sitari

50 2 2
                                    

"Lyan, cepat kemarilah ada sesuatu yang ingin ayah tunjukkan" ayah nampak tergopoh-gopoh sambil menunjukkan selembar kertas yang lebih mirip kartu ucapan berwarna silver

Aku berlari-lari kecil, sambil menjilat permen lilipop hadiah ayah kemarin lusa, aku bisa melihat kertas itu bukan sembarang kertas, berbentuk seperti kartu ucapan, ayah mulai membacakannya keras-keras

' Selamat pagi,

Kami ucapkan selamat kepada ananda Lyan sitari yang telah terpilih menjadi siswa di sekolah sihir nomer wahid "xilon "jl xx no.5758 '

tertanda Lukan

kepala sekolah

ayah memelukku erat-erat, setelah selesai aku membolak-balikan kartu itu sambil mengucapkan kode yang tertera diujung kanan atas

'monpore elasto'

Lalu muncullah kartu identitasku, bergambar fotoku memegang lolipop dan tertera nama Lyan sandera debois

Aku mengerutkan kening, aihh fotoku lucu sekali, nama baru yang keren

"Ayah, akan menyiapkan keperluanmu Lyan sandera debois" ayah menggodaku dengan nama kerenku

****

Lyan sitari, aku biasa dipanggil Lyan, aku akan menceritakan rahasia keluarga sitari, husttt ini rahasia berjanjilah tak mengatakan pada siapapun

Aku terlahir dari pasangan penyihir yang cukup berbakat dikota lama ini, ibuku bernama helina sitari dan ayahku bernama hogus sitari, kelahiranku menjadi berita santer yang menyebar keseluruh kota lama bahkan kota baru,

Pada umunya para penyihir akan melahirkan dengan cara normal seperti manusia umumnya, namun tidak denganku, aku lahir dengan bantuan sihir dan itu adalah dosa besar bagi kami kaum penyihir, larangan keras menggunakan sihir. Akan sangat berisiko bagiku dan juga ibuku, akan terlihat seperti menyetor nyawa secara sukarela.

Saat itu, kondisi alam tidak bersahabat, ibuku mengalami komplikasi hebat yang menyebabkan kesehatannya berangsur-angsur memburuk, untuk menyelamatkanku ibuku terpaksa menggunakan seluruh sihirnya untuk membuatku hidup, ayah terang saja sangat kecewa dengan keputusan ibuku, namun ia tak bisa berharap lebih, bahkan ayah juga menyumbangkan sihirnya untukku

Detik-detik menakutkan itu terjadi,

Ibuku mengerjang kesakitan, berteriak sambil terus berusaha mengucap mantar suci 'elamor kusiorerto' seluruh penyihir kota lama dan baru berkerumun mengelilingi rumah kami sambil terdiam, tertunduk seperti tak mampu berbuat apapun selain memberi dukungan lewat diam,

ayah memegang erat tangan ibuku, sambil berusaha menggoyangkannya agar ibu terus sadar,

Seorang penyihir tua si pengelana berjalan tergopoh-gopoh sambil terus bergumam," celakalah, celakalah"

Ia berjalan mendekati bapak ibuku sambil berteriak " segera hentikan, atau akan terjadi bencana yang lebih besar " ayah dan ibuku tak bisa mendengar dengan jelas teriakan si pengelana

Si pengelana kembali menemui penyihir kota lama dan baru, meneriaki mereka, " segera hentikan, jangan diam saja"

Salah seorang penyihir maju dan bertanya " ada apa wahai pengelana, bencana apa yang kau katakan?"

" Ini adalah muslihat penyihir jahat yang tak bisa kusebut namanya, jika ia lahir dari hasil sihir maka penyihr jahat akan hidup lagi dan mengacaukan semuanya" semua penyihir tertegun lalu diam,

"tak pernah ku dengar ada kisah semacam itu atau bencana seperti yang kau katakan" ucap salah satu penyihir kota baru

"Untuk itu aku datang jauh-jauh dari negeri kelana untuk memberitahukan rahasia yang selama ini bungkam" si pengelana mencoba mempengaruhi semua penyihir, namun mereka tetap saja tak bergerak, mereka terus menimbang-nimbang kebenarannya, namun sayang aku sudah terlahir lebih dulu sebelum mereka memutuskan langkah.

Dengan hembusan nafas terakhir ibuku aku terlahir, kami sempat berdialog sebentar, jangan kau tanya seperti apa dialog kami karena itu adalah sebuah rahasia,

ayah memelukku lalu segera membawaku pergi agar dapat meredam suasana yang makin kacau, ku sebut mantra pertama kali saat itu, 'espagor galalopi' dan jasad ibu melebur bersamaan tiupan angin mengikuti kami

Sekitar umur 4 tahun kami menghabiskan waktu dan tinggal di pelosok hutan yang tersembunyi, aku tumbuh menjadi Lyan si ajaib, aku cepat belajar apapun, aku tangkas, cerdik dan sedikit nakal kata ayahku

Setelah masalah kelahiranku cukup mereda, ayah memutuskan untuk kembali ke kota lama, pada awalnya penyihir kota lama masih ragu menerima kami, namun berkat kecerdikannku aku bisa menyakinkan mereka untuk menerima kami,

Kau tahu dengan apa aku menyakinkan mereka? Lagi-lagi aku menggunakan sihir ajaibku, dan tak seorangpun tahu termasuk ayahku

****

Saat ini genap umurku menjadi 6 tahun dan aku diterima disekolah sihir Xilon, sebuah sekolah penyihir hebat, aku tak kaget jika akhirnya diterima disekolah itu, karena kau tahu ini adalah rahasia dialogku dengan ibuku kala itu,

Lyan sandera debois, aku terlahir sebagai berita kemengangan, sebagai pelipur lara untuk semua kaumku, aku memiliki banyak rahasia, aku mecintai kaumku, ayahku dan kota lamaku,

"Ibu, hari yang kita tunggu semakin dekat" ucapku pada angin yang terus berputar-putar menari-nari didepanku

"Segeralah nak, ingat siapa target utamamu, jangan lengah gegabah, apalagi terlihat hebat disana, pelan-pelanlah, ibu akan terus menemanimu"

****

di Xilon,

Hari itu pun tiba, tenanglah aku tak akan cepat menangkapmu, kau santailah disana, jangan sampai kau cepat mengira-ngira siapa aku, karena aku akan membuatku semakin bingung nantinya, ayo kita bermain-main disana,

"perkenalkan namaku

Lyan sandera debois dari kota lama" perkenalan manis dengannya, aku tersenyum manis namun menyembunyikan senyum lainnya

"Tenang ada waktunya untuk menunjukkan warna sesungguhnya"

****

kota lama,

kota lama banyak ditinggali penyihir tua, mereka berkerja tak cukup banyak menghasilkan rupiah dibandingkan dengan kota baru, kota lama banyak ditinggalkan penyihir yang menyukai gaya hidup glamour dan hedonis, hanya mereka yang merasa cukup bersahaja yang setia tinggal disini, kota lama lebih menyuguhkan pemandangan yang sederhana, sejuk dan serba tua tatanannya, hanya aku yang termuda diantara lainnya, tak ada kelahiran lagi setelah kelahiranku, ayahku ingin menyembunyikanku sampai aku siap bertemu dengan para penyihir dan pengelana yang diwasiatkan ibuku baru-baru ini.

" Debois"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang