"Hembusan angin menyelimuti, sang angin dan badai seakan menerpa menghembuskan mimpi indah di malam gelap, gelap dan sunyi tanpa setitik cahaya disana"
Seorang gadis tengah termenung di ujung ruangan. Berselimutkan dinginnya angin malam ini. Paras yang seolah mencerminkan kebahagiaan, namun jiwa ini tlah hancur berkeping. Dia adalah prilly arnetta. Biasa di panggil prilly. Di usianya yang baru menginjak 17 tahun, tak seharusnya dia mengalami peristiwa pahit dalam keluarga. Beruntung ia masih mempunyai seorang sahabat yang selalu mengerti keadaannya yang bernama Tania. Prilly adalah sosok yang ceria dan sangat aktive, namun semenjak beberapa bulan terakhir ini entah mengapa dia berubah menjadi lebih tertutup dan lebih mudah tersulut emosi jika ada orang yang mengusik kehidupanku.
Jam dinding tua di kamar ku berbunyi hingga 10 kali tanda malam itu tepat pukul 22.00 WIB. Mata ini tak mau untuk memejam. Entah karena memang enggan untuk terlelap atau karena telinga ini bising akan cekcok antara dua manusia paruhbaya berbeda jenis itu. Ya, merekalah orang tua ku. Masih saja seperti anak kecil, tidak pernah bisa menyelesaikan masalah tanpa bertengkar. Selalu mementingkan egonya masing masing tak pernah ada yang mau mengalah.
Malam menjelma menjadi fajar, hari ini hari minggu hari yang biasa digunakan oleh keluarga normal sebagai quality time bersama keluarga,tapi tidak dengan keluarga ku. Saat aku keluar kamar mama memanggil.
"Prilly sini nak, mama dan papa mau bicara." Aku menghampiri mereka di ruang keluarga dan duduk di antara mereka berdua.
"Ada apa ma?" Tanya ku. Entah mengapa perasaanku tidak tenang sekali sejak tadi malam.
"Begini....mama dan papa memutuskan untuk berpisah." Ucap papa.
Aku terdiam perasaanku tidak karuan hal yang selama ini aku takutkan akhirnya terjadi. Aku bingung harus menjawab apa menyetujuinya atau mencegahnya.
"Mama pasti bercanda deh."
"Kami serius prilly."Ucap papa
Aku terdiam mendengar ucapan papa
"Ya sudah tidak apa apa. Prilly memohon pun kalian tak akan mendengarnya" Ucap ku berusaha cuek.
"Kalo begitu nanti kamu bisa tinggal 1 minggu dengan papa dan 1 minggu dengan mama."
"Ya. Terserah kalian " ucap ku berusaha cuek.Mungkin ini yang terbaik. Aku tidak mau mencegahnya toh kalau aku meminta mereka untuk tidak bercerai mereka tidak akan mengabulkannya. Aku tidak mau melihat mereka terus terusan bertengkar.
Aku harus bisa menerima ini. Aku tidak boleh menangis. Tapi entah mengapa tiba tiba air mataku telah mengalir membasahi pipi."Aku ke kamar dulu." Pamit ku pada ortuku sambil mengusap air mata ku.
*******
"Hai pril ..." sapa tania sahabatku
Aku duduk dibangku samping tania.
Seolah tau apa yang ku rasakan tania menegurku.
" kenapa....???" Tanyanya halus
"Nggak apa-apa kok." Ucap ku sambil tersenyum terpaksa.
"Prill, dengan kamu kayak gitu aku semakin yakin kalo ada apa apa."
"Kenapa? Orang tua kamu berantem lagi?" Lanjutnya.
" lebih dari itu ta...orang tuaku mutusin buat cerai." Ucap ku pada tania sambil menahan air mata yang sudah siap menetes.
Tania terdiam. Mungkin dia juga shock mendengar ceritaku.
"Lo yang sabar ya. Mungkin ini tang terbaik buat lo dan keluarga elo."
Tania pun memeluku mencoba memberikan ketenangan.Saat aku sedang di kantin bersama tania, aku melihat segerombolan siswi yang duduk di bangku di sudut kantin sedang berbisik satu sama lain sambil sesekali mencuri pandangan kearahku.
"Eh,, tau kabar terbaru ttg si prilly nggak?" tanya seorang siswi yang bernama celsie
"Emang apa?" Tanya dita
"Denger denger si orang tuanya mau cerai." Jawab siswi yang lain bernama Anggel
"Kok bisa sih cerai."
"Gak tau."
"Ih...berarti dia anak broken home dong, gue gak mau deket deket dia orang tuanya aja hidupnya gak harmonis pasti dia juga gak jauh beda."
"Iya bener tuh."Aku yang mendengar mereka berbicara seperti langsun berdiri dan menghampiri mereka.
"Heh,,,apa maksud lo ngomong gitu. Tau apa lo soal gue." Ucap ku sambil menggebrak meja kantin.
Aku tak peduli dengan orang orang yang memandangku aneh. Aku sudah terlalu jengah mendengar mereka selalu mengolok olok seperti itu.
"Emang gitu kan kenyataannya. Keluarga lo yang gak harmonis jadi in lo kayak sekarang ini."
"Gebrak gebrak meja sembarangan.kayak orang gak tau sopan santun."
"Jaga ya bicara lo. Gue gak bakal kayak gini ya kalo lo gak mulai!!"
"Udah pril tahan emosi lo. Kalo lo bales mereka lo ngak ada bedanya sama mereka"Setelah mendengar ucapan tania aku segera pergi dari sana menuju taman belakang sekolah.
"Hiks...hiks...emang kenap sih sama anak broken home kenapa mereka selalu nge judge anak broken home itu dengan hal yang negatif." Ucap raya pada dirinya sendiri.
Setelah cukup lama dia menangis. Dia akhirnya menyeka air matanya dan berkata
"Oke. Gue harus tunjukin ke mereka semua kalo pendapat mereka ttg anak broken home itu salah." Tekadnya
******
Bel pulang sekolah telah berbunyi siswa siswi SMA harapan bangsa pun berhamburan keluar kelas.
Prilly dan tania berjalan menuju gerbang sekolah bersama sama. Hari ini prilly memutuskan untuk menginap di rumah tania.Pukul 17.00 wib mereka sampai di rumah tania.
Ting tong....
Tak lama setelah bel ber bunyi pintu pun terbuka, memperlihatkan tante linda ibu tania.
"Eh... prilly ayo masuk sayang. Kata tania kamu mau nginep disini ya."
"Iya tan boleh kan."
"Ya boleh dong sayang ,biasanya juga kamu sering nginep disini. Kamu ini ih kaya sama siapa aja." Ucap tante linda.
Aku pun hanya tersenyum mendengarnya.Ya memang aku sering menginap disini dan aku juga sudah menganggap tante linda seperti mama ku sendiri. Dari beliau aku bisa mendapatkan Kasih sayang seorang ibu yang sejak beberapa bulan belakangan ini sudah jarang bahkan hampir tidak pernah aku dapatkan.
"Kamu udah makan belum sayang."
"Belum..." Ucap ku sambil memperhatikan deretan gigi putih ku.
"Ya udah yuk kedalam dulu tante lagi masak nih."
Kamu mau makan apa, biar tante masakan"
"Apa aja tan , apapun yang tante masak pasti aku suka."
"Ya udah sana kamu keatas sana tania lagi dikamar."Aku pun meninggalkan tante linda dan menuju kamar tania.
"Tania....." teriaku setibanya di kamar tania dan langsung menjatuhkan tubuhku di kasur tania.
"Aduh pril kebiasaan deh lo kalo dateng ke kamar gue gak ketuk pintu dulu." Omel tania.
"Hehehe.... " Aku hanya memperlihatkan deretan gigi putih ku sambil mengacungkan jari tengah dAn telunjuk membentuk huruf V.
Tania hanya menghela nafas dan menggelengkan kepala melihatku.*******
"Pril gimana kabar papa mama kamu. Emmm tante denger dari tania kalo orang tua kamu...?" Belum selesai tante linda berbicara prilly yang sudah mengerti maksud tantenya itu pun memotong ucapan tantenya.
"Emm,,,, ya gitu lah tan." Ucap ku sedih
"Kamu yang sabar ya, coba kamu bilang ke mereka, cegah mereka buat gak pisah.""Percuma tan aku udah sering ngomong ke mereka, aku capek denger mereka berantem terus. Mungkin ini yang terbaik."
Tante linda pun hanya bisa diam mendengar penuturan ku.
"Ya udah sana pada istirahat besok kan sekolah."
"Iya tan. Good night tan."
"Good night ma."
"Good naigt sayang sayangku."Aku dan tania pun masuk kedalam kamar tania.
******
Hari ini rasanya aku malas sekali pulang kerumah.Aku pun memutuskan untuk ke taman kota yang tak jauh dari rumah.
Aku berjalan ke tepi danau,tempat yang biasa aku kunjungi saat malas pulang kerumah atau pun lagi sedih. Namun saat aku tengah menatap danau yang ada didepanku aku dikagetkan dengan seseorang yang tiba tiba duduk disampingku.....TBC.....
jangan lupa vote and coment
Thanks😊😊🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
Fanfiction"Hembusan angin menyelimuti, sang angin dan badai seakan menerpa menghembuskan mimpi indah di malam gelap, gelap dan sunyi tanpa setitik cahaya disana" Akankah cinta ini membawa kebahagiaan. Aku mencintaimu jangan pernah tinggalkan aku I Love You