Seorang perempuan sedang duduk di bawah pohon rindang di belakang kampusnya. Tangannya menari dengan lincah di atas keyboardlaptopnya. Raut mukanya yang sedari tadi merengut kesal karena bakso favoritenya tumpah, kini tergantikan dengan muka sumringah. Dia masuk ke blog pribadinya, dan mulai menulis sesuatu.'tik...'
'tik...'
'tik...'
Hallo...... Putri Amandani kembali. Sekarang aku ingin bercerita tentang seseorang yang selama ini aku idolakan. Yosh, kita mulai saja!
'tik...'
'tik...'
'tik...'
Dia itu cowok tampan dan jenius yang banyak disukai perempuan di sekolahku. Yah terlebih sahabat-sahabatku juga tengah mengincarnya. Dia selalu aktif dalam kegiatan extra kurikuler karate yang di banggakan kampusku. Dia juga seorang anggota band yang pernah masuk televisi lho. Mungkin kalian pernah lihat.
Dia itu punya badan tinggi tegap, kulitnya putih agak kecoklatan, yang pasti dia tampan. Rambutnya selalu acak-acakan saat selesai karate. Aku tahu karna aku selalu menunggunya barang sebentar saja saat dia selesai karate. Wajahnya selalu tersenyum manis. Dia juga punya hidung mancung, mata hitam yang seperti--- ahh sangat menusuk hatiku yanh selalu dibuat berdebar-debar. Dia itu sempurna. Bahkan mungkin malaikat pencabut nyawa akan iri dengan wajah tampannya.
Aku mengidolakannya dari dulu. Ya dia adalah sosok sahabat kecilku. Walau terkadang sikapnya menyebalkan, tapi aku tetap mengidolakannya. Mungkin sebagian orang menganggapku gila, karena yang aku sukai adalah seorang malaikat. Sedangkan aku seorang buruk rupa. Tapi aku tidak peduli apa pendapat orang. Cinta tak mengenal wajah, kan? Hahaha aneh juga.
Tapi, aku hanya bisa menatapnya dari kejauhan. Bagaimanapun juga, meski aku pernah menjadi teman kecilnya, aku hanya seorang wanita jelek dengan otak yang rendah. Tidak sepertinya yang menjadi idola hampir semua perempuan di kampusku ini. Kadang aku hanya bisa tersenyum miris saat melihatnya dikerumuni perempuan cantik. Dan yang pasti sexy.
sahabatku loly, dia perempuan yang tak kalah cantiknya dengan penggemarnya. Dan satu hal yang pasti, dia sangat tidak suka denga. Idolaku itu. Dia bilang iidolaku itu orangnya sombong, senyumnya palsu dan playboy. Tapi aku tak peduli. Aku malah menyukainya. Entah kenapa, hanya kepadaku ia menunjukkan tatapannya. Di mataku, ia berbeda dengan yang dikatakan teman-temanku. Ia sosok yang hangat dan baik. Itu karena aku mengenalnya dari kecil.
Aku tak pernah bosan menatap wajahnya. Walau suka tebar pesona, aku tak pernah mempedulikannya. Bolehkah aku berharap? Aku ingin ia tertawa dan tersenyum padaku juga. Memang dia pernah Tersenyum padaku. Tapi hanya senyum mengejek yang terukir di bibirnya.
Dia sering memanggilku Pendek yang akan kubalas dengan sebutan jelek. Kami sering bertengkar, saling mengejek atau saling tukar tatapan membunuh. Walaupun begitu, terkadang dia selalu membantuku saat aku Dibully para penggemarnya, karena menurut mereka aku tak pantas disampingnya.
Aneh bukan? Terkadang sikapnya menyebalkan, terkadang dia juga sangat baik. Aku benar-benar bingung, apakah ia merasakan juga perasaan yang kini tengah aku rasakan? Hm, semoga saja…
Ya, itulah sosok yang membuat diriku tegar. Jika bukan karena dia, mungkin aku sudah pindah dari kampusku ini. Dapatkah kalian tebak siapa dia?
'tik...'
'tik...'
'publikasikan and save...'
Putri terdiam. Ia kembali melihat hasil ketikannya dengan wajah tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
crazy love (completed)
RomanceOneshoot Completed Bagaimana jadinya jika orang yang kau sukai selalu aktif membaca curhatan cintamu saat yang kau curahkan itu orang yang membacanya sendiri