkin karena keluargaku yang tidak se-sempurna orang lain.

"Mah aku pulang.." "huff lagi lagi ga ada orang"gumamku

Beginilah rumahku, selalu sepi setiap saat. Beruntunglah aku mempunyai sahabat. Aku pun menelpon sahabat terdekatku, yang paling mengerti akan keadaan ku, dan yang paling aku sayangi. Sayangnya dia milik sahabat ku sendiri, dan aku mempunyai orang lain. Mungkin hanya aku dan tuhan yang tau kalau aku sebenarnya sayang Caroline

"Kar.. lu dimane ? gue kerumah lu yak. you know lahh, bosen gue dirumah." Pintaku ke Caroline

"Lu mau kesini ? yaudah sini lah.. gue juga bosen. Btw si anuan tau lu mau kesini ?" tanya Anissa

"enggak, yaudahlah gue ajak aja.. sekalian gue ajak cowok lu yak" Jawabku dengan nada semangat.

"Ah.. lu gak tau ya.. yaudah deh lu kesini aja buruan. GAK PAKE LAMA ! SENDIRIAN !"pinta dia

"Iya iya bawel. pendek dasar"aku pun mengejek dia dan langsung menutup telepon itu.

Aku pun bergegas untuk mandi. Aku selalu berpikir, 'apakah ini aku yang sebernarnya ? sebenarnya apa yang aku mau ?'. Setelah membasuhi tubuh ku itu, aku langsung segera mengerinkan rambut ku dan segera memakai baju ku. Setelah semua siap aku dengan segera mengunci pintu rumahku dan mengendarai motor ku menuju rumah Anissa.

*bruaak*

"Hah apa tuh ?" tanyaku dalam hati

Ternyata ada seseorang yang bertabrakan. Salah seorang korban mengalami luka yang mengerikan, kulit wajahnya terkelupas karena terseret. Dan si penabrak meninggal ditempat dengan kepala yang pecah dan otak berceceran dimana mana. Dan aku pun hanya berani melihat dan langsung bergegas lagi menuju rumah Anissa.

Sesampainya aku dirumah Anissa, aku pun langsung memencet tombol belnya. Kemudian Anissa keluar dan langsung menyuruhku masuk. Tetapi ada sesuatu yang aneh dengan Anissa. Matanya membengkak, mukanya terlihat kecapean, dan tubuhnya lemas. Ketika sudah memasuki rumahnya, dia tiba tiba memelukku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

How Dare You !Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang