Part 1 - Ketidaksengajaan

62 4 5
                                    


haruman neol bol su itdamyeon
If I could see you for just one day

haruman ne mam al su itdamyeon
If I could understand your feelings for just one day

Seorang namja berjalan santai menuju sebuah ruangan yang biasa ia kunjungi setiap harinya. Ruangan yang tidak pernah terlewatkan barang sehari saja. Namja tersebut menurunkan topinya agar orang-orang yang berlalu lalang tidak mengenali siapa sebenarnya namja itu. Dia tersenyum menyadari sama seperti hari sebelum-sebelumnya dia lolos dari tatapan mengintimidasi orang sekitar. Fiuuuhh seperti biasa semua aman terkendali. Tapi sesaat langkahnya terhenti ketika sebuah suara mengusik dirinya. Suara musik. Musik tersebut berasal dari dalam ruangan yang akan digunakannya dan gagang pintunya baru saja ia sentuh.

"Siapa didalam?" batinnya

Memang ruangan ini adalah tempat umum, tapi seingatnya ruangan ini selalu terkunci rapat. Sehingga tidak mudah untuk masuk tanpa meminta persetujuan dan kunci dari si penjaga yang super bawel dan galak itu. Pengecualian dirinya karena sudah memiliki perjanjian yang disepakati bersama mengenai tempatnya sehingga dia memiliki kunci duplikat yang sekarang ada di genggamannya.

"Siapa yang dapat mengakses tempat ini selain aku? Bukankah penjaga galak itu tidak mudah memberikan persetujuan mengenai tempat ini? Lalu sekarang apa? Heol! Aku bahkan harus merayunya dengan hal paling menjijikkan. Aegyo, uuhh" namja yang sedari tadi berdiri di depan pintu itu memutar matanya ketika mengingat bagaimana dia harus menahan rasa malunya karena melakukan aegyo kepada seorang ibu penjaga ruangan ini.

"Ahh aku harus tau siapa yang bisa mengalahkan aku" seketika sang namja memutar kenop pintunya dan menyembulkan kepalanya melihata siapa kiranya orang yang bisa menembus pertahanan si ibu.

"Siapa dia?" namja itu menautkan kedua alisnya ketika melihat sesosok orang sedang melakukan gerakan tarian dengan begitu lancar dan santai. Membuatnya terpaku pada gerakan tarian tersebut dan tidak menyadari bahwa dirinya sudah berdiri di dalam ruangan tepat di depan pintu.

Orang yang berada dalam ruangan tersebut tidak sadar jika ada orang lain yang sudah masuk ke dalam ruangan dan memperhatikan setiap gerakan yang dia lakukan. Dia bahkan tersenyum sambil memperhatikan pantulan dirinya yang sedang meliuk-liukkan badanya dengan leluasa. Sesekali gerakannya semakin cepat dan sulit dilakukan. Dia melakukan dance yang tidak biasa.

"Woow kau hebat" tanpa sadar namja yang berdiri itu bergumam membuat sang pemilik gerakan terpaku ditempat dan berhenti dari gerakannya

"Ah mian. Aku tidak bermaksud untuk menginterupsi gerakanmu, hanya saja..ya...aku..kau..ehhh..gerakanmu sangat bagus dan natural" namja tersebut menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal itu

"Kau siapa?" tanya seseorang itu dengan masih menghadap pada cermin yang memantulkan dirinya

"Uhh..kau tidak tahu siapa aku?" tanyanya bingung

"Memangnya kau siapa sampai aku harus mengenalmu?" dia bertanya balik

"Ahh mungkin kau tidak mengenaliku karena topi ini" namja tadi berusaha membuka topinya

"Tidak perlu. Aku tidak peduli siapa kau sebenarnya" seseorang itu berkata cuek menahan sang namja untuk membuka topinya dan mengenalkan siapa dirinya sebenarnya.

"Aku permisi dulu. Maaf jika menggunakan ruangan ini tanpa pengetahuanmu" seseorang itu mengambil tasnya dan berjalan ke arah pintu untuk keluar

"Tunggu dulu. Siapa namamu?" sang namja penasaran dengan sosok orang yang sudah mengabaikannya ini

"Kau tidak perlu tahu. Sama seperti aku tidak ingin tahu siapa kau sebenarnya" tersenyum sinis seseorang itu berjalan keluar dan mengambil kunci yang dia gunakan untuk masuk ruangan tadi

The Last Hope (3 Shoots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang