Chapter 2 : Aku harus bagaimana??

209 22 0
                                    

Author pov

Setelah menjawab telfon tersebut. Eunha langsung menuju ke belakang sekolah, dan langsung ia dapati ayah nya yang tengah diikat. Dan Eunha langsung menghampiri ayahnya.Tetapi saat Eunha sampai dibelakang sekolah.

X : Hei, kau datang terlambat dan Ayahmu sudah ku tembak.

Saat mendengar perkataan orang itu. Eunha langsung berlari menghampiri ayah nya yang tengah bertahan.

Eunha : Appa, Gwenchanseumnida?
Ayah Eunha : Gwaenchanayo.
Ayah Eunha : Eunha-ya, kau harus kuat hidup ini memang keras, jadi kau tidak boleh menyerah. Kau harus mandiri sekarang tanpa ayah. Selamat tinggal.
Eunha : Appaa.. Jangan tinggalkan aku.. Kenapa kau bunuh appa ku? Appa ku tidak bersalah apa apa..
X : Tidak bersalah apa apa kau bilang? Ayahmu yang menembak istriku. Kau bilang tidak salah apa apa, hah??!!
Eunha : Itu tidak sengaja. Kau tau?
X : Tidak sengaja apanya? Jelas jelas aku yang melihat sendiri kejadiannya. Eunha : Tapi apa harus kau bunuh ayahku?
X : Ayahmu menembak istriku hingga mati. Berarti ayahmu harus ditembak hingga mati juga. Itulah keadilan. Dasar anak pembunuh..
Eunha : Aku bukan anak pembunuh... (hiks, hiks)

Flashback to story

Dulu ayah Eunha adalah seorang polisi. Ia hendak menangkap X. Saat itu istri X tengah hamil. Pada saat ayah Eunha hendak menangkap X, tetapi X berlari. Ayah Eunha hendak menembaknya, tetapi dihalangi oleh istri X. Alhasil istri X tertembak dan meninggal. Ayah Eunha sama sekali tidak sengaja. Tetapi X tetap bersikeras bahwa ayah Eunha adalah pelakunya. Tetapi saat sidang penentuan berlangsung. Hasilnya ayah Eunha tidak bersalah, karena ketidaksengajaan. X tidak terima, lalu X menyusun rencana. Disaat anak itu ( Eunha ) besar. X akan membunuh ayahnya. Dan kejadian itu pun berjalan sesuai rencana X.

Back to story

Author pov

Sebenarnya sebelum Eunha menemui X. Eunha terlebih dahulu menelfon polisi. Dan ketika polisi datang, X langsung ditangkap. Ayah Eunha juga di larikan ke rumah sakit. Apalah daya nya badan Eunha berkeringat dan lemas. Eunha tidak bisa mengikuti ke rumah sakit. Eunha pun tetap duduk terpaku melihat ayahnya yang tertembak.

Di sisi lain. Teman teman Eunha sedang berbahagia. Mereka bersorak sorai atas kelulusan temannya. Tiba tiba Umji sadar, tidak ada Eunha disitu. Umji bertanya.

Umji : Teman -  teman dimana Eunha?

Mereka semua menengok nengok mencari cari.

Sowon : Hah, Eunha dimana?
SinB : Kenapa sampai tidak ada yang tahu?
Umji : Sedari tadi kita sedang berfoto aku tidak melihatnya.
Sowon : Mengapa perasaanku tidak enak?
Yerin : Begini saja, kita sebaiknya berpencar. Umji kau ke belakang sekolah, SinB kau cari ditaman, Sowon dan aku akan mencari di setiap koridor sekolah, dan kau Yuju cari di kantin dan di kamar mandi..
Sowon, SinB, Umji, Yuju : Ne,Arraseo!!

Mereka berpencar masing - masing. Saat Umji hampir sampai di belakang sekolah. Umji mendengar suara tangisan.
Dibenak Umji
Ada suara tangisan.. Seperti suara Eunha. Apa benar Eunha?

Umji mendekati sumber suara tersebut. Dan berlari.

Umji : Hah?? Eunha-ya gwaenchana?
Eunha : Ah.. Umji gwaenchanayo..

Eunha langsung mengusap air matanya.

Umji : Mata mu merah sekali. Kamu kenapa? Siapa yang membuat mu menangis? Dan kenapa ada darah disini?
Eunha : Ah.. Bukan apa apa? Sebaiknya ayo kita kembali.
Umji : Eunha yang benar saja? Jangan membuatku bingung..
Eunha : Nanti aku akan ceritakan kalau kita sudah pulang saja. Tapi kau tidak boleh memberitahu yang lain.
Umji : Sebenarnya ada apa??

Eunha tidak menjawab. Umji dan Eunha kembali menemui teman temannya. Dan banyak sekali
tanda tanya dipikiran Umji.

Benak Umji
Sebenarnya ada apa ini?? Aku takut sekali. Mengapa bisa sampai ada darah??

Sowon : Eunha-ya gwaenchana?
SinB : Mengapa mata mu merah sekali??
SinB : Apa kau habis menangis?
Yuju : Wajahmu pucat sekali, apa kau sakit?
Yerin : Kau tidak apa apa kan?
Umji : Lebih baik kalian diam saja, Eunha sepertinya masih shock. Aku pun tidak tahu apa penyebabnya. Sebaiknya kita tenangkan saja dia.

Kegiatan wisuda pun selesai. Mereka kembali ke dorm. Eunha langsung beranjak ke tempat tidur nya. Tiba - tiba ada yang menelfonnya. Eunha langsung mengangkatnnya.

Eunha : Yeoboseyo?
Rumah sakit : Apa benar ini saudara Jung Eun Bi?
Eunha : Ne, ada apa?
Rumah sakit : Ayah anda terselamatkan. Untung saja pelurunya hanya mengenai bagian luar dada. Besok anda diwajibkan datang untuk mengurus administrasinya. Dan pasien bisa pulang lusa.
Eunha : Ne, Arraseo. Saya akan mengurus administrasi nya besok.

Author pov

Saat itu juga, hati Eunha sangat bahagia. Ia sangat bahagia. Dan ia tidak percaya apa yang terjadi saat itu. Semua berkat keadilan tuhan..



Maaf aku telat update. Karna tugas sekolah yang numpuk *(kok jadi curhat ya?). Jadi maaf banget. Janji deh ga bakaln kya gini lagi. Gimna ceritanya? Terlalu pendek? Gaje? Kebanyakan typo? Comment aja.. Nanti aku betulin

Budayakan ya VOTMENT gaess..
Jangan lupa yaaa..

Friendship is a Better WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang